Oktovianus Maniani - Pemain TerlupakanGoal Indonesia

Oktovianus Maniani: Si Lincah Yang Kerap Berulah

Pada Piala AFF 2010, ada satu pemain muda yang menjadi perhatian publik Tanah Air. Ia mengukir debutnya di ajang tersebut bersama timnas Indonesia saat berusia 20 tahun 51 hari.

Berstatus sebagai pemain muda yang kurang punya pengalaman di ajang internasional tak membuatnya minder. Ia tampil percaya diri dan berhasil menunjukkan kualitasnya untuk timnas Indonesia.

Sosok yang dimaksud adalah Oktovianus Maniani. Perannya di sektor sayap timnas Indonesia selama Piala AFF 2010, hampir tidak tergantikan oleh pemain lain.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Dipanggilnya Okto, ke timnas Indonesia berkat performa ciamik yang diperlihatkannya di Sriwijaya FC. Alfred Riedl, yang ketika itu membesut skuad Garuda tidak ragu untuk mengajaknya gabung.

Kepercayaan yang diberikan Riedl, dibayar tuntas Okto. Pesepakbola asal Papua tersebut membuat lini serang timnas Indonesia menjadi momok yang menakutkan untuk setiap lawan yang dihadapi.

Okto punya kelebihan dalam kecepatan membawa bola dan ditunjang dengan akselarasi lincahnya yang mantap. Tubuhnya yang mungil tidak lantas membuatnya takut untuk melakukan duel dengan pemain lawan.

Sayang, Okto gagal membawa timnas Indonesia meraih gelar Piala AFF untuk pertama kalinya. Pasukan Merah Putih takluk dari Malaysia pada pertandingan puncak dengan agregat 4-2.

Aksi Okto di Piala AFF 2010, membuat jurnalis ESPN John Duerden, terkesan. Ia pun memasukannya ke daftar sepuluh pemain potensial Asia, yang layak bermain di Eropa.

Sinar terang Okto terus berlanjut. Pada 2011, ia dipanggil Rahmad Darmawan, yang menukangi timnas Indonesia untuk SEA Games.

Timnas Indonesia kembali melaju ke partai final. Namun, gagal meraih medali emas SEA Games, karena kalah dari Malaysia lewat adu penalti dengan skor 4-3, setelah di waktu normal dan perpanjangan skor sama kuat 1-1.

Setelah itu, perlahan-lahan karier Okto, mulai meredup. Ia dinilai mengalami star syndrome, sehingga tidak lagi fokus menjaga penampilannya untuk tetap konsisten.

Okto Maniani - Arema CronusGoal / Abi Yazid

Kerap Berulah

Pada 2013, Okto didepak oleh pelatih timnas Indonesia Luis Manuel Blanco. Ia melakukan tindakan indisipliner setelah mangkir dari latihan.

Semenjak itu, nama Okto terus tenggelam. Ia pun terpaksa menepi dari lapangan hijau dalam jangka waktu yang panjang akibat mengalami cedera parah saat memperkuat Perseru Serui melawan Persiba Bantul.

Usai sembuh dari cedera, Okto mendapat kontrak dari Pusamania Borneo FC (yang sekarang bernama Borneo FC). Akan tetapi, ia cuma bertahan sebentar karena klub asal Samarinda tersebut mendepaknya.

Borneo FC terpaksa mencoret Okto pada pertengahan Mei 2015, karena tidak fokus membela tim. Ia kerap kali mempunyai kesibukan di luar agenda tim karena bermain di sebuah sinetron.

Selepas dari Borneo FC, Okto mencoba peruntungan ke Timor Leste, Carsae FC. Ia memutuskan pergi dari Indonesia setelah kompetisi tidak bisa bergulir karena sanksi dari FIFA.

Lagi-lagi, Okto tidak bertahan lama di Carsae FC. Klub tersebut memutus kontraknya lantaran persoalan administrasi yang tak dapat diselesaikan.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Okto, mendapat pelabuhan baru. Ia dikontrak Persiba Balikpapan yang sedang mempersiapkan diri terjun di Indonesia Soccer Championship (ISC) A.

Seolah tidak bosan dengan masalah, Okto secara tiba-tiba mengundurkan diri dari Persiba. Alasannya, ia mau menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Raja Ampat, Papua Barat.

Namun, baru hitungan pekan menjadi PNS, Okto memutuskan keluar. Ia kembali ke dunia sepakbola yang membesarkan namanya untuk memperkuat Arema pada pertengahan ISC A.

Masa bakti, Okto di Arema tidak berlangsung lama. Kesebelasan asal Malang tersebut memilih tidak memperpanjang pengabdiannya pada akhir ISC A bergulir.

Madura FC menampung Okto. Akan tetapi, kariernya di klub barunya ini hanya berjalan satu musim saja karena adanya tawaran yang menggiurkan dari Persib Bandung.

Okto dan agennya diminta datang ke Bandung untuk mengikuti proses seleksi. Namun, satu hari setelahnya, ia dikasih informasi dari agen untuk tak lagi berlatih di Persib. 

Persib mempersoalkan surat keluar Okto dari yang diberikan Madura FC. Ia dianggap telah menandatangani kontrak dan telah mengambil uang muka.

Bukan itu saja, beredar foto-foto Okto di media sosial saat sedang memegang botol minuman keras. Kejadian tersebut membuat manajemen Maung Bandung kesal sehingga memutuskan untuk membatalkan kerja sama.

Gagal membela Persib, tak membuat Okto patah arang. Ia terus bekerja keras sehingga mendapat tawaran dari klub Liga 2 Perserang Serang pada 2018.

Setelah dari Perserang, Okto membela Persewar Waropen, yang tampil di Liga 2 2019. Bersama klub tersebut ia kembali tersandung masalah.

Okto mendapat hukuman larangan bermain selama enam bulan dari komite disiplin (Komdis) PSSI. Sanksi tersebut dijatuhkan karena ia menusuk perut wasit dengan gagang bendera saat laga Persewar melawan Mitra Kukar.

Perangai buruk yang berulang kali dilakukan Okto, tak membuatnya kesulitan mencari klub baru. Selepas hukuman tesebut ia dikasih kontrak oleh Persiba yang bertahan sampai sekarang.

Iklan