Manchester United yang dulu bakal mampu pulang dari Villa Park, Minggu (16/1) dini hari WIB, dengan tiga poin di tangan. Mereka tak akan takluk dari badai paruh kedua dan menang 2-0.
Namun, ini bukan Manchester United yang dulu dan, sedihnya, Manchester United yang sekarang selalu terjangkiti masalah, tak peduli siapa manajernya.
Bos interim mereka, Ralf Rangnick, mengaku mungkin seharusnya ia mengubah formasi jadi tiga bek demi mengokohkan pertahanan kontra Aston Villa. Sayangnya itu tak terjadi, dan pasukan Steven Gerrard berhasil mendominasi pasca turun minum untuk menuai hasil imbang 2-2.
Namun, kemampuan manajemen pertandingan pria asal Jerman itu bukan satu-satunya sumber masalah di malam Liga Primer Inggris yang lagi-lagi mengecewakan buat United.
Kerapuhan mental, dan masalah lini tengah yang tak kunjung sirna berkontribusi besar saat mereka kehilangan dua poin malam itu.
Mari kita mulai dengan masalah kedua. Tak sampai dua pekan lagi bursa transfer akan ditutup dan sejauh ini United belum akan membeli siapa pun.
Sikap klub soal bursa musim dingin tak berubah: mereka menganggap ini masa yang sulit untuk bernegosiasi dan mereka hanya akan mengejar target di tengah musim untuk beberapa alasan saja.
Sejarah membuktikan bahwa pembelian Januari bisa menyulap sebuah tim.
Bahkan United sendiri pernah mengalaminya: Bruno Fernandes dibeli pada Januari 2020 dan langsung membuat Old Trafford meletup.
Getty/GOALJangan sampai lupa dengan pembelian Januari lainnya. Nemanja Vidic dan Patrice Evra tidak buruk-buruk amat, bukan?
Tetapi sepertinya fans United harus menunggu sampai rekrutan anyar menambal posisi-posisi bermasalah.
Target utama Man United, Declan Rice dan Jude Bellingham, tidak akan hijrah selama beberapa pekan ke depan dan meski Amadou Haidara, gelandang RB Leipzig, bisa menjadi opsi yang lebih realistis, Setan Merah belum melakukan pendekatan resmi.
Tapi MU punya Paul Pogba.
Gelandang Prancis itu telah kembali berlatih setelah menepi untuk waktu yang lama akibat cedera paha dan bahkan disebut bisa kembali bulan depan, tetapi jika Anda ingat cara United dibobol Aston Villa, mungkin kembalinya Pogba tidak akan terlalu signifikan.
Kreativitas pemain 28 tahun itu bakal menjadi angin segar, tetapi United kecolongan di Villa Park karena tidak punya gelandang jangkar yang kokoh dalam bertahan.
Kala melawan Villa, Nemanja Matic terlalu lamban, sementara positioning Fred bikin mengelus dada. Gelandang Brasil itu bermain lebih ke depan, dan itu membantu proses terjadinya gol kedua Fernandes. Tetapi, bak pedang bermata ganda, hal itu juga membuat United kebobolan gol penyama kedudukan Villa.
Minimnya kendali di ruang mesin memang sudah berkali-kali bikin United kacau musim ini.
Di saat Gerrard punya Phillip Coutinho di bangku cadangan untuk mengubah takdir laga, Rangnick tak punya kuasa untuk merekrut pemain di Januari.
Getty/GOALMeski mengakui sulitnya melakukan transfer pada bursa Januari, Rangnick sudah mengidentifikasi lini tengah sebagai area yang bisa ditingkatkan tetapi, kecuali jika para petinggi United mengubah sikap soal bursa musim dingin, dia terpaksa memakai skuad yang sama untuk menahan badai hingga akhir musim.
Mau tak mau, ia harus memanfaatkan talenta yang MU punya sebaik-baiknya. Oleh karena itu, wajib bagi Rangnick untuk memperbaiki masalah mental yang bikin The Red Devils melempem.
Saat masih menjabat, Ole Gunnar Solskjaer mengungkap bahwa kadang para pemain United langsung panik saat timbul masalah, sehingga tak bisa menyelesaikan laga dengan rapi.
Rangnick tak menyepakati klaim bahwa timnya merasa panik setelah Villa mencetak gol pertama mereka, tetapi mereka tidak cukup tenang atau pun berpengalaman untuk menahan serangan bertubi-tubi yang tak terelakkan saat itu.
Benar saja, empat menit kemudian, tim tuan rumah menetralkan kedudukan.
Kekalahan yang rasanya pahit sekali untuk ditelan, apalagi itu bisa dibilang penampilan terbaik United di bawah Rangnick sebelum dihantam dua gol cepat. Satu yang jelas: para pemain langsung ciut nyali ketika menghadapi masalah.
Kini bola di tangan sang manajer untuk menggunakan keterampilan motivatornya. Rangnick harus bisa membangkitkan rasa pede dan ketangguhan mental serdadu Setan Merah, karena bosnya tidak akan melirik bursa transfer Januari sebagai juru selamat.
Dan sepertinya, kembalinya Pogba cuma akan menjadi harapan kosong.


