LAPORAN AHMAD REZA HIKMATYAR DARI YANGON Ikuti @rezahikmatyar di twitter
Berbicara Timnas Indonesia U-19 saat ini, mungkin Anda baru mengenal pemain-pemain seperti Egy Maulana Vikri , Hanis Saghara Putra, atau yang terbaru Feby Eka Putra. Maklum tim ini belum sepopuler era Evan Dimas cs dahulu, meski miliki potensi yang sama besar.
Namun ketika ditanya siapa pemain yang paling unik dalam skuat arahan Indra Sjafri jawabannya adalah sang bek sayap andalan, Muhammad Rifad Marasabessy. Sosoknya yang periang, membuat orang lain cepat akrab dengannya.
Rifad merupakan harta karun sepakbola lainnya dari tanah Tulehu. Lahir pada 6 Juli 1999, pemain berpostur 166 centimeter ini memiliki kecepatan tinggi dan dibalut teknik olah bola yang memukau.
Pertandingan Berikut
SIMAK JUGA: Edy Minta Timnas U-19 Terus Berjuang Demi Bangsa
Meski begitu, perjalanan karier Rifad hingga sampai ke titik ini tak semulus kelihatannya. Dia sempat dilarang menggeluti sepakbola secara serius oleh orang tuanya, ketika memasuki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Orang tuanya, terutama sang Ibu, berharap Rifad hanya fokus pada pendidikannya hingga jenjang perguruan tinggi. Namun kengototan Rifad untuk menjaga cita-citanya sebagai pesepakbola profesional, mulai menampakkan hasil.
Rifad secara luar biasa sanggup menembus tim utama Madura United yang berkompetisi di Liga 1 Indonesia, di usianya yang masih 18 tahun. Tak heran bila kemudian dirinya dipanggil Timnas U-19 ke ajang Piala AFF U-18 dan jadi andalan di sisi kanan pertahanan.
Selain karena kualitas, sosok Rifad yang periang membuat kehadirannya jadi semakin penting untuk sebuah tim. Tak terkecuali di Timnas U-19 . "Pemain paling suka bercanda ya Rifad, tidak ada lagi," tutur media officer Timnas U-19, Bandung Saputra.
Menjadi wajar bila kemudian Rifad cepat akrab dengan para jurnalis, yang turut meliput kegiatan Timnas U-19 di Myanmar. Situasi itu kemudian dimanfaatkan pemain murah senyum ini untuk memenuhi kegilaannya pada makanan cokelat.
"Bang, mana cokelatnya?" begitu pertanyaan yang lazim dilontarkan Rifad ketika bertemu para jurnalis. Selama di Myanmar, Rifad memang tak bisa memendam nafsunya untuk mengonsumsi cokelat, sehingga kerap meminta bantuan para jurnalis untuk mencarikan makanan dari buah kakao tersebut.
SIMAK JUGA: Bek TImnas U-19 Antisipasi Kecepatan Vietnam
Rifad sendiri tak memiliki alasan khusus mengapa dirinya bisa begitu menyukai cokelat. Dia mengaku sudah menyukainya sejak kecil, tanpa pengaruh siapa pun.
"Saya tidak tahu kenapa bisa begitu suka. Bukan juga karena [pengaruh] orang tua. Saya cuma suka saja dari kecil sampai sekarang. Saya tidak suka rasa [manis] lainnya, apalagi rasa strawberry, " terangnya kepada Goal Indonesia .
Seperti banyak diketahui, salah satu khasiat terkenal dari mengonsumsi cokelat adalah dapat meningkatkan mood. Jadi seharusnya kita tak perlu khawatir pada performa Rifad, selama ada cokelat di sampingnya!