Terjadi kerusuhan di berbagai wilayah Prancis setelah laga semi-final Piala Dunia 2022 yang mempertemukan Maroko dan Prancis, pada Kamis (16/12) dini hari WIB.
Maroko harus mengubur mimpi mereka untuk kali pertama tampil di final Piala Dunia, karena Prancis berhasil mencetak dua gol tanpa balas lewat Theo Hernandez dan Randal Kolo Muani.
Terdapat beberapa suporter Maroko yang kecewa di titik-titik kota Montpellier, Prancis, sehingga menyebabkan huru-hara dan polisi harus bertindak untuk mengamankan mereka.
Yang menyedihkan, kerusuhan tersebut sampai harus menelan korban jiwa, yakni seorang anak-anak berusia 14 tahun, yang dalam laporan otoritas setempat kena tabrak mobil di tengah-tengah kerusuhan.
Walikota Montpellier, Michaël Delafosse, mengatakan dia "sangat kecewa" dengan insiden tersebut, yang dilaporkan terjadi kurang dari satu jam setelah Prancis lolos ke final Piala Dunia kedua berturut-turut.
Total 262 orang ditangkap secara nasional, dengan insiden di kota-kota termasuk Marseille, Avignon, Annecy, Grenoble, Lyon, Nice, Bordeaux dan Paris, kata polisi dan otoritas setempat.
Lebih dari 165 ditahan di wilayah Paris yang lebih besar, termasuk 145 di ibu kota itu sendiri, di mana sekitar 25.000 suporter berkumpul di Champs-Élysées. Lima petugas polisi menderita luka ringan, terutama akibat kembang api, kata pihak berwenang.
"Mereka jelas menuju ke Champs-Élysées untuk mencari masalah," kata seorang polisi kepada surat kabar Libération.
Seorang juru bicara serikat polisi, Stanislas Gaudon, mengatakan kepada radio RMC bahwa secara keseluruhan malam itu "relatif tenang" dengan pengecualian "beberapa kekerasan di Paris yang dengan cepat dapat dikendalikan".
Kini, Maroko bersiap untuk mencatatkan diri sebagai peringkat tiga dunia dengan bertemu Kroasia. Sementara Prancis akan menemui lawan favorit, yakni Argentina, pada laga perebutan juara.


