KANU_GFX16-9GOAL

Kisah Dramatis Nwankwo Kanu - Skuad The Invincibles Arsenal Yang Nyaris Meninggal Dunia

Penggemar sepakbola Inggris awal 2000-an tentu saja tak akan pernah lupa dengan The Invincibles Arsenal musim 2003/04 dan siapa saja isi ruang ganti Meriam London kala itu.

Salah satu yang mendapatkan sorotan tersendiri adalah bintang asal Nigeria Nwankwo Kanu. Meski namanya kalah bersaing dengan penyerang nama-nama besar seperti Thierry Henry, Dennis Bergkamp dan Jose Antonio Reyes, namun masa-masa terbaiknya menjadi pesepakbola adalah saat ia berseragam Meriam London.

Kanu memenangkan dua gelar Liga Primer, dua Piala FA dan satu Community Shield selama hampir lima musim berada di London utara.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Namun siapa sangka kariernya bisa saja terhenti di tengah jalan, ketika ia masih berada di usia emasnya dan saat itu bermain untuk raksasa Serie A Inter Milan [klub sebelum Arsenal].

Pada tahun 1996, saat ia baru saja bergabung dengan Nerazzurri, pemain asal Nigeria tersebut divonis mengidap penyakit jantung bawaan selama menjalani tes medis rutin di Inter, yang membuat dia harus menjalani operasi pergantian katup pembuluh darah aorta di jantungnya.

Padahal ia baru saja membawa Nigeria meraih Medali Emas di Olimpiade Atlanta pada 1996, bahkan striker jangkung tersebut merengkuh predikat sebagai Pemain Terbaik Afrika di tahun yang sama.

Dia juga digadang-gadang bakal semakin bersinar ketika meneken kontrak bersama Inter, dengan ia sebelumnya telah menjuarai Eredivisie tiga kali, satu gelar Piala Super Eropa, Liga Champions dan Piala Intercontinental saat bermain untuk Ajax.

Apalagi ia juga telah dicap sebagai wonderkid asal Afrika yang bakal membintangi Eropa usai menjuarai Piala Dunia U-17 pada 1993 bersama Nigeria, tapi semua kisah indahnya itu secara mengejutkan nyaris terhenti.

Nwankwo Kanu lifted shoulder high after Nigeria's victory - Atlanta 1996Getty Images

"Saya mencoba menelepon beberapa orang dan memberi tahu mereka berita buruk itu," ujar Kanu. "Sebelum saya melakukan itu, semuanya sudah tersebar luas di surat kabar, mengatakan bahwa saya tidak akan bermain sepakbola lagi dan saya sudah selesai."

"Saya memainkan beberapa pertandingan persahabatan untuk mereka [Inter]. Lalu ketika liga akan dimulai, Anda harus melakukan semua pemeriksaan."

"Tiba-tiba, itu aneh, mereka bertanya kepada saya, 'Kamu harus menunggu di hotel, kami tidak ikut kami'. Ada yang salah, ada yang aneh."

"Akhirnya di malam hari, mereka kembali bertemu dengan saya dan mereka mengatakan bahwa mereka mengetahui masalah yang ada di jantung saya. Itu mengejutkan. Sulit untuk diterima."

Dokter tim Inter Piero Volpi pun mengaku terkejut dengan hasil tes medis sang striker, apalagi Kanu baru saja bermain penuh di Olimpiade, meraih Medali Emas dan menjabat sebagai kapten tim.

"Diagnosisnya kejam," ujar dokter tim Inter Milan Piero Volpi ketika mengetahui bahwa Kanu mengidap penyakit jantung. "Apa yang tidak dapat kami pahami adalah bagaimana bisa tidak ada seorang pun yang mengetahui masalah ini sebelum kami menemukannya."

Nwankwo Kanu InterGetty

"Sungguh menakjubkan karena kita berbicara tentang seorang pemain yang, sebulan lalu, bermain di Olimpiade."

Namun Kanu tetap percaya bahwa dia bakal kembali merumput, sampai akhirnya ia dinyatakan sembuh pada April 1997. Penyakitnya tersebut membuat Kanu total hanya bermain 17 kali selama tiga tahun di Inter, dengan ia selama musim perdananya menghabiskan waktu untuk pemulihan.

"Saya berdoa kepada Tuhan," kenang Kanu. "Saya berkata, 'Jika Anda membiarkan hal itu terjadi, Anda tahu mengapa dan Anda akan membawa saya kembali ke apa yang saya suka lakukan."

Dan ketika ia pulih, Arsenal memutuskan untuk meminangnya, dan cerita indahnya kembali berlanjut. Bos Meriam London kala itu Arsene Wenger sebenarnya telah membujuk Kanu untuk hengkang sejak musim panas 1998, namun Presiden Inter dulu Massimo Moratti enggan melepas mutiara asal Nigeria tersebut.

Arsenal pun akhirnya mendapatkan Kanu di bursa transfer musim dingin 1998/99 dengan biaya £4,5 juta, dan Kanu mengklaim bahwa Wenger menjadi alasan kenapa ia mau hijrah ke Highbury - markas Meriam London kala itu.

"Ketika dia [Wenger] menelepon saya, cara dia berbicara, Anda sudah tahu bahwa Anda berada di tangan yang aman dan tepat," ujar Kanu.

Nwankwo Kanu Arsene Wenger

"Siapa pun yang pernah dibujuknya akan memberi tahu Anda hal yang sama. Dia memiliki sentuhan yang lembut, cara dia berbicara kepada Anda, cara dia mendorong Anda. Dan bukan hanya tentang sepakbola saja, itu semua lebih dari sepakbola."

Mendatangkan pemain yang berlabel 'jantungan' tentu saja sangat berisiko dan Wenger paham betul hal itu. Tetapi pria asal Prancis itu melihat yang ada pada diri Kanu.

"Penandatanganan ini adalah pertaruhan tetapi layak dilakukan karena bakatnya yang besar," aku Wenger. "Dia adalah pencetak gol sekaligus target-man, dan dia juga bisa memainkan peran yang sama seperti Dennis Bergkamp tepat di belakang striker utama, tapi dia bukan tipikal seperti Ian Wright."

"Dia lebih seperti Alan Smith, yang merupakan pemain kunci Arsenal yang bisa menahan bola dan mengopernya. Masalahnya adalah dia memiliki begitu sedikit peluang di INter dan membutuhkan waktu untuk kembali ke level aslinya."

"Tapi kami telah mengontraknya selama empat setengah tahun, dan kami siap menunggu untuk melihat yang terbaik darinya."

Kanu akhirnya meninggalkan Arsenal di musim panas 2004, setelah minim menit bermain selama musim terakhirnya. Pria yang kini berusia 45 tahun itu bermain untuk Meriam London sebanyak 196 laga, mencatatkan 44 gol dan 29 assist.

Mantan bintang Ajax tersebut akhirnya gantung sepatu pada 2012 setelah sempat bermain untuk tim-tim seperti West Brom dan Portsmouth.

Meski telah meninggalkan London utara cukup lama, namanya tetap dikenang oleh para pendukung Arsenal. Kanu dipilih oleh penggemar sebagai pemain terbaik ke-13 sepanjang masa klub.

Iklan