Inter Milan berhasil melaju ke final Coppa Italia setelah melibas rival satu kota, AC Milan, dengan tiga gol tanpa balas di leg kedua semi-final di San Siro, Rabu (20/4) dini hari WIB, dan unggul agregat 3-0.
Di pertandingan ini, Lautaro Martinez tampil gemilang dengan mencetak dua gol, yakni pada menit keempat dan ke-40, sementara satu gol lagi Nerazzurri disumbangkan Robin Gosens pada menit ke-82.
Ini merupakan final Coppa Italia pertama buat Inter sejak terakhir kali mereka mencapai puncak pada musim 2010/21, dengan akhirnya menjadi juara usai membekuk Palermo 3-1.
Di partai puncak, Inter akan bertemu pemenang antara Juventus dan Fiorentina, yang akan bertanding di Allianz Stadium, Kamis (21/4) dini hari WIB, dengan Bianconeri unggul 1-0 di leg pertama.
Rossoneri sebenarnya bukan berarti tanpa perlawanan. Pasukan Stefano Pioli itu sempat mencetak gol pada menit ke-66 ketika skor 2-0, namun dianulir lewat review VAR. Andai gol ini sah, bisa saja permainan menjadi lebih terbuka.
Ismael Bennacer memanfaatkan situasi sepak pojok dengan tendangan keras dari luar kotak penalti, menghujam ke gawang Inter, bahkan Samir Handanovic hanya bisa terdiam.
Gol tersebut dianulir karena Pierre Kalulu dianggap offside sebelum bola hasil tendangan Bennacer masuk ke dalam gawang. Kalulu, yang berdiri di depan para pemain Inter, dianggap mengganggu lawan, dalam hal ini mengganggu penglihatan Handanovic.

Jika kita tengok IFAB Laws of the Game 2021/22, ada aturan mengenai offside di Bab 11. Secara umum, posisi offside adalah ketika Anda berada di area lawan dan setiap bagian dari kepala, tubuh, atau kaki Anda lebih dekat ke garis gawang musuh ketimbang bola dan lawan kedua terakhir.
Offside baru bisa dianggap pelanggaran karena sejumlah alasan berbeda. Pertama, ketika Anda menerima atau memainkan bola dalam posisi offside ketika bola itu dimainkan oleh rekan satu tim kepada Anda.
Kedua, offside juga bisa menjadi pelanggaran ketika Anda mengganggu lawan. Anda dapat melakukannya dengan empat cara:
- mengganggu permainan lawan atau memainkan bola dengan menghalangi pandangannya
- menantang lawan untuk merebut bola
- mencoba memainkan bola ketika ini berdampak pada lawan
- membuat tindakan nyata yang mempengaruhi kemampuan lawan untuk memainkan bola
Ketiga, jika Anda berdiri dalam posisi offside saat rekan satu tim memainkan bola dan bola memantul atau membelok ke tiang, mistar gawang atau lawan Anda atau sengaja diselamatkan dan memantul ke Anda.
Jika kita cemati apa yang terjadi dengan gol AC Milan yang dianulir, wasit menganggap Kalulu bergerak ke jalan lawan dan menghalangi pandangan Handanovic sehingga sang kiper tidak bisa menghalau tendangan Bennacer.
Bagaimana pendapat Anda?