Radomir AnticAtlético de Madrid

Mengenang Karier Antik Radomir Antic

Mirip namanya, Radomir Antic adalah figur antik di sepakbola.

Cuma Antic seorang yang riwayat kepelatihannya diwarnai periode menukangi tiga klub terbesar LaLiga: Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.

Ketiga tim yang notabene berstatus rival tersebut berbagi duka kala Antic berpulang di usia 71 tahun awal pekan ini setelah lama bergulat dengan radang pankreas.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

"Hari ini adalah hari yang sedih untuk seluruh fans Atletico dan untuk dunia sepakbola," demikian pernyataan presiden Atletico Enrique Cerezo saat mengumumkan kematian Antic, Senin (6/4) lalu.

Sementara, Real Madrid menyampaikan "belasungkawa mendalam kepada keluarga dan teman-temannya. Belasungkawa ini juga untuk seluruh keluarga Madridista dan klub-klub yang pernah ia wakili sepanjang karier olahraganya sebagai pemain maupun pelatih."

"Keluarga Barca meratapi kepergian orang yang sangat dicintai di dunia sepakbola," rilis Blaugrana.

Berposisi bek kala masih merumput, Antic lama memperkuat Partizan di negara asalnya, Serbia, sebelum merantau ke Turki untuk bergabung dengan Fenerbahce, lalu membela Real Zaragoza di Spanyol dan berkostum tim Inggris Luton Town hingga gantung sepatu.

Jiwa petualangnya tidak padam setelah menjadi pelatih. Sebagai juru taktik Antic bekerja di delapan klub berbeda di lima negara, mulai dari Zaragoza - bekas timnya semasa bermain - antara 1988 dan 1990 hingga terakhir Hebei China Fortune di Liga Super Tiongkok pada 2015.

Radomir Antic Leonardo Biagini Milinko PanticArchive

Dalam karier kepelatihannya Antic hanya merengkuh dua trofi, tetapi sepasang gelar tersebut bermakna spesial. Pada 1995/96 Antic memimpin Atletico menjuarai LaLiga untuk pertama kali setelah 19 tahun, dan mengawinkannya dengan Copa del Rey.

Hingga kini Los Rojiblancos belum pernah lagi merengkuh double, membuat prestasi Antic, lagi-lagi, antik. Tak heran kalau ia disebut sebagai "arsitek era keemasan klub" oleh Cerezo, presiden Atleti.

Berbeda dengan Atletico yang dilatihnya dalam tiga kesempatan berbeda, Antic hanya mengecap periode singkat sebagai nakhoda Madrid dan Barcelona. Meski tanpa gelar, sesungguhnya ia menunjukkan kinerja positif di dua klub pelakon El Clasico tersebut.

Pada 1991/92 Antic membawa Madrid memuncaki klasemen dengan keunggulan jauh tujuh angka, namun dipecat setelah melewati 19 jornada lantaran presiden klub saat itu, Ramon Mendoza, menilai permainan Los Blancos kurang atraktif. Sepeninggal Antic, Madrid kehilangan tampuk pimpinan klasemen hingga akhirnya gagal juara.

Di Barcelona, Antic dikontrak enam bulan sebagai suksesor Louis van Gaal pada pertengahan musim 2002/03 untuk mengangkat tim dari keterpurukan. Misi tersebut ditunaikan dengan baik. Di bawah komando Antic, El Barca bangkit dari sebelumnya menempati peringkat ke-15 sampai bisa finis keenam.

Kendati demikian, Barcelona yang memiliki presiden baru Joan Laporta, pengganti Joan Gaspart, menolak memperpanjang masa kerja Antic.

GFX Radomir AnticGoal Indonesia

Terlepas dari perpisahan kurang menyenangkan dari Madrid dan Barcelona, Antic toh tetap sosok yang dicintai dan dihormati di mana pun berada. Sejatinya itulah pencapaian terbaik si pelatih antik.

Paco Buyo, mantan anak asuhnya di Santiago Bernabeu, mengeluarkan pernyataan pascakematian Antic: "Ketika Anda meninggalkan warisan seperti ini, tak heran apabila semua orang di Atletico Madrid, Barcelona, dan Real Madrid memiliki kenangan indah tentang Anda."

Iklan