Lionel Messi Argentina 2022Getty

'Lionel Messi Bukan Yesus' - Gabriel Batistuta Yakin Argentina Tak Lagi Cuma Bergantung Pada Sang Megabintang

Lionel Messi tetap merupakan andalan bagi Argentina, namun Gabriel Batistuta senang melihat beban tanggung jawab tim tidak sekarang tidak sepenuhnya dibebankan kepada bintang Paris Saint-Germain itu.

Sang legenda juga mengatakan bahwa Messi bukanlah Yesus -- Tuhan umat Kristiani -- yang selalu dituntut menjadi juru selamat tim nasional Argentina selama bertahun-tahun, karena menurutnya masih harus membutuhkan bantuan para pemain lain.

Messi sekarang memiliki skuad Albiceleste yang bertabur bintang, dan Batistuta berpendapat dengan berkurangnya tekanan pada sang No.10 maka peluang Argentina untuk berbicara banyak di Piala Dunia 2022 akan lebih besar.

Apakah benar Lionel Messi 'menggendong' timnas Argentina?

Mantan striker legendaris, Batistuta mengatakan kepada La Nacion tentang hubungan Messi dengan Argentina: "Untuk waktu yang lama kami memberikannya [tanggung jawab penuh] kepada Messi; pertama kami mengutuk diri kami sendiri karena berpikir bahwa kami memiliki Yesus dalam diri Messi, dan kemudian kami juga mengutuknya. Kami menimbulkan kerusakan dalam waktu yang lama."

"Sekarang itu telah berubah, karena ia merasa lebih bebas dengan para pemain yang ada sekarang. Tentu saja, jika saya memiliki bola dan saya bisa memberikannya kepada Messi, saya akan memberikan kepadanya. Jika saya memiliki dua rekan satu tim, saya akan memberikannya kepada Messi jika saya bisa. Jika ada tembok dan ia ada di belakangnya, saya harus memberikannya kepada yang lain. Nah, itulah yang dipahami para pemain sekarang. Dan mereka semua bermain bagus. Jika mereka tidak bisa memberikannya kepada Messi, mereka akan memberikannya kepada yang lain."

"Messi juga tidak bodoh. Tahukah Anda bagaimana rasanya merasa bahwa orang lain mengharapkan Anda melakukan segalanya? Bagaimana jika semua pemain kompak melakukannya bersama-sama? Kedengarannya berbeda. Dan rasanya berbeda."

"Pergi dan tanyakan kepada Messi apakah ia lebih suka bermain di Barcelona [Pep] Guardiola, di mana ia berbagi segalanya dengan para pemain hebat, atau bermain sendiri dan mencetak semua gol. Makanya, di timnas sekarang ini ia pasti senang melihat kepribadian semua pemain. Saya mencintai mereka."

Apakah Messi sudah habis?

Messi, 35, untuk pertama kalinya tidak dinominasikan untuk Ballon d'Or sejak 2005 karena menjalani musim yang biasa-biasa saja di PSG sehingga harus merelakan trofinya musim lalu direbut pemain lain.

Namun, ia tetaplah merupakan pemain yang menonjol bagi negarannya dan, setelah memecahkan rekor gol Batistuta untuk Argentina dengan mencatat 86 gol dalam 162 penampilan, sang legenda menganggap Messi belum habis.

"Ia akan berbuat lebih banyak! Ia orang Mars!" lanjut Batistuta.

"Saya tidak bermain sampai saya berusia 40 tahun karena mereka tidak memberi saya pergelangan kaki, tetapi saya mengerti mentalitasnya. Ia telah menunjukkan bahwa ia bisa terus bersinar, jadi mengapa berhenti. ita semua bermain karena kita memiliki tujuan, dan tujuan di sini adalah menjadi yang terbaik di dunia… selamanya. Dan itu yang menggerakannya. Dan ia akan bermain sampai tidak mampu lagi, saya rasa."

"Saya tidak melihatnya akan pensiun. Ya, ada saatnya fisik tidak lagi memungkinkan Anda untuk terus bermain, namun jika masalahnya mentalitas, ia dan Cristiano Ronaldo, mereka berbeda."

"Kemampuan Messi tidak bisa dibandingkan dengan siapa pun. Cristiano melampaui semuanya karena mentalitasnya, karena etos kerjanya. Banyak yang bermain seperti Cristiano, tetapi ia memiliki egonya, kita semua memiliki ego, Anda memiliki ego Anda, saya memiliki ego saya, orang yang tidak memiliki ego tidak melakukan apa-apa."

"Diego [Maradona] punya ego, dan Pele juga. Mereka adalah orang-orang yang menyatukan segalanya: kondisi fisik, kemampuan, karakter, ambisi, ego dan mereka menonjol. Ada banyak yang porsi latihannya sama atau bahkan lebih, tapi mereka tidak didorong oleh motivasi yang sama."

"Messi akan bermain bagus di Piala Dunia ini, dan bukan karena itu bisa menjadi yang terakhir, karena dia pasti ingin memenangkannya, tidak seperti sebelumnya, sekarang ia punya tim yang bagus."

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0