Manajemen Persebaya akan terus mengupayakan agar bisa menggelar laga kontra Arema FC dan sisa partai besar lainnya di Liga 1 2022/23 ini di kandang sendiri.
Seperti diketahui, skuad Bajol Ijo harus terusir dari Surabaya dalam empat laga kandang terakhir yang mereka mainkan di Stadion Gelora Joko Samudro di Gresik karena markas mereka, Stadion Gelora Bung Tomo tidak boleh dipakai karena dipersiapkan untuk Piala Dunia U-20 2023.
Namun, belakangan ada wacana bahwa Persebaya bakal "terusir" dari Gresik untuk pertandingan besar kontra Arema, Persib Bandung dan Persija Jakarta karena alasan keamanan.
Upayakan Persebaya main di Surabaya
Manajer Persebaya, Yahya Alkatiri menegaskan bahwa akan berusaha sekuat tenaga agar timnya tidak terusir lagi dan bisa kembali berkandang di Surabaya, yang paling dekat adalah lawan Arema pada minggu (5/3) mendatang.
"Kami sudah bersurat ke Polda Jatim pada 15 Januari 2023," ungkap Yahya. Juga berkomunikasi dengan kementrian PUPR. Kami masih mengupayakan untuk bisa bermain di Stadion GBT."
"Sesuai saran [Kementrian] PUPR kami juga sudah mengirimkan surat ke PSSI pada 23 Februari 2023 lalu, [tapi] sampai sekarang belum dibalas."
Kerugian besar bagi Persebaya
Yahya sangat menyayangkan apabila Persebaya tidak diizinkan untuk bermain di rumah sendiri, karena sejatinya hal tersebut akan sangat merugikan dalam banyak aspek.
"Persebaya ini tidak dalam sanksi Komisi Disiplin PSSI, tapi kenapa tidak boleh bertanding di rumah sendiri," lanjut sang manajer.
Karena, menurutnya jika harus terusir sampai ke luar pulau Jawa, terlebih digelar tanpa penonton, maka pengeluaran tim akan makin membengkak.
"Kami harus keluar uang tiket, hotel dan lain-lain yang menjadi beban biaya klub. Harus tahu pembiayaan klub sudah susah, jangan dibuat susah lagi," tukasnya.