Giovani Dos Santos Barcelonagettyimages

Mengapa Wonderkid Barcelona Giovani Dos Santos Gagal Bersinar?

Semua orang sepakat Giovani dos Santos punya bakat. Sayangnya, semua orang juga setuju ia tidak pernah bisa mendapatkan talenta terbaik tersebut.

Giovani diyakini punya masa depan cerah karena melihat kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Ia memiliki kecepatan dan kemampuan di atas rata-rata.

Terbukti, Giovani dipanggil memperkuat Meksiko U-17 untuk Piala Dunia U-17 pada 2005. Dalam ajang tersebut ia membantu negara juara dan dinobatkan sebagai pemain terbaik kedua.

Setahun setelah itu, Giovani yang tadi bermain di Barcelona U-19 dipanggil ke tim utama untuk mengikuti tur pramusim. Debutnya berseragam Blaugrana berakhir manis dengan mencetak satu gol saat menghadapi klub Denmark, AGF Aarhus.

Debut Giovani di LaLiga Spanyol terjadi ketika Barcelona menghadapi Athletic Bilbao pada 2 September 2007. Ketika itu, ia berusia 18 tahun 3 bulan 22 hari.

Pada musim pertamanya membela Barcelona, Giovani dipercaya tampil 38 pertandingan dalam semua ajang yang diikuti. Namun, musim tersebut sekaligus jadi yang terakhir karena Barca menjualnya ke Tottenham Hotspur.

Keputusan Giovani berseragam Spurs tidak terbukti tepat. Ia malah lebih sering dipinjamkan mulai dari Ipswich Town, Galatasaray, hingga Racing Santander.

Bosan terus dipinjamkan, Giovani minta Spus untuk menjualnya. Ia pun lantas hijrah ke kesebelasan Spanyol, Real Mallorca pada 2012.

Hanya saja, kebersamaan Giovani dengan Mallorca bertahan semusim saja. Kemudian ia meninggalkan klub tersebut untuk bergabung dengan Villareal.

Pengabdian Giovani di Villareal selesai pada 2015. Ia lalu mencoba peruntungan di Major Super League dengan memperkuat LA Galaxy.

Sebagian besar orang mempertanyakan keputusan Giovani bergabung dengan LA Galaxy yang level kompetisinya jauh di bawah Spanyol. Apalagi ketika itu ia masih berusia 26 tahun.

Anjloknya karier Giovani karena kehilangan motivasi dan kesulitan menemukan posisi terbaiknya. Keadaan tersebut yang menjadikannya tidak mampu berkembang.

Posisi terbaik Giovani sebenarnya bermain sebagai second striker. Akan tetapi klub yang ia bela umumnya tak memiliki tempat tersebut.

Hal ini bikin Giovani menjalani berbagai peran, misalnya saja sebagai pengatur serangan. Olah bolanya mengagumkan, tapi ia tak bisa menghadirkan peluang.

Saat dipindahkan ke sayap menjadi inverted winger, Giovani lebih banyak bergerak ke dalam untuk mencari bola. Ia juga sering kali membuat peluang untuk dirinya sendiri.

Secara permainan Giovani juga inkonsisten. Pada 2016 ia mampu membikin 14 gol dengan 12 assist dari 28 penampilan, namun dua musim kemudian, cuma mencetak tiga gol dan memberi dua assist.

Masalah penempatan posisi ini sudah terasa di Barcelona. Frank Rijkaard yang saat itu melatih sudah memberi Giovani kesempatan bermain lebih dari 1000 menit di LaLiga.

Giovani diperlukan untuk mengeksploitasi area sisi lawan, tapi malah sering masuk ke dalam, tempat Lionel Messi beroperasi. Ini yang bikin ia kalah tenar dibanding Bojan Krkic yang bisa mengisi peran tersebut dengan baik.

Saat pindah ke Spurs, cobaan kembali datang. Hal ini karena transfer Giovani bersamaan dengan kedatangan Luka Modric, yang bertahun-tahun kemudian kelak menyabet penghargaan Ballon d’Or.

Inkonsistensi di atas lapangan membuat kehidupan pribadinya mendapatkan sorotan. Ia dianggap tak terlalu fokus pada sepakbola dengan lebih senang menghabiskan waktu di dunia malam.

Motivasinya pun dipertanyakan. Saat main di Villareal, Giovani malah memilih menyebrangi Atlantik dengan membela LA Galaxy. Padahal, ia main rutin di Villareal dengan total 73 penampilan dari dua musim.

Sepanjang perjalanan kariernya, Giovani tak sekalipun meraih trofi bersama klub yang dibelanya. Tapi kegagalan itu ia tutupi dengan torehan prestasi bersama tim nasional Meksiko.

Tercatat, Giovani sukses mengantarkan Meksiko meraih tiga gelar Piala Emas concacaf. Ia juga membantu El Tri mendapatkan medali emas Olimpiade.

Kini pada usia 32 tahun, Giovani tidak mempunyai klub. Kesebelasan Meksiko Club America menjadi tim terakhir yang diperkuatnya pada tahun lalu.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0