Persib Bandung dilumat Madura United di rumah sendiri, Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (30/7) petang, pada pekan kedua Liga 1 2022/23. Persib yang sempat unggul lebih dulu lewat David da Silva, akhirnya kalah dengan skor akhir, 3-1.
Madura United mencetak angka lewat trio pemain asing mereka, Lulinha, Pedro Henrique, dan penalti Hugo Jaja. Seluruh gol tersebut dibukukan Laskar Sapeh Kerrab pada babak kedua, dan Persib tak bisa berbuat banyak pada paruh kedua pertandingan.
Marc Klok, gelandang Persib, menilai bahwa semestinya Persib bisa memperlebar jarak pada babak pertama. Karena ada momen di mana Ezra Walian dilanggar di kotak penalti, dan semestinya wasit memberikan penalti untuk Persib atas kejadian itu.
"Saya pikir seharusnya kami mendapatkan penalti dari pelanggaran lawan pada Ezra, ini momentum untuk 2-0. Di babak kedua, kami kebobolan dari gol mudah dan lawan dapat penalti. Saya pikir seharusnya tidak ada penalti," keluh Klok.
"Saya tanya apa fungsi dari wasit 4 dan 5? Karena bisa melihat dari belakang gawang untuk lihat situasi dan bantu wasit. Tapi di pertandingan ini tidak ada bantuan. Pemain kami lihat dari dalam lapangan seharusnya tidak ada penalti [untuk Madura United], bagaimana wasit 4 dan 5 tak punya suara untuk kasih bantuan," sambung dia.
Kekalahan ini diterima dengan pahit oleh Klok, terlebih Persib juga tak menang pada pekan pertama. Tetapi, kapten Maung Bandung itu menegaskan bahwa timnya akan bangkit pada pekan berikutnya, dan keluar dari masa sulit ini.
"Kalah seperti ini di kandang tentu kita kecewa. Saya pikir di babak pertama, menurut saya kita bermain sangat baik, Saya pikir seluruh pemain agresif sekali kita main, mantap sekali,” tutur dia. “Kami akan bangkit, ini sepakbola bisa kalah. Saya tahu di kandang tidak boleh kalah. Tapi di sepakbola itu ada menang dan kalah, kami harus bangkit, dan kami fokus ke pertadingan selanjutnya,” tegas Klok.
Dari sisi pelatih, Robert Alberts menilai bahwa Madura United memang bermain bagus dan Persib gagal memaksimalkan kemampuan mereka. Dalam segi bertahan, para pemain dinilai masih kurang lugas dalam mengambil keputusan.
"Kekecewaan besar bagi kita semua karena sudah memimpin satu gol pada babak pertama dan pada akhirnya kalah di pertandingan dengan skor 1-3. Pemain sudah mencoba yang terbaik dan bertanding melawan tim yang bagus seperti Madura,” tutur Robert.
"Seharusnya saat sudah memimpin kami ingin lebih agresif dalam bertahan dan juga saat melancarkan serangan supaya bisa menghukum mereka saat sudah unggul 1-0. Tapi semua tidak bisa ditunjukan di permainan."




