Persik Kediri merasa benar-benar dirugikan dalam laga lanjutan Liga 1 2022/23 melawan tuan rumah PSS Sleman yang berakhir dengan kekalahan 2-1, Kamis (9/2).
Bukan hasil akhir pertandingan di Stadion Maguwoharjo itu yang membuat mereka kesal, melainkan beberapa hal negatif yang mereka alami. Utamanya adalah kepemimpinan wasit Gedion F. Dapaherang, yang dinilai sangat merugikan Macan Putih dengan beberapa keputusannya.
Selain itu, manajemen Persik juga menyayangkan sikap panitia pelaksana pertandingan (panpel) PSS yang melakukan tindakan reaktif dan memprovokasi pada anggota tim Persik ketika berdebat dengan wasit.
Apa yang terjadi?
Kepemimpinan wasit Gideon mendapat sorotan manajemen Persik di laga tersebut, dengan adanya dua momen yang menrut mereka aneh. Pertama adalah pada menit ke-72 saat memberikan hadiah penalti untuk PSS karena menganggap Agil Munawar melakukan pelanggaran di kotak penalti, meski di tayangan ulang televisi tampak tidak ada kontak dari sang pemain kepada lawannya. Saat itu PSS unggul 2-0, tapi penalti ini tidak menambah keunggulan mereka karena eksekusi Yevhen Bokhashvili gagal.
Yang kedua terjadi pada menit ke-93, memasuki tambahan waktu di paruh kedua. Pemain Persik, Rendy Juliansyah terjatuh di kotak penalti PSS karena mendapat tarikan dari pemain tuan rumah, namun wasit Gideon dan wasit tambahan Musthofa Umarella mengabaikan kejadian itu.
Puncak protes Persik
Dua kejadian di laga tersebut menjadi puncak kekesalan Persik, karena sebelumnya, sehari sebelum pertandingan, panpel PSS juga mereka anggap tidak profesional karena membiarkan para pemain Persik berlatih tanpa penerangan.
"Protes keras itu pasti ada dasarnya. Persik Kediri selalu menjunjung tinggi prinsip fair play," ujar Muhammad Syahid Nur Ichsan, manajer Persik melalui rilis yang diterima GOAL. "Dari mulai tidak adanya penerangan saat latihan hingga upaya intimidasi LOC PSS usai pertandingan berakhir menunjukan bahwa Persik Kediri benar-benar dirugikan."
"Tidak hanya LOC, pengawas pertandingan juga tidak dalam posisi menjalankan tugasnya, dengan melakukan pembiaran. Apalagi ditambah dengan tindakan wasit pertandingan. Semua bisa melihat siaran ulangnya, benar tidak apa yang dilakukan wasit?"
"Jadi, protes keras yang dilayangkan oleh Persik Kediri ke [PT] LIB dua hari lalu, juga protes resmi atas kinerja pengawas pertandingan itu seharusnya ditindaklanjuti oleh LIB. Kemarin kami kembali melayangkan nota protes. PSSI dan LIB tidak bisa lepas tangan atas kinerja perangkat pertandingan dan tindakan LOC Panpel PSS Sleman."


