Piero Hincapie NXGN GFXGoal

Piero Hincapie: 'Bek Muda Terbaik Amerika Selatan' Milik Bayer Leverkusen

Ketika Bayern Munich mengalahkan Bayer Leverkusen 5-1 dalam bentrokan papan atas Bundesliga pada 17 Oktober, itu menjadi contoh lain dari seberapa besar kesenjangan antara juara Jerman dan yang lainnya.

Bagaimanapun, yang sebagian besar diabaikan adalah seberapa baik yang telah dilakukan Leverkusen untuk menemukan permainan mereka sebelum berhadapan dengan Bayern pada awal musim, terutama di lini belakang.

Pensiunnya si kembar Bender, Sven dan Lars, dan kepergian pentolan pertahanan Alesksandar Dragovic, jelas meninggalkan celah yang harus diurus oleh direktur sepakbola Simon Rolfes selama musim panas.

Cedera yang diderita bintang muda kelahiran 2000 Edmond Tapsoba telah membuat mereka semakin kekurangan tenaga, tetapi mereka menuju pertandingan kontra Die Roten setelah hanya kebobolan enam gol dalam enam pertandingan pembuka Bundesliga - rekor terbaik kedua di liga.

Dan seandaninya mereka bukan tanpa salah satu bintang baru pertahanan mereka melawan pasukan Julian Nageslmann, maka Leverkusen mungkin bisa melakukan lebih banyak perlawanan melawan The Bavarians.

Piero Hincapie terpaksa absen karena baru saja kembali ke Jerman, dengan dia mewakili Ekuador di kualifikasi Piala Dunia dan mengingat rekor remaja itu sejak kedatangannya musim panas di BayArena, dia bisa menjadi pembuat perbedaan.

Leverkusen tidak pernah kalah dalam satu pertandingan pun ketika Hincapie berada di lapangan musim ini, memenangkan lima dari tujuh laga yang dia mainkan setelah kepindahannya senilai €6 juta (£5 juta/$7 juta) dari Argentina pada Agustus lalu.

Beberapa orang akan mengatakan bahwa menjaga Robert Lewandowski cs butuh lebih dari pemain berusia 19 tahun, tapi Hincapie telah menunjukkan dalam kariernya bahwa dia memiliki kemampuan untuk bersaing dengan beberapa penyerang terbaik dunia.

Dipanggil sebagai pemain yang belum pernah tampil untuk Ekuador di Copa America, Hincapie langsung dimasukkan ke dalam sebelas pertama untuk laga pembuka turnamen negaranya melawan Kolombia, dan bermain setiap menit dalam perjalanan mereka ke perempat-final.

Menghadapi pemain-pemain seperti Lionel Messi, Roberto Firmino, Vinicius Junior, bek tengah itu tidak menunjukkan rasa gugup dalam beberapa penampilan yang menarik.

"Kami telah mengamatinya sejak lama," kata Rolfes. ketika kepindahan Hincapie ke Leverkusen diumumkn. "Penampilannya yang sangat bagus melawan pemain yang benar-benar kelas dunia di turnamen kontinental utama di Amerika Selatan menegaskan bahwa Piero adalah pemain yang sangat menjanjikan di masa depan."

Hincapie menimba ilmu sepakbola di klub lokal CS Norte America dan Deportivo Azogues, sebelum dia terdaftar di akademi sepakbola terbaik Ekuador di Independiente del Valle pada usia 14 tahun.

Hincapie menonjol sebagai bek tengah modern yang khas, dengan kemampuannya menguasai bola di kakinya menjadi salah satu setelan terkuatnya.

Itu ditunjukkan di Copa America, di mana dia memberikan operan maju terbanyak dari bek mana pun selama babak penyisihan grup (89), dan menunjukkan ketenangan yang luar biasa saat menguasai bola.

Meskipun tingginya lebih dari enam kaki (184 sentimeter), dia juga memiliki kekuatan yang sangat baik dalam duel, bahkan jika dia harus bekerja lebih keras daripada beberapa orang untuk memenangkan bola di udara.

Hincapie melakoni debut profesionalnya untuk Independiente pada Agustus 2019, setelah awal tahun itu menjadi kapten Ekuador untuk finis keempat di Kejuaraan Amerika Selatan U-17.

Namun, dia hanya membuat dua penampilan tambahan untuk klub masa kecilnya itu, sebelum direkrut oleh klub Argentina Club Atletico Talleres pada musim panas 2020.

"Dia adalah bek muda terbaik di Amerika Latin," demikian penilaian presiden Talleres Andres Fassi atas kedatangan Hincapie, dan mengingat status tersebut, mungkin tidak mengejutkan ketika sepakbola Eropa mulai mengendus bakatnya sekitar satu tahun kemudian.

Bayern Munich, Paris Saint-Germain, AC Milan dan Atletico Madrid semuanya dikaitkan dengan kepindahan Hincapie, sebelum Leverkusen yang memenangkan persaingan ketat tersebut dan mengikat sang bek dengan kontrak berdurasi lima tahun.

Selain tampil impresif dengan kualitas bertahannya, Hincapie juga telah membuktikan bahwa dia bisa menjadi ancaman di sepertiga penyerangan setelah mencetak gol profesional pertamanya melawan Celtic di Liga Europa pada awal Oktober.

"Sudah dalam dua atau tiga penampilan terakhirnya, kami melihat bahwa dia benar-benar tahan terhadap tekanan atmosfer pertandingan," pelatih kepala Gerardo Seoane antusian setelah pertandingan di Parkhead.

"Dia tetap sangat tenang, memiliki visi bermain yang bagus dan memenangkan banyak duel. Tujuannya adalah sebagai pemanis, karena tentu saja itu bukan tugas utamanya."

Namun bagi Hincapie, Leverkusen berpotensi menjadi batu loncatan baginya untuk memantapkan namanya di masa depan.

"Saya ingin bermain di Spanyol," katanya kepada Futbolemico dalam sebuah wawancara yang dilakukan saat dia masih bermain di Amerika Selatan. "[Sampai saat itu] saya harus pergi ke klub yang lebih kecil agar bisa mencapai puncak."

Ada salah satu dugaan, bahwa Leverkusen adalah salah satu klub 'kecil' itu, dan mereka tentu kurang populer dibandingkan dengan tim seperti Real Madrid, Barcelona atau bahkan Bayern.

Tetapi jika Hincapie dapat mempertahankan kinerjanya yang telah dia tunjukkan di beberapa pekan pertamanya bersama klb, maka dia masih bisa membantu mengangkat mereka untuk menantang raksasa Eropa tersebut lebih sering.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0