PENULIS: YUNITA ARIFIN
Satu per satu hubungan ikonik yang terjalin di dunia sepakbola resmi berakhir. Kali ini megabintang Barcelona, Lionel Messi, yang memutuskan angkat kaki dari klub yang membesarkan namanya hingga ke penjuru dunia. Hubungan romansa antara Barcelona dan Messi terjalin bak kisah dari negeri dongeng, banyak rintangan dan cibiran, namun terkesan manis dan memabukkan.
Sejarah dimulai pada tahun 2000 melalui sebuah video berlatar di kota kecil Argentina yang memperlihatkan Messi kecil juggling bola tenis sebanyak 120 kali, dan jeruk sebanyak 113 kali tanpa jatuh satu kalipun. Messi yang saat itu masih berusia 13 tahun, serta dihantui masalah hormon pertumbuhan yang menghambat fisiknya berkembang justru membuat Barca jatuh cinta. Kakek nenek Messi yang tinggal di Catalunya meyakinkan petinggi klub Barca untuk merekrut cucunya sekaligus membantu pengobatan Messi. Barca setuju dan menawarkan jaminan pengobatan untuk Messi, setelah klub masa kecilnya, Newell’s Old Boys tak lagi menyanggupi.
Namun, regulasi larangan klub Eropa untuk merekrut pemain asing usia belia membuat Blaugrana nyaris kehilangan talenta Messi. Hingga sebuah ultimatum dilayangkan oleh klub masa kecil Messi, Newell’s Old Boys, yang membuat direktur olahraga Barca saat itu bergegas lakukan pertemuan dengan Jorge, ayah Messi. Kemudian terciptalah cerita kontrak di atas sapu tangan, karena pihak Barca terburu-buru dan tak sempat persiapkan kontrak pertama Messi dengan layak.
Perjalanan awal Messi di Spanyol tak begitu mulus, ia hanya diturunkan pada laga-laga persahabatan akibat sengketa kontrak dengan Newell's, akibatnya ia tidak bisa berintegrasi dengan rekan-rekan setimnya di tim junior saat itu. Baru pada musim 2002/03 dirinya bisa bermain di semua kompetisi usia dini dan bahkan menorehkan prestasi dengan keluar menjadi top skor di liga junior Spanyol.
Messi debut di tim senior sebagai pemain pengganti kala Barcelona melakukan laga persahabatan kontra FC Porto pada 2003, aksinya itu sukses tinggalkan kesan cukup impresif untuk anak seusianya. Pada usia 18 tahun, ia mendapat kontrak profesional di tim senior, berhasil menembus skuad utama dan mengukur sejarah sebagai pemain termuda yang berhasil mencetak gol di La Liga kala itu.
Getty ImagesKini, Messi tumbuh menjadi pesepakbola tersohor yang segala aksinya dinanti jutaan pasang mata. Paduan Messi dan Barcelona begitu ikonik, juga ciamik. Bahkan orang yang tak paham sepakbola pun tahu apa hubungan sang superstar dengan Barca. Bagaimana jersey nomor 10 dengan corak biru merah yang bertuliskan namanya banyak dijumpai sebagai seragam kebanggaan anak-anak yang bermain sepak bola di gang sempit. Dirinya kerap hadir sebagai role model bagi mereka yang sedang menabur mimpi mengikuti jejak sang idola, juga sebagai menjadi alasan menyukai klub asal Spanyol itu.
Berbagai prestasi yang berhasil ia rengkuh bersama Barcelona menambah daftar panjang alasan Cules begitu mencintai figur pemain berkaki kidal itu. Yang begitu membekas adalah bagaimana dirinya berkontribusi mengukir rekor sextuple dengan capaian enam trofi dalam satu musim pada 2008/09, prestasi ini sekaligus menjadikan Barcelona sebagai satu-satunya tim yang berhasil mendapat catatan sensasional itu. Barca yang saat itu diasuh Pep Guardiola dengan filosofi ‘tiki-taka’ menyabet gelar Copa del Rey, Liga Champions, La Liga, Piala Super Eropa, Piala Super Spanyol, serta Piala Dunia Antarklub dalam semusim.
Selama jalinan 17 tahun kariernya bersama Blaugrana, Messi berhasil merengkuh 10 gelar La Liga, masing-masing tujuh trofi Copa del Rey dan Piala Super Spanyol, empat piala Liga Champions, serta Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub sebanyak tiga kali. Kemampuan individunya acap kali mendobrak standar permainan La Liga, berdasarkan data Transfermarkt hingga akhir masa baktinya, Messi tetap menjadi top skor terbanyak sepanjang masa dengan raihan 474 gol dalam 520 pertandingan.
