Suatu masa timnas Indonesia tidak pernah kesulitan untuk mendapatkan penyerang lokal yang berkualitas. Namun, sekarang semua itu sudah berubah, karena skuad Garuda susah sekali menemukannya.
Ibaratnya, pelatih timnas Indonesia tinggal tunjuk mau memanggil penyerang lokal yang mana untuk bertanding. Semua itu lantaran melimpahnya talenta para pemain depan.
Peri Sandria, bisa dikatakan penyerang lokal yang paling fenomenal di Indonesia. Sampai sekarang belum ada pemain Tanah Air yang mampu melewati rekornya mencetak 34 gol dalam satu musim kompetisi pada 1994.
Memang akhirnya rekor Peri dipatahkan Sylvano Comvalius, yang membela Bali United pada 2017, dengan mencetak 37 gol. Tapi perlu diingat, Comvalius merupakan orang Belanda, bukan Indonesia.
Selepas era Peri, tongkat estafet penyerang timnas Indonesia diteruskan oleh sejumlah nama. Mulai dari Widodo Cahyono Putro, Kurniawan Dwi Yulianto, Gendut Doni, Ilham Jaya Kesuma, Bambang Pamungkas, hingga Boaz Solossa.
Tak ada lagi penyerang asli Indonesia, yang menonjol. Hingga akhirnya muncul Cristian Gonzales, yang dinaturalisasi, jelang perhelatan Piala AFF pada 2010 lalu.
Perubahan warga negara Gonzales, tak lepas dari performa impresifnya ketika merumput bersama sejumlah klub Tanah Air. Ia empat kali menjadi topskor di kompetisi Indonesia.
Taring para penyerang lokal tetap saja belum keluar, sehingga naturalisasi menjadi solusi. Ada beberapa nama yang status kewarganegaraannya diubah, seperti Greg Nwokolo, Ilija Spasojevic, Ezra Walian, sampai Alberto Goncalves, yang silih berganti dipanggil untuk menghuni pos depan pasukan Garuda.
Alvino HanafiSetelah menanti lama, muncul juga bomber lokal yang haus gol. Usianya memang masih muda, namun talentanya sangat luar biasa dalam memaksimalkan setiap peluang untuk menjebol gawang lawan.
Sosok tersebut adalah Bagus Kahfi. Pemuda kelahiran 16 Januari 2002 itu tengah menjadi buah bibir masyarakat Indonesia, yang berharap Bagus jadi calon striker masa depan timnas Indonesia.
Putra daerah Magelang itu bergabung dalam Sekolah Sepakbola (SSB) Gelora Putra Deltra Sidoarjo sejak usia enam tahun. Lalu pindah ke SSB Blue Eagle (Jakarta), SSB Undip, dan SB Putra Kalimantan Tengah.
Pengalaman dari SSB internasional juga didapatkannya. Bagus bersama kembarannya, Bagas Kaffa, ia menempuh pendidikan sepakbola di Frenz United Malaysia serta Chelsea Academy Singapura.
Bagus mulai dikenal saat dipanggil memperkuat timnas Indonesia U-16 pada Piala AFF U-16 2017. Dalam perhelatan tersebut, tim yang dilatih Fakhri Husaini gagal lolos grup, namun ia berhasil mencetak tiga gol.
Nama Bagus mulai meroket saat Piala AFF U-16 2018, di Sidoarjo. Tak hanya membantu timnas Indonesia U-16 meraih gelar juara, ia juga menjadi topskor dengan mencetak 13 gol.
Raihan tersebut menjadikan Bagus pencetak gol terbanyak Piala AFF U-16 sepanjang masa. Sebelumnya status itu dipegang pemain asal Australia, Marc Moric dan John Robert pada 2015 serta 2016.
Albert Christian / Goal"Alhamdulillah kami bisa juara, dan saya menjadi topskor. Ini merupakan kerja keras dari semua. Hasil yang didapatkan ini sebagai tambahan motivasi saya untuk ke depannya," ucap Bagus.
Performa gemilangnya di timnas Indonesia U-16 membuat Barito Putera kepincut untuk meminangnya. Bagus dikontrak klub asal Banjarmasin tersebut selama tiga musim.
Walau sudah meneken kontrak dengan Barito Putera, Bagus mendapat kesempatan menimba ilmu di Inggris. Ia berangkat ke sana melalui program Garuda Select, hasil kerja sama PSSI dengan sponsor.
"Lebih nyaman berlatih, mungkin karena terbiasa melawan pemain yang lebih besar saat di Inggris. Mental juga semakin terasah. Saya jadi sangat berkembang," ungkap Bagus ketika ditanyakan hal yang didapat saat berlatih di Garuda Select.
Pulang dari Inggris, Bagus dipromosikan memperkuat timnas Indonesia U-19 untuk Piala AFF U-19 2019, di Vietnam. Pada turnamen itu, timnas Indonesia U-19 harus puas menempati peringkat ketiga.
Meski gagal mengantar timnas Indonesia U-19 mendapat juara. Bagus sukses membawa gelar individu dengan meraih gelar topskor ajang tersebut berkat torehan lima gol.
Dua gelar pencetak gol terbanyak yang ditorehkan Bagus membuktikan kualitasnya sebagai penyerang berbahaya. Tak mengherankan rasanya kalau dia masuk daftar NxGn Indonesia.
Perjalanan karier Bagus untuk kembali latihan di Eropa terulang pada akhir 2019. Ia diajak ambil bagian skuad Garuda Select jilid kedua, yang berlatih di Inggris dan Italia.
Namun sebelum gabung dengan skuad Garuda Select, Bagus terlebih dahulu membawa timnas Indonesia U-19 lolos ke putaran final Piala Asia U-19. Armada Fakhri Husaini, keluar sebagai juara Grup K, pada kualifikasi Piala Asia U-19.

Sinar Bagus terus berlanjut, tatkala tampil dengan Garuda Select, meski telat bergabung. Buktinya ia menjadi pencetak gol terbanyak tim tersebut dengan menorehkan 16 gol.
Aksi impresifnya bersama Garuda Select, membuatnya diincar sejumlah klub Eropa. Hanya saja, pesepakbola berusia 18 tahun tersebut masih merahasiakan kesebelasan yang ingin memakai jasanya.
"Sudah ada tawaran tapi saya tidak bisa sebutkan karena semua ada di Denis Wise [direktur teknik Garuda Select]," ucapnya.
Sayang, ketika tajam-tajamnya bersama Garuda Select, Bagus terkena musibah. Ia mengalami cedera patah pergelangan kaki serta pergeseran ligamen yang memaksanya absen hingga delapan bulan.
Kini Bagus, masih berada di Inggris untuk memulihkan cederanya. Sementara para pemain Garuda Select yang lainnya terpaksa pulang lebih cepat ke Tanah Air akibat pandemi virus corona.
