22 tahun, 553 pertandingan dan 114 kartu merah dan 2026 kartu kuning. Ya itu adalah catatan Mike Dean, seorang wasit terkenal di Liga Primer yang sangat tegas dan tidak pandang bulu.
Statistik itu membuatnya mencetak rekor di Liga Primer, bahkan Dean telah memberikan 184 penalti di sepanjang karier perwasitannya.
Ia dikenal sebagai pengadil lapangan yang paham dengan sandiwara para pemain, apalagi ketika dirinya memimpin pertandingan-pertandingan besar, seperti final Piala FA atau pertarungan tim papan atas.
Dean telah berkarier sebagai wasit sejak tahun 2000, dan kini, penggemar berat Tranmere Rovers itu memutuskan untuk pensiun.
Kini, ia dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Professional Game Match Officials (PGMOL) untuk melanjutkan karier sebagai asisten wasit video mulai musim depan.
Tetapi sebelum dirinya tegas dan kejam terhadap para pemain di lapangan, Dean tampaknya mendapat sisi 'kejam' itu ketika masih bekerja sebagai tukang jagal ayam.
Pada tahun 1980 dan 90-an, Dean bekerja di pabrik pemotongan ayam, di sana ia 'membunuh' 135 ribu ayam setiap harinya.
Getty ImagesDan ternyata ia memang sudah memiliki keinginan untuk menjadi pengadil lapangan sejak lama, dengan tujuannya bekerja sebagai tukang jagal ayam adalah untuk mengumpulkan uang serta menurunkan berat badannya.
Kala itu, ia juga sudah bekerja sebagai wasit 'part time', dan setelah 16 tahun berprofesi sebagai tukang jagal ayam, Dean yakin untuk melepas pekerjaannya tersebut dan memutuskan untuk fokus pada pekerjaannya sebagai wasit, melakoni debutnya di Liga Primer pada tahun 2000.
Pria berusia 53 tahun tersebut menceritakan bagaimana kehidupannya sebelum menjadi pengadil lapangan.
"Saya mulai di sana [pabrik ayam] sekitar tahun 1991 atau 1992. Saya dulu bekerja di pabrik, dimulai dengan mengemas semua fillet ayam dan sejenisnya," ujar Dean dalam saluran YouTube Golf Life Tubes, bintang Soccer AM.
"Lalu saya pindah ke bagian lain di mana, sebut saja, kami menyambut mereka hidup-hidup dan mereka pergi sudah tidak hidup."
Zimbo"sekitar minggu kedua atau ketiga, saya mulai menggantung mereka. Anda menggantungnya terbalik, itu semua dilakukan dengan mesin."
"Anda membunuh 135 ribu ayam sehari sehingga Anda tidak punya waktu untuk melakukan banyak hal."
"Saya masih berbicara dengan pemuda yang bekerja di sana sekarang dan mereka membunuh hampir satu juta ayam sepekan. Itu pekerjaan kotor, tapi memang begitu pekerjaannya."
Pada 2020 lalu, Dean juga bercerita dalam sebuah wawancara di podcast-nya Peter Crouch, menjelaskan bagaimana pekerjaannya ketika menjadi tukang jagal ayam sembari berprofesi sebagai wasit.
Ia mengatakan: "Saya tetap menjadi wasit di pertandingan-pertandingan lokal dan saya juga melakukan kedua pekerjaan itu."
"Saya akan mulai di pabrik dari jam 6 pagi sampai jam 2 siang, lalu pulang membawa tas saya, beralih menjadi wasit. Dan saya bangun lagi pada jam 3 pagi dan langsung kembali ke pabrik jam 5 pagi."
Meski Dean akan pensiun akhir musim ini, kemungkinan besar ia tidak akan jauh-jauh dari lapangan hijau. Dia berminat untuk menjadi operator VAR, mengikuti jejak Lee Mason, yang juga beralih profesi setelah pensiun sebagai pengadil lapangan.