Di level klub Messi menahbiskan dirinya sebagai pemegang rekor gol terbanyak sepanjang sejarah Barcelona dengan 672 gol. Ratusan gol-gol indah yang ia ciptakan jarang membuat fansnya kecewa, misalnya saja gol yang tercipta dari aksi solo run pada pertandingan kontra Getafe di ajang Copa del Rey pada 2007 silam. Saat itu usianya masih 20 tahun, tapi Messi sudah disandingkan dengan nama besar seperti Diego Maradona, karena gol tersebut seolah “menjiplak” gol milik legenda Argentina itu.
Getty ImagesLa Pulga kerap menjadi tandem pemain-pemain beken yang pernah berseragam Blaugrana. Mulai dari Ronaldinho, Samuel Eto’o, Thierry Henry, Pedro Rodriguez, David Villa, hingga Neymar dan Luis Suarez. Ia juga pernah beberapa kali tergabung menjadi trisula terbaik yang pernah dimiliki Barcelona. Pada 2007, trio maut Messi, Eto’o, dan Henry begitu dipuja. Henry yang baru saja hijrah ke La Liga dan bertransformasi menjadi sayap kiri yang piawai menusuk daerah pertahanan lawan, begitu juga dengan Eto;o dengan insting menyerang yang begitu tajam membuat performa ketiganya kompatibel satu sama lain.
Racikan taktik Pep Guardiola tak terlepas dari performa trisula bintangnya yakni Messi, Andres Iniesta, dan Xavi Hernandez. Penampilan ketiganya membawa Barca di puncak kejayaan dengan gelar sextuple, dan digadang-gadang menjadi masa keemasan dengan permainan sepak bola yang indah. Beberapa musim lalu, trisula Messi, Neymar, Suarez membuat Barca aktif bersaing dengan rival sengit mereka, Real Madrid. Tak tanggung-tanggung, gol yang diciptakan trio ini mencapai 364 gol.
Penghargaan pribadinya juga begitu mengilap, mulai dari enam trofi Ballon d’Or, sepatu emas, peraih hat-trick terbanyak La Liga, hingga pemain tersubur dengan delapan gelar El Pichichi. Messi juga menjadi pemain yang paling signifikan dalam sajian sengit di tiap edisi El Clasico, ia begitu dominan dengan catatan 26 golnya, terbanyak dalam sejarah El Clasico.
Kini, dongeng Messi di Camp Nou resmi berakhir, menyusul kesepakatan kontrak baru tidak tercapai antara kedua belah pihak. Kabar itu disampaikan langsung oleh Twitter resmi klub pada Jumat (6/8) dini hari, yang menyebut Messi tak lagi melanjutkan kariernya bersama Barcelona
Sejak 1 Juli 2021, ia memang berstatus free agent, namun kala itu Barca masih optimistis bisa mengamankan tanda tangan pemilik nomor 10 itu. Kepergian Messi disinyalir karena masalah ekonomi yang melanda klub saat pandemi, dan perihal jumlah gaji pemain yang terkendala aturan finansial La Liga menjadi alasan paling utama La Pulga hengkang. Pasalnya, ia menerima gaji sebesar €700 ribu, sedangkan uang yang didistribusikan La Liga untuk Barcelona hanya €270 juta, dan sebanyak 15 persen untuk pembayaran gaji pemain.
Mungkin bagi beberapa fans, tak pernah membayangkan Messi mengenakan seragam tim lain, dan berharap itu tak pernah terjadi. Diam-diam mereka mengamini dedikasi Totti kepada AS Roma juga dilakukan Messi kepada Barcelona. Namun, kepergian Messi dari Camp Nou agaknya menjawab cibiran yang dilontarkan kepada dirinya yang takut keluar zona nyaman dan enggan mengambil tantangan baru. Cibiran itu digaungkan menyusul rival abadinya, Cristiano Ronaldo yang hijrah ke Juventus setelah sembilan tahun membela Los Blancos.
Paris Saint Germain dan Manchester City kabarnya yang paling gencar mengamankan jasa Messi di musim depan. Patut menanti klub mana yang akan menjadi pelabuhan Lionel Messi melanjutkan karir profesionalnya.


