McShane Man UtdMan Utd

"Pilihan Mudah" - Mengapa Paul McShane Di Usia 35 tahun Main Untuk Man United U-23?

Pada 23 Juli, beberapa jam setelah Manchester United mengkonfirmasi kedatangan Jadon Sancho, pihak klub membuat pengumuman transfer lagi.

Fans Setan Merah mengharapkan bek tengah baru untuk tiba ketika desas-desus beredar tentang kepindahan ke Raphael Varane. Tapi, yang datang duluan bukanlah nama yang justru jadi buah bibir penggemar.

Itu tidak berarti bahwa kembalinya Paul McShane ke Old Trafford kurang penting dalam hal membentuk masa depan klub ketimbang pemain tim utama yang direkrut selama musim panas.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

McShane, yang merupakan lulusan akademi United sebelum pindah pada 2006 untuk menikmati karier nomaden di Inggris, dibawa kembali ke klub dalam 'peran inovatif', yang akan membuatnya bermain bersama dan melatih tim kelompok usia.

Meski berusia 35 tahun, dia akan bermain secara eksklusif untuk tim U-23 asuhan Neil Wood, tanpa ada kemungkinan dipanggil ke tim utama. Bahkan dengan masalah cedera yang dihadapi Ole Gunnar Solskjaer saat dia bersiap kehilangan Varane dan Harry Maguire yang bakal absen beberapa pekan imbas cedera.

“Itu bukan masalah bagi saya,” ucap McShane kepada Goal.

“Untuk kembali ke Manchester United, dan juga untuk melakukan transisi dari sebagai pemain ke pelatih, ini adalah kesempatan besar bagi saya,” kata dia.

“Musim lalu, ketika saya bermain, tidak cukup bagi saya untuk terus menjadi pemain, saya merasa saya ingin sedikit lebih banyak tanggung jawab dan terlibat dalam sisi kepelatihan, tapi juga bisa tetap bermain,” tambahnya.

Tapi apakah dia tidak khawatir dengan stigma sebagai ‘pemain tua' yang bermain di tim junior? Terutama ketika dia memiliki tawaran di atas meja untuk terus bermain di kompetisi non-Liga Primer Inggris setidaknya untuk satu musim lagi.

“Sebenarnya tidak terlintas di pikiran saya, saya hanya ingin terlibat,” tutur McShane.

“Pertama kali saya memikirkannya adalah ketika seorang pemain lawan mengatakan kepada saya bahwa saya hanya akan jadi sampah jika saya masih bermain sepakbola level cadangan pada usia 35 tahun. Saya tidak berpikir mereka cukup mendapatkan peran itu!,” tambahnya.

McShane Man UtdGFX Getty Goal

Sejak tiba di pramusim, McShane telah tampil enam kali untuk tim U-23, sebagai salah satu dari tiga pemain di atas usia yang diizinkan bermain di setiap pertandingan.

“Saya di sini bukan untuk bermain, saya di sini bukan untuk masuk tim utama, jadi bukan masalah saya tidak memainkan permainan tertentu. Saya di sini untuk sisi kepelatihan,” ucap McShane.

"Kelebihannya adalah saya masih bisa bermain, jadi saya bisa mendapatkan perspektif yang berbeda tentang hal-hal dalam sesi latihan dan permainan, dan saya dapat membantu para pemain ketika kami berada di tengah-tengah aksi,” imbuhnya.

Meskipun mungkin aneh melihat pemain seusia McShane bermain di level seperti itu, United bukan satu-satunya dalam hal ini.

Brighton adalah pelopor dalam hal ini ketika mereka mendatangkan Andrew Crofts pada 2019. Mantan gelandang itu sekarang menjadi pelatih U-23 di The Seagulls. Southampton, bersama dengan United, telah mengikutinya dalam beberapa bulan terakhir. Bek berusia 32 tahun Olly Lancashire mengisi peran di St. Mary's.

Dalam performanya, McShane telah menunjukkan manfaat kepemimpinan dan pengalamannya dalam tim United U-23 yang masih sangat muda.

Manajer lawan telah mencatat impak kehadiran sang pemain di tim arahan Wood. Sumber dalam United tidak bisa berbicara lebih dalam tentang cara dia mengintegrasikan dirinya ke dalam permainan dan menjadi titik kontak terpercaya bagi para pemain muda di Carrington.

McShane juga tidak kekurangan wejangan untuk disampaikan.

Dalam tugas pertamanya di United, ia berlatih di bawah Sir Alex Ferguson dan berbagi lapangan dengan pemain-pemain seperti Roy Keane, Nemanja Vidic, Cristiano Ronaldo, dan Rio Ferdinand.

Meski ia tidak pernah melakoni penampilan kompetitif untuk klub, tahun-tahun pertumbuhan di akademi United membuatnya menjadi tutor yang sempurna untuk para pemain muda Setan Merah saat ini.

“Berada di sini sejak usia muda, saya merasa seolah-olah saya mengambil standar yang saya pelajari di sini sepanjang karier saya. Ketika saya pergi dan bermain untuk klub yang berbeda, saya selalu berusaha untuk menjaga standar sendiri, tapi saya juga tidak mengerti mengapa orang lain tidak berjuang untuk standar itu karena mereka sudah mendarah daging dalam diri setiap orang di United.”

“Saya pikir saya telah mengembalikannya sekarang, karena jika Anda kurang intensitas dalam latihan, itu akan terlihat pada hari pertandingan. Satu hal yang saya pegang adalah memastikan diri untuk memberikan semua yang Anda punya setiap hari.”

