Ketika dia meneken kontrak Flamengo pada musim panas 2019, Pablo Mari pasti merasa telah menemukan klub idaman.
Spanyol, Inggris dan Belanda, Mari memulai karier sepakbola dengan berpindah tepat namun Flamengo memberinya kesempatan untuk tinggal secara permanen di Brasil.
Tetapi enam bulan kemudian, sang pemain bertahan akan berganti tempat lagi.
Hanya dalam waktu singkat, Mari berhasil tampil impresif bersama Flamengo hingga Arsenal jatuh hati hinnga melayangkan tawaran yang sulit untuk ditolak oleh pemain berusia 26 tersebut.
Mari tiba di London kemarin, dia terbang bersama Edu, direktur teknik Arsenal, Jika semuanya mulus maka kepindahannya dengan status pinjaman plus opsi permanen pada musim panas nanti dipastikan terwujud.
Adegan ini menjadi gambaran lengkap bagaimana perjalanan karier luar biasa dari Mari. Sebelum beragbung ke Flamengo dia menghabiskan sebagian besar karier di kasta kedua sepakbola Spanyol.
Sebagai youngter, Mari adalah jebolan dari Mallorca namun dia hanya mencatatkan dua penampilan di LaLiga sebelum bergabung ke tim Segunda Gimnastic.
Tetapi dia lebih sering memperkuat tim B selama tiga tahun bersama tim yang bermarkas di Tarragona tersebut, meski demikian hal itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Manchester City membawanya ke Etihad Stadium.
Tetapi petualangan itu tidak membuat nama Mari menjulang di Inggris. Faktanya, dia hanya sekali mengunjungi klub dalam tiga tahun.
"Saya hanya berada di sana untuk menjalani tes medis," ujarnya pada the Athletic. "Saya tidak pernah bertemu dengan Pep Guardiola atau pemain dari tim utama."
Setelah Mari meneken kontrak Man City, dia langsung dikirimkan lagi ke Spanyol, kali ini bersama Girona - salah satu klub anggota City Football Group.
Dia kemudian menghabiskan 2017/18 di Belanda bersama NAC sebelum kembali ke Spanyol untuk memperkuat Deportivo La Coruna pada 2018/19.
Di akhir musim, karier Mari mulai memperlihatkan titik cerah.
Entah dari mana datangnya, tawaran dari Flamengo ada di hadpaan mata. Tawaran ini tidak bisa ditolak. Kesepakatan £1,5 juta disepakati City dan Mari terbang ke Brasil.
"Saya menyukai ide bermain untuk klub besar," ujarnya. "Mereka mengatakan pada saya ingin memenangkan gelar juara. Pesepakbola mana yang tidak menginginkan itu?"
Dan dalam enam bulan itulah yang dilakukan Flamengo. Mereka mencatat sejarah.
Ketika Mari tiba, raksasa Brasil tersebut puasa gelar Copa Libertadores selama 38 tahun. Namun catatan itu berakhir pada November lalu. Mereka sukses menghajar River Plate 2-1 untuk menjadi rasa sepakbola Amerika Selatan.
Saat wasit membunyikan peluit tanda bubaran pertandingan, mari menangis. Dia menjadi pemain Spanyol pertama yang memenangkan kompetisi ini.
24 jam kemudian, Flamengo dipastikan merajai liga domestik tanpa harus menendang bola. Kemenangan Gremio atas Palmeiras menggaransi posisi mereka di puncak klasemen Serie A sejak 2009.
Di akhir musim Mari mencatat 27 penampilan dan mengangkat dua trofi. Di mata fans Flamengo Mari adalah pahlawan baru.
"Dia datang menggantikan Leo Duarte yang dijual ke Milan," ujar fans Flamengo Fernando Valle pada Goal. "Dia langsung jadi starter bersama Rodrigo Caio. Dia tangguh dan berdedikasi dan Flamengo adalah tentang dedikasi."
Getty Images"Dia mencetak gol istimewa di awal petualangannya. Dia rendah hati dan pekerja keras."
"Dia juga datang dan berusaha menjalin komunikasi dengan fan dan punya peranan dalam daya tarik internasional kami. Itulah mengapa dia begitu populer."
Mari dikenal dengan umpan panjangnya yang akurat. Dia bukan pemain tercepat tetapi kualitasnya dengan bola dan kemampuannya membaca permainan sebagai kekuatan terbesarnya.
"Dia tidak cepat, tetapi dia menebus itu dengan kepiawaian mencari posisi," ujar jurnalis Goal Brasil Bruno Andrade. "Dia punya teknik jempolan dan bagus dalam bola-bola area."
"Pablo punya musim hebat bersama Flamengo. Dia mampu meningkatkan kualitas pertahanan dan layak mendapat pujian. Fans mencintainya."
"Dia bisa bisa menggeser posisi David Luis di area kiri tengah pertahanan," tambaha Valle. "Idealnya dia tampil bersama Laurent Koscielny, bek yang pintar merebut bola seperti yang dinikmatinya bersama Caio di Flamengo."
"Dia juga akan hebat bersama William Saliba musim depan."
Masalah yang akan dihadapi Mari jika kepindahannya ke Arsenal berjalan mulus adalah proses adaptasi yang terjadi di pertengahan kompetisi, dan dia harus bekerja bersama lini pertahanan yang belakangan kerepotan terkait performa dan kebugaran.
Dia harus belajar lagi tetapi seperti yang sudah diperlihatkannya di Brasil, Mari tidak kesulitan menghadapi tekanan dan punya atribut fisik yang cocok di Liga Primer.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah dia bakal berhasil di London Utara. Tetapi jika melihat catatan impresifnya di Rio selama enam bulan, maka bisa kita sebutkan Arsenal baru saja membeli pemain yang begitu bersemangat dan siap menebus waktu yang hilang di masa lalu.