PENGANTAR
Filipina merupakan salah satu tim yang dalam beberapa edisi Piala AFF terakhir kerap diperhitungkan, meski akhirnya gagal melangkah hingga final. Azkals, julukan mereka, nampak sangat siap untuk Piala AFF edisi tahun ini.
Tergabung di Grup B, otomatis Filipina bakal jadi halangan kuat untuk timnas Indonesia di grup neraka tersebut -- karena juga dihuni Singapura, juara bertahan Thailand serta tim nonunggulan, Timor Leste. Berstatus sebagai kontestan Piala Asia tahun depan, Filipina memanaskan kekuatan terbaik mereka untuk event tersebut di Piala AFF ini.
Kemajuan sepakbola dari Filipina memang nyata, dibuktikan lewat penampilan Ceres Negros di kompetisi Asia, dan beberapa pemain dari Ceres menjadi bagian skuat Filipina di AFF nanti. Materi pemain yang cukup memadai yang dimiliki mereka, bakal disempurnakan dengan kehadiran mantan pelatih timnas Inggris, Sven-Göran Eriksson.
SKUAT

Kiper: Neil Etheridge (Cardiff City), Michael Falkesgaard (Bangkok United), Patrick Deyto (Davao Aguilas Bellmare)
Belakang: Stephan Palla (Buriram United), Daisuke Sato (Sepsi Sfantu Gheorghe), Amani Aguinaldo (Ceres Negros), Alvaro Silva (tanpa klub), Carlie De Murga (Ceres Negros), Martin Steuble (Ceres Negros), Marco Casambre (Davao Aguilas Bellmare)
Gelandang: Mike Ott (Ceres Negros), Luke Woodland (Suphanburi FC), Manny Ott (Ceres Negros), Kevin Ingreso (Ceres Negros), John-Patrick Strauss (FC Erzgebirge Aue), Stephan Schrock (Ceres Negros), James Younghusband (Davao Aguilas Bellmare), Paul Mulders (Ceres Negros), Iain Ramsay (Felda United), Dennis Villanueva (Davao Aguilas Bellmare), Adam Tull (Davao Aguilas Bellmare FC)
Striker: Phil Younghusband (Davao Aguilas Bellmare), Curt Dizon (Ceres Negros), Patrick Reichelt (Ceres Negros), Javier Patino (Buriram United), Jarvey Gayoso (Ateneo De Manila University), Jovin Bedic (Kaya FC Iloilo), Misagh Bahadoran (Perak FA), OJ Porteria (Ceres Negros).
PELATIH

Entah apa yang terjadi pada timnas Filipina dan federasi mereka, PFF, sampai harus mengganti pelatih secara tiba-tiba namun akhirnya mendapatkan nama sekelas Sven-Göran Eriksson. Pelatih asal Swedia itu diharapkan PFF bisa membawa dimensi baru untuk kebangkitan sepakbola dari Filipina, setelah menggantikan Terry Butcher dan penasihatnya Scott Cooper.
Reputasi mentereng dari Eriksson jelas membuat Azkals menjadi sorotan dunia, karena Eriksson pernah membawa Inggris dua kali tampil di Piala Dunia, sekaligus membuat ranking Tiga Singa lompat di tabel FIFA, dari 17 ke empat, setelah Piala Dunia 2006, di Jerman. Selain itu, Eriksson juga pernah meraih trofi di kompetisi Eropa, seperti Italia, Portugal, Swedia dan melatih klub-klub Inggris.
Kehadiran pelatih 70 tahun ini membuat Filipina menjadi destinasi menarik bagi para pemain blasteran yang tersebar di kompetisi Eropa. Hal itu diumbar oleh Dan Palami selaku manajer timnas Filipina, yang membeberkan bahwa ada puluhan pesan untuk dirinya dan PFF dari pemain di Eropa, bahwa mereka siap membela Filipina untuk Piala Asia tahun depan.
TAKTIK & PREDIKSI
affsuzukicup.comEriksson belum memperlihatkan sentuhannya untuk Filipina, karena tidak ada satu pun laga uji coba internasional yang dilakoni mereka sebelum Piala AFF dimulai. Namun, ketika masih ditukangi Scott Cooper, Azkals sendiri kerap mengubah-ubah taktik.
Filipina yang biasa memasang formasi empat bek, hanya menggunakan tiga bek saat melawan Bahrain, September lalu. Strategi coba-coba dari Cooper dinilai berjalan cukup baik meski pemain baru saja melakukannya, kedua tim bermain imbang 1-1, di Bin Jassim.
Dua kemenangan, atas Laos dan Bangladesh, mengimbangi Oman dan kalah dari Tajikistan menjadi catatan perjalanan James Younghusband dan kolega sebelum Piala AFF dimulai. Persiapan mereka terhambat karena pemain yang berkompetisi di Eropa mungkin tak bisa memenuhi TC akhir sebelum turnamen.
Dengan materi skuat dan pelatih yang bagus, ditambah persiapan yang serius, Filipina bisa saja mengulangi kesuksesan 2010 dan 2014 ketika mereka melaju hingga semi-final. Edisi sebelumnya sangat kelam, karena mereka gagal lolos dari fase grup di rumah sendiri. Maka Piala AFF tahun ini bisa jadi penebus kegagalan dua tahun lalu.

