Seseorang seharusnya tidak pernah mengatakan tidak akan. Khususnya dalam sepakbola.
Namun, presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, melakukannya dua kali dalam satu tarikan napas pada musim panas lalu.
"Saya akan menjelaskan: Kylian akan bertahan di PSG," ucap Al-Khelaifi kepada L'Equipe pada Juni 2021.
"Kami tidak akan pernah menjualnya dan dia tidak akan pernah pindah secara gratis,” imbuhnya.
Itu terdengar sangat definitif sekaligus kontra-produktif, karena bahkan Mbappe-nya pun terkejut.
“Ketika saya mendengar [dia mengatakan] itu, saya menelan ludah,” ungkap Mbappe kepada RMC Sport pada Oktober lalu.
"Saya berpikir, 'Jadi apa yang akan terjadi sekarang?’,” tambahnya.
Itulah yang [masih] ingin diketahui semua orang saat PSG bersiap menjamu Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Parc des Princes, Rabu (16/2) dini hari WIB.
Bagaimanapun, kebijakan transfer cerdas ada di pihak Madrid.
Bukan rahasia bahwa Mbappe terpincut untuk membela klub juara UCL 13 kali tersebut. Sebagai seorang anak, dinding kamar tidurnya dihiasi dengan gambar Cristiano Ronaldo berjersi Real Madrid.
Jadi, ketika penyerang berusia 23 tahun itu berbicara tentang bermimpi mengenakan kostum serbaputih yang terkenal itu, jelas ia sedang tidak basa-basi.
Tentu, Mbappe bisa saja berada di Santiago Bernabeu sekarang jika mau.
Mbappe menyiratkan keinginan untuk meninggalkan PSG sejak musim panas lalu. Ia merasa petualangannya bersama Les Parisiens sudah berakhir dan hijrah ke Madrid adalah langkah logis berikutnya.
"Saya ingin menemukan sesuatu yang lain," kata Mbappe.
“Saya sudah berada di Liga Prancis selama enam-tujuh tahun. Saya telah memberikan segalanya di Paris dan saya pikir saya telah melakukannya dengan baik,” tutur pemilik 53 caps di timnas Prancis itu.
“Datang pada usia 18 tahun, pengembangan fase pemain muda, dan melakukan semua yang saya miliki, saya pikir itu sesuatu yang luar biasa,” imbuhnya.
Madrid bersikeras untuk mendatangkan Mbappe tahun lalu, atau setidaknya menyampaikan kesan mendesak untuk mengontraknya.
Los Merengues mengibaskan PSG duit sebesar €220 juta tepat sebelum penutupan jendela transfer–angka yang mengejutkan untuk pemain yang kontraknya tersisa kurang dari satu tahun–dan mesin media Madrid terlecut.
"Mbappe, tik, tok, tik, tok”, dan semacamnya.
Meski begitu, PSG tetap bergeming. Risikonya jelas, Mbappe pindah secara gratis akhir musim ini. Itu juga yang diharapkan Madrid selama ini.
“Sepertinya strategi untuk mencoba menerima penolakan dari kami, untuk menunjukkan bahwa mereka telah mencoba segalanya, dan kemudian menunggu satu tahun untuk mendapatkannya secara gratis,” kata direktur olahraga PSG, Leonardo, kepada RMC Sport dengan nada marah pada Agustus.
"Selama dua tahun terakhir, Real Madrid telah berperilaku seperti ini dan itu tidak benar, bahkan ilegal, karena mereka langsung menghubungi sang pemain. Itu tidak dapat kami terima,” tambahnya.
Getty/GOALNamun, tidak ada hukuman yang dijatuhkan, dan sekarang PSG di ambang kehilangan transfer senilai €180 juta!
Kendati begitu, PSG tetap masih mencoba sekuat tenaga untuk Mbappe bertahan.
Klub ibukota Prancis menawari Mbappe kontrak jangka pendek yang akan menjadikannya sebagai pemain dengan bayaran tertinggi dalam skuad yang juga berisi Neymar dan Lionel Messi.
GOAL juga memahami bahwa PSG berencana untuk mengontrak Ousmane Dembele saat kontraknya di Barcelona berakhir akhir musim ini. Itu bukan langkah mencari pengganti Mbappe, tapi untuk membujuk nama terakhir agar tidak pidah, mengingat kedua kompatriot Prancis itu adalah teman baik.
Bahkan, ada rencana untuk mengganti pelatih Mauricio Pochettino–yang bakal dilepas musim panas ini, apapun hasil musim ini–dengan salah satu idola masa kecil Mbappe, Zinedine Zidane.
Tapi usaha PSG tampak bakal sia-sia, keputusan Mbappe sudah bulat, pindah ke Madrid musim panas nanti.
Memang, belum ada kesepakatan prakontrak antara Mbappe dengan Madrid. Namun, sumber dalam mengatakan bahwa Madrid 99 persen yakin bahwa sang pemenang Piala Dunia sedang dalam perjalanan ke ibukota Spanyol.
Madrid sudah lama menunggu Mbappe. El Real pertama kali mengundang jebolan akademi Monaco itu ke Bernabeu pada Desember 2012, pada pekan yang sama kala ia berusia 14 tahun.
Yang menarik, ketika klub sebesar Madrid ingin mengontraknya, keluarga Mbappe memandang kepindahan ini lebih sebagai hadiah. Ya, karena itu lebih dianggap tentang Mbappe yang bertemu pahlawannya, Ronaldo dan Zidane.
"Orangtua saya ingin saya memulai karier saya di Prancis, untuk dididik di Prancis," tutur Mbappe kepada L'Obs Juni lalu.
"Untuk pergi ke Spanyol, bahkan jika bersama Zidane sekalipun, itu akan menjadi negara lain, budaya lain,” tambahnya.
Kini, Mbappe siap untuk hengkang. Ia selalu memiliki apa yang dia sebut "rencana karier" dan Madrid selalu menjadi bagian utama dari daftar tersebut.
Florentino Perez juga telah mempersiapkan transfer ini. Madrid telah mengurangi tagihan upah dan hanya mengeluarkan sedikit uang untuk pemain baru pada jendela transfer baru-baru ini, bukan hanya karena krisis ekonomi yang diakibatkan oleh Covid-19, tapi juga sebagai cara memberi ruang bagi Mbappe.
Tentu, tidak ada yang dikatakan di depan umum, dan Mbappe sangat ingin meminimalkan pembicaraan tentang perpindahannya ke Madrid jelang laga terdekat untuk menghormati klubnya saat ini.
"Apakah saya sudah membuat keputusan tentang masa depan saya? Belum,” ujar Mbappe dalam sebuah wawancara dengan Amazon Prime, pekan lalu.
“Bermain melawan Real Madrid mengubah banyak hal. Meskipun saya memiliki kebebasan untuk melakukan apa yang saya inginkan saat ini, saya tidak akan berbicara dengan rival atau melakukan hal semacam itu,” tutur dia.
"Saya berkonsentrasi untuk menang melawan Real Madrid dan kemudian kita akan melihat apa yang terjadi,” pungkasnya.
Apa yang mungkin terjadi adalah Mbappe mengonfirmasi kepindahan ke Madrid pada Mei mendatang. Sesuatu yang dikatakan Al-Khelaifi tidak akan pernah terjadi dan kini terasa tidak akan terelakkan.


