arsenal220821(C)Getty Images

Transformasi Mikel Arteta Bawa Arsenal Pecah Rekor Belasan Tahun, Inikah Awal Kembalinya Kejayaan The Gunners?

Liga Primer 2022/23 mungkin saja bisa menjadi kebangkitan Arsenal, dengan klub dan para penggemar telah lama tidak merasakan menjadi raja sepakbola Inggris.

Meriam London terakhir kali menjuarai Liga Primer pada musim 2003/04, dan sejak saat itu prestasi terbaik mereka adalah menjadi runner-up di 2015/16, di mana Leicester City saat itu mampu mengejutkan dengan keluar sebagai juara.

Di awal musim ini, Meriam London mampu menorehkan catatan impresif. Pasukan Mikel Arteta sukses menyapu bersih tiga laga pertama dengan kemenangan, yang merupakan pertama kalinya bagi Arsenal sejak musim 2004/05.

Selain itu, Arsenal juga menjadi klub kasta tinggi pertama yang menyapu bersih tiga laga pertama suatu musim, setelah musim sebelumnya kalah di tiga laga pertama, menyamai catatan Everton pada 1937/38 dan 1938/39. Kala itu, The Toffees keluar menjadi juara di musim berikutnya. Apakah ini sebuah pertanda?

Meski masih harus kita tunggu bagaimana kelanjutan performa Arsenal hingga akhir musim nanti, yang jelas ini adalah start yang bagus bagi Meriam London, yang dalam beberapa musim terakhir terus berjuang untuk bisa menembus empat besar dan kembali merasakan Liga Champions, di mana mereka terakhir kali mencicipi panggung tertinggi Eropa pada musim 2016/17.

Jika menengok ke belakang itu mungkin menjadi hal yang sangat muluk-muluk bagi Arsenal, tapi melihat penampilan mereka di tiga laga awal musim ini, bukan tidak mungkin Meriam London bakal kembali ke Liga Champions.

Musim lalu mereka sebenarnya berpeluang untuk bisa finis di empat besar. Sayangnya, mereka terpeleset di beberapa pekan terakhir sampai akhirnya disalip oleh rival sekota mereka, Tottenham Hotspur.

Namun, di musim ini mereka sangat menjanjikan, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada mereka di awal musim lalu, di mana mereka menelan tiga kekalahan di tiga laga pertama.

Mikel Arteta Arsenal GFXGetty/GOAL

Salah satu faktornya adalah kecerdikan Arteta dalam menerapkan strategi dan mengkombinasikannya dengan kualitas para pemainnya.

Memang, sejak ditunjuk pada pertengahan musim 2019/20, ahli taktik asal Spanyol itu kerap melakukan eksperimen dan berujung pada performa klub yang jeblok.

Bahkan, di dua penuh pertama Arteta menjabat sebagai manajer, Meriam London harus puas finis di urutan kedelapan, sebelum merangsek naik di 2021/22.

Tapi, kini sepertinya Arteta telah menemukan pakem strateginya yang cocok diterapkan dengan kualitas para pemainnya.

Namun, yang jelas dan paling utama adalah kualitas dan pemahaman pemain dalam mensukseskan rencana Arteta di lapangan.

Kehadiran Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko sudah jelas menambah kekuatan bagi Meriam London baik di lini serang atau pun lini belakang.

Sejauh ini, The Gunners menjadi tim yang paling produktif dan sulit dibobol oleh lawan. Mereka telah menorehkan sembilan gol dan baru kemasukan dua kali.

Gabriel Jesus Arsenal 2022-23Getty Images

Kehadiran Gabjes di lini serang membuat Arsenal memiliki lebih banyak opsi serangan, dan sejumlah pihak menilai bahwa pemain asal Brasil itu adalah yang dibutuhkan oleh klub selama ini.

Pemain yang diboyong dari Manchester City di musim panas ini merupakan paket lengkap untuk Arsenal: ketenangan, penyelesaian akhir yang apik, mampu menggiring bola, pergerakan tanpa bola yang tepat dan mampu memberikan asis.

Hal itu tak hanya sekadar bualan, dengan pemain berusia 25 tahun tersebut telah mencetak dua gol dan tiga asis. Selain itu, ia juga kerap kali mengecoh pertahanan musuh untuk memberikan ruang bagi rekan satu timnya mencetak gol.

