OPINI EDITOR GOAL INDONESIA
PRO - AHMAD REZA HIKMATYAR
”Tak serius saja juara, bagaimana jika serius?” Mungkin celetukan itulah yang paling pantas menggambarkan keberhasilan Jerman jadi kampiun Piala Konfederasi 2017. Maklum, Der Panzer sukses merengkuh trofi pemanasan Piala Dunia itu dengan skuat eksperimental. Joachim Low sengaja tak menyertakan para penggawa senior, untuk memberi pengalaman sekaligus seleksi bagi para calon anggota baru. Apalagi kesuksesan ini meneruskan keberhasilan skuat junior mereka merajai Euro U-21, akhir pekan lalu.
Anda bisa bayangkan seperti apa kekuatan Jerman di Piala Dunia 2018 nanti, ketika skuat juara Konfederasi diintegrasi dengan para penggawa senior plus sederet kampiun di level junior. Tak ada alasan untuk Nationalmannschaft gagal pertahankan Piala Dunia di Rusia nanti!
DAFTAR JUARA PIALA KONFEDERASI 2017
KONTRA - SANDY MARIATNA
Sepanjang sejarah hanya Italia (1934, 1938) dan Brasil (1958, 1962) yang berhasil mempertahankan gelar Piala Dunia dan itu pun karena kasus spesial. Italia karena tekanan dari rezim berkuasa, sementara Brasil karena, well, mereka adalah Brasil.
Saat ini, Jerman memang memiliki kedalaman skuat dan regenerasi pemain yang sulit ditandingi timnas mana pun. Namun di satu sisi, sepakbola dunia terus berkembang dengan kualitas antarnegara yang semakin merata seiring bangkitnya kekuatan baru dan lama seperti Cile, Belgia, Brasil, dan Prancis. Ini mungkin bukan pendapat populer, tapi target Die Mannschaft untuk mengikuti jejak kuno Italia dan Brasil adalah pekerjaan yang amat, amat berat.
Jangan lupakan pula, mereka masih harus mematahkan kutukan juara Piala Konfederasi.
Itu adalah opini pro dan kontra dari dua editor kami, bagaimana dengan pembaca? Isi polling dan tulis analisis Anda dalam kolom komentar yang telah disediakan di bawah ini...