“Tapi ketika Anda kurang dalam intensitas dan Anda kurang memiliki sedikit mentalitas untuk menjadi yang terbaik yang Anda bisa, di situlah hal itu memukul saya. Jadi saya mencoba dan membantu para pemain dengan itu serta menunjukkan kepada mereka bagaimana standar yang dibutuhkan untuk menjadi pesepakbola profesional.”

GFX McShane Man UtdMan Utd

McShane tahu betul bagaimana rasanya berbagi bola saat latihan. Idolanya Keane memastikan dia tidak akan pernah melupakan itu.

“Berlatih dengannya adalah pengalaman yang cukup, karena dia tidak membuat Anda santai. Saya ingat beberapa kali ditegur Roy karena memberikan bola tidak langsung mengoper,” ujar McShane.

“Dia tidak menahan kekesalannya, berapa pun usiamu. Saya selalu ingat dia mengatakan itu sebagai tanda cinta, tapi itu cukup sulit ketika seorang anak berusia 17 tahun rasanya seperti dipalu oleh Roy!,” tambahnya.

McShane, pemain timnas Irlandia yang pernah bermain untuk Sunderland, Hull City, Barnsley, Crystal Palace, dan Reading, mungkin tidak memiliki sikap menakutkan yang sama dengan kompatriotnya itu, tapi ia tidak takut untuk menjadi kejam dalam kritiknya saat ia mencoba untuk membantu rekan satu tim barunya untuk mencapai potensi mereka.

“Saya berkarier dengan memiliki mentalitas yang baik. Saya tidak berbakat secara teknis seperti kebanyakan pemain, saya harus bekerja sangat keras untuk apa yang saya dapatkan dan saya tahu saya memiliki keunggulan dengan itu pada akhirnya. Saya mencoba dan mengarahkan itu ke pemain,” kata McShane.

“Terkadang mungkin sedikit kasar di sini atau di sana, tapi mereka harus menyadari bahwa jika mereka memiliki kemampuan teknis dan kemampuan mental juga, maka mereka akan mencapai puncak performa,” tutur dia.

“Kita bisa melihat pada diri Cristiano Ronaldo bahwa dia memiliki keseimbangan itu dan dia adalah pemain terhebat di dunia,” imbuhnya.

GFX McShane Man UtdMan Utd

Nasihat yang diambil McShane dari Ferguson yang ia teruskan adalah agar para pemain muda menikmati perjalanannya, sebuah permata yang melekat pada veteran itu sejak pelatih asal Skotlandia itu mengatakannya kepadanya pada hari-hari awal bermainnya.

Bagaimanapun ia harus meneruskan apa yang didapat dari sesi latihan dengan Ronaldo, karena angkatan 2021 sekarang dapat melihatnya sendiri secara langsung.

"Saya pikir kehadiran Cristiano saja akan membantu banyak orang. Dia mungkin tidak perlu mengatakan apa-apa, itu hanya cara dia bertindak di sekitar tempat latihan, bagaimana dia menerapkan dirinya dalam pelatihan dan di pusat kebugaran serta konsistensi. Saya pikir itu akan membantu anak-anak,” ucap McShane.

“Para pemain muda harus melihatnya dan belajar sebanyak mungkin darinya, karena, seperti yang saya katakan sebelumnya, dia memiliki etos kerja dan kemampuan untuk melakukannya,” tambahnya.

Ronaldo dan McShane sama-sama memulai tugas kedua mereka di klub, tapi di jalur yang sama sekali berbeda.

Sementara Ronaldo sedang bersiap untuk memperebutkan gelar di Liga Primer Inggris dan Liga Champions, McShabe sibuk dalam sesi tinjauan video, latihan, dan pendampingan satu lawan satu dari kelompok usia yang lebih muda.

Sumber dalam mengatakan standar pelatihan meningkat ketika McShane secara langsung berpartisipasi. Perspektif berbeda yang ia berikan terbukti penting bagi staf.

Ini adalah awal harapan McShane untuk menjalani karier kepelatihan yang sukses. Tapi untuk saat ini hari-hari bermainnya belum berakhir. Terdekat, ia akan main melawan salah satu mantan klubnya, Sunderland, pada ajang Piala EFL.

Ini adalah kompetisi yang telah dipilih United untuk dimainkan selama beberapa musim terakhir, karena memungkinkan mereka untuk memberikan pengalaman kepada pemain muda melawan pemain senior yang tidak bisa ditawarkan di Premier League 2.

GFX McShane Man utdMan Utd

Sejumlah pemain yang terlibat telah berlatih dengan tim utama Solskjaer, dan McShane dapat melihat masa depan yang cerah untuk beberapa dari mereka.

“Saya telah melihat beberapa orang di sini yang pasti memiliki potensi untuk masuk ke tim utama Manchester United, tapi jika tidak di sini, maka mudah-mudahan mereka akan melanjutkan dan menjalani karier untuk diri mereka sendiri di tempat lain,” ujar McSahane.

Apa selanjutnya?

"Saya tidak tahu berapa lama saya akan bermain, tetapi saya melihatnya sebagai transisi ke menjadi pelatih. Saya selalu berpikir bahwa saya akan selesai bermain di akhir musim ini untuk selamanya dan masuk ke peran pembinaan penuh waktu, tapi pada saat ini jadwal begitu padat, saya tidak punya waktu untuk memikirkan apa yang terjadi berikutnya,” tambah McShane.

"Untuk saat ini, saya antusias untuk kembali ke klub. Ini adalah peran yang menarik sejauh ini dan semoga terus berlanjut,” pungkasnya.

Iklan