Beberapa tahun lalu, tepatnya 26 Agustus 2014, Persipura Jayapura berpesta di Stadion Mandala, Jayapura. Mereka melumat habis Kuwait SC pada babak perempat-final Piala AFC 2014. Sebelumnya di kandang Kuwait SC, Persipura menikam tuan rumah 3-2.
Tahun tersebut masyarakat Indonesia menaruh harapan pada Mutiara Hitam. Nama-nama seperti Boaz Solossa, Bio Paulin, Ian Kabes, Titus Bonai, hingga Robertino Pugliara, memperlihatkan permainan apik yang selalu diperlihatkan bakat-bakat Papua.
Boaz, kapten sekaligus ikon Persipura, mencatatkan enam gol pada Piala AFC 2014. Ia menjadi salah satu predator terganas di Liga Indonesia, dan rupanya kelas tersebut terjaga ketika di panggung Asia. Meski akhirnya gagal juara, Persipura tetap mengundang decak kagum tahun itu.
Bagaimana tidak? Kuwait SC bukan tim sembarangan. Mereka pernah menjuarai Piala AFC 2009 dan 2012, tapi bisa dikalahkan Persipura dengan skor besar. Sayangnya pada babak semi-final, Persipura malah gagal bersinar, karena dibungkam oleh tim Kuwait lainnya, Al Qadsia.
Pada leg pertama di Kuwait, Persipura tampil cukup baik, dengan mereka mencetak gol tandang melalui Titus Bonai dan Boaz. Sayang, ketika main di markas sendiri, Persipura malah kewalahan. Beberapa pemain kunci tidak dalam kondisi 100 persen, seperti Boaz, Bio, dan Lukas Mandowen. Akhirnya, Persipura dihantam 6-0.
Sandy Mariatna/Goal IndonesiaWaktu berjalan, dan tinggal kenangan..
Beberapa tahun berjalan, Persipura terus mengalami perubahan, dan kini mereka harus menerima kenyataan bahwa liga kasta tertinggi tak akan lagi jadi panggung mereka musim depan. Dramatis pada pekan akhir, karena nasib Persipura juga bergantung pada nasib tim lain.
Mereka pesta gol ke gawang Persita Tangerang, tapi di laga lainnya, PSS Sleman juga mampu mengalahkan Persija Jakarta, dan Persib Bandung malah bermain imbang versus Barito Putera meski banyak menyerang, ditambah penalti gagal David da Silva.
Sakit rasanya jadi Persipura, tapi semua memang ada sebabnya. Persipura berniat melakukan revolusi dengan peremajaan skuad, sekaligus mendepak ikon klub seperti Boaz Solossa dan Yustinus Pae. Nama kedua kembali ke tim, tapi kehilangan Boaz rasanya cukup berat untuk Persipura.
Mereka juga tidak menghadiri laga krusial kontra Madura United dengan alasan kekurangan pemain akibat Covid-19 dan cedera, meski PT Liga Indonesia Baru mengklaim bahwa jumlah pemain Persipura yang bebas Covid-19 masih cukup sesuai standar regulasi (14).
Akhirnya, meski poin demi poin diraih oleh Mutiara Hitam, mereka tetap tidak tertolong. Jelas hukuman Komite Disiplin yang mengurangi tiga poin Persipura dan menyatakan Persipura kalah dari Madura United karena tidak datang ke stadion, memberatkan harapan mereka.
Klasemen akhir Liga 1 2021/22 menempatkan Persipura di posisi 16, berbagi poin sama dengan Barito Putera (36) di posisi 15. Tapi, Mutiara Hitam kalah dari Laskar Antasari pada dua pertemuan di Liga 1, dan akhirnya kita tak akan melihat tim Merah-Hitam yang pernah membanggakan di Asia itu berada di kasta tertinggi musim depan.