Selain Gabjes, ada pemain lain yang baru tiba (lagi) di Emirates Stadium. Ya, dia adalah William Saliba. Bek asal Prancis ini sudah berstatus sebagai pemain Arsenal sejak 2019, tetapi telah menghabiskan waktunya sebagai pemain pinjaman di Saint-Etienne, OGC Nice dan Marseille, sebelum akhirnya kembali ke London di musim panas ini.

Keputusan Arteta untuk tidak terburu-buru memasukkan Saliba ke dalam rencana jangka pendeknya ketika pertama kali menukangi Arsenal tampaknya terbukti cemerlang.

William Saliba Arsenal

Sang manajer cukup sabar untuk menunggu Saliba sampai dia mendapatkan pengalaman di tim utama. Dan di musim ini, Saliba selalu menjadi pilihan utama Arteta untuk mengawal lini pertahanan tim.

Bahkan, dia juga telah mencetak satu gol untuk Meriam London ketika mereka berhadapan dengan Bournemouth, di mana ia menorehkan gol debutnya untuk Arsenal lewat sepakan melengkungnya yang menghujam gawang Mark Travers.

Namun, itu hanya menjadi kelebihan tambahan Saliba, dengan Arteta sebenarnya lebih membutuhkannya untuk membuat lini belakang Arsenal lebih kokoh.

Dan Saliba mampu mengemban tugas tersebut dengan sangat baik. Di pekan pertama saat menghadapi Crystal Palace, pemain asal Prancis itu dinobatkan sebagai man of the match, setelah menunjukkan pertahanan yang solid di sepanjang pertandingan.

Berpostur tinggi besar dan memiliki jangkauan kaki yang panjang, Saliba adalah seorang bek ideal di era modern, apalagi di Liga Primer. Duel bola udara sudah tak perlu diragukan lagi, bahkan di pertandingan melawan The Cherries, ia mampu memenangi duel melawan striker Bournemouth Kieffer Moore yang memiliki tinggi 195 sentimeter, bahkan dia juga mampu melompat lebih tinggi dibanding kiper mereka, Travers!

Satu lagi pemain yang benar-benar mendongkrak permainan Arsenal di awal musim ini, Martin Odegaard.

Martin Odegaard ArsenalGetty Images

Mengawali kariernya di Arsenal sebagai pemain pinjaman dari Real Madrid selama paruh kedua musim 2020/21, Meriam London akhirnya berhasil mempermanenkan sang playmaker di akhir musim.

Sejak kedatangannya, ia langsung nyetel dengan permainan Arsenal, dan di musim lalu Odegaard telah bermain sebanyak 40 pertandingan, mencetak tujuh gol dan lima asis.

Permainan pemain internasional Norwegia itu berkembang pesat di bawah asuhan Arteta, dan berkat kepemimpinannya di lapangan, sang manajer tak segan untuk memberinya jabatan sebagai kapten tim di usianya yang baru 23 tahun.

Bermain di belakang striker, Odegaard berhasil memberikan warna baru dalam permainan Arsenal. Umpan-umpannya dan visi bermainnya mengingatkannya pada Mesut Ozil, yang begitu dicintai oleh para penggemar.

Namun, Odegaard juga tak segan untuk 'sedikit egois' ketika mendapatkan peluang, dan itulah mengapa Meriam London benar-benar garang di awal musim ini.

Sang playmaker telah mencetak dua gol sejauh ini, namun yang lebih penting adalah kombinasinya dengan Gabjes di lini serang.

Sementara Gabjes adalah tipikal striker yang kerap kali melebar, Odegaard adalah pemain yang lebih senang berada di tengah, dan dia bisa mengisi posisi sang striker ketika meninggalkan posnya di kotak penalti.

Jadi, rekan satu timnya yang lain tidak perlu khawatir jika Gabjes yang membawa bola di sisi kiri atau kanan, mengingat Odegaard pasti sudah siap untuk menerima bola di kotak penalti.

Patut ditunggu bagaimana perjalanan Arsenal selanjutnya di Liga Primer, apakah mereka akan tetap impresif atau ini hanya sebuah kebetulan? Hanya waktu yang akan menjawabnya...

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0