Gelandang Bayern Munich Leon Goretzka mengaku sudah tidak sabar menghadapi superstar Barcelona Lionel Messi setelah dahulu pernah berhadapan dengan superstar modern lainnya, Cristiano Ronaldo.
Ketika ia masih berada di Schalke 04, Goretzka dua kali menghadapi Ronaldo yang memperkuat Real Madrid, kalah 6-1 di Februari 2014 dan menang 4-3 di Santiago Bernabeu satu bulan kemudian, dengan kedua pertandingan menjadi bagian dari kekalahan wakil Jerman tersebut di babak 16 besar Liga Champions.
Goretzka akan mendapat kesempatan perdana untuk meladeni Messi dalam pertandingan profesional ketika Bayern bertemu Barca di perempat-final Liga Champions pada Sabtu (15/8) dini hari di Lisbon.
Bagaimanapun juga, ia menyadari bahwa kerja sama tim dibutuhkan untuk meredam pergerakan Messi, yang tampil impresif saat membawa Blaugrana menyingkirkan Napoli.
"Setelah bermain melawan Cristiano Ronaldo beberapa kali, sungguh menyenangkan bisa bermain menghadapi pesepakbola terbaik dalam dekade ini yang lain," ujar Goretzka.
"Satu-satunya cara (menghentikan Messi) adalah secara kolektif. Semua orang tahu betapa berbakatnya dia, ia mampu menemukan banyak solusi dalam situasi sempit. Kami harus berjuang sebagai tim. Jika seorang pemain bisa mengambil kegembiraannya dalam pertandingan, saya tidak tahu. Kami hanya harus berjuang sebagai tim dan berusaha menjalankan permainan kami."
Goretzka meninggalkan Schalke untuk Bayern secara gratis pada 2018 terlepas minat dari Barcelona, dan ia merasa menolak Camp Nou merupakan keputusan tepat.
"Saat itu, saya sengaja mengulur waktu. Saya memiliki beberapa opsi untuk bertahan di Schalke. Saya mendengarkan segalanya dan membuat keputusan secara sadar memilih Bayern. Saya tidak pernah menyesal mengambil keputusan ini," ujarnya.
Penundaan turnamen mayor Eropa karena pandemi virus corona membuat fase gugur Liga Champions dan Liga Europa digelar satu pertandingan, menghapus laga kandang-tandang. Goretzka menilai kegagalan Bayer Leverkusen melaju ke semi-final Liga Europa karena kalah dari Inter Milan merupakan salah satu imbas perubahan tersebut.
"Ini adalah pertandingan gugur. Kombinasi mental yang tepat selalu diperlukan. Sebelumnya, pertandingan Leverkusen membuat saya jengkel, karena mereka bermain bagus tetapi tersingkir karena 20 menit pertama. Saya punya firasat mereka akan lolos jika laga digelar dua leg," imbuhnya.




