Persebaya Surabaya akhirnya berkumpul dan menyambut kembalinya Liga 1 2020 yang akan dilaksanakan kembali 1 Oktober mendatang. Pada Kamis (27/8), skuad Bajul Ijo melakukan tes usap, atau swab test.
Tes tersebut merupakan awalan bagi seluruh tim yang akan kembali melaksanakan aktivitas bersama, terutama latihan. Jajaran manajemen, tim pelatih, ofisial, hingga pemain diperiksa untuk mengetahui apakah ada yang positif Covid-19.
Bagaimana pun, Persebaya tetap menuntut kejelasan dari PSSI selaku federasi sepakbola Indonesia dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang merupakan operator kompetisi, terkait regulasi pasti dan protokol kesehatan di tengah pandemi ini.
"Sebenarnya kita berharap PSSI dan PT Liga segera membuat aturan yang jelas, tapi sampai saat ini belum jelas juga maka Persebaya mau tidak mau harus bergerak," ungkap Candra Wahyudi selaku manajer klub, dikutip situs resmi Persebaya.
"Jadi tes swab ini salah satu ikhtiar dari manajemen untuk memastikan kondisi pemain Persebaya bagus. Dan ini bisa jadi salah satu alasan bagi kami untuk melanjutkan aktivitas tim," sambung Candra menambahkan.
Official PersebayaPelatih Persebaya, Aji Santoso, sudah merancang bagaimana kegiatan tim menyambut kompetisi yang kurang dari dua bulan lagi bakal digelar. Bagi Aji, yang terpenting saat ini adalah seluruh anggota tim dalam kondisi terbebas dari Covid-19.
"Alhamdulillah kami sudah menjalani tes swab hari Kamis ini dan mudah-mudahan besok hasilnya bagus. Dalam arti bagus semua pemain dan pelatih tidak ada yang positif," ujar Aji.
"Jika hasil sesuai yang kami harapkan, maka kami akan cepat melakukan latihan," beber mantan pelatih PSIM Jogja dan Persela Lamongan tersebut.
Hanya ada Makan Konate yang berstatus pemain asing dan sudah mengikuti tes swab ini. Negosiasi dengan tiga legiun asing lain, yakni Mahmoud Eid, David da Silva hingga Aryn Williams berjalan alot soal negosiasi ulang kontrak.
officialpersebayaAji berharap, para pemain yang sudah mendapatkan hasil tes usap bakal terus menjaga protokol kesehatan dan berperilaku disiplin supaya tidak tertular virus corona, yang tentu bisa merugikan seluruh tim.
"Intinya pemain harus berhati-hati dari segala segi, baik dari pergaulan, atau kegiatan di luar rumah termasuk makanan. Kami hanya memberikan pemahaman kepada pemain bahwa mereka pemain profesional," jelas Aji.
"Pemain profesional bisa mengatur dirinya sendiri, mana yang baik dan mana yang tidak baik baginya. Tidak mungkin manajemen atau tim pelatih mengikuti terus kemanapun mereka pergi, tugas kami mewanti-wanti. Mereka boleh keluar dan berkegiatan asal itu penting."


