Patrice Evra mengeluarkan sebuah pernyataan yang kontroversial terkait tidak diakuinya bintang Chelsea, Edouard Mendy sebagai kiper terbaik dunia karena rasisme.
Mantan bek sayap Manchester United dan Prancis, Evra, tidak senang dengan keputusan untuk menobatkan pemain Paris Saint-Germain asal Italia, Gianluigi Donnarumma sebagai peraih trofi Lev Yashin 2021, sebuah penghargaan untuk kiper terbaik di dunia.
Donnarumma memang tidak punya catatan prestasi di level klub ketika membela AC Milan, sebelum pindah ke PSG, tapi menjuarai Euro 2020 bersama Italia.
Namun, Evra merasa Mendy lebih pantas memenangkan penghargaan individu tersebut karena berperan besar dalam membantu Chelsea menjadi kampiun Liga Champions musim 2020/21 kemarin.
Menurut pria berusia 40 tahun tersebut, ada nuansa rasisme dalam penentuan status sebagai kiper terbaik dunia karena menilai Mendy, yang punya latar belakang dari Afrika tepatnya Senegal, dipandang sebelah mata.
Berbicara di Instagram, Evra berkata: "Kiper... bagaimana dengan Edouard Mendy? Tapi tentu saja, Piala Afrika, kami adalah monyetnya, jadi tidak ada yang menghargai kompetisi ini."
"Kami adalah satu-satunya kompetisi di mana Anda harus meninggalkan klub Anda, pergi selama tiga minggu dan memainkan turnamen tersebut karena di Afrika kami selalu memiliki sedikit ruang."
"Tapi segalanya akan berubah, segalanya akan berubah."
Secara statistik, Mendy punya catatan clean sheet 13 lebih banyak dari Donnarumma sepanjang tahun meski memainkan pertandingan lebih sedikit ketimbang pesaingnya tersebut.
Kiper nomor satu Chelsea tersebut juga hanya kebobolan 29 gol dalam 50 pertandingan yang dimainkannya sejauh ini.
Kisah inspiratifnya dari sosok yang tidak dikenal sebelum pindah ke Chelsea pada awal musim 2020/21 lalu dengan usia yang relatif tua, kini 29 tahun, hingga mencuat sebagai bintang juga membuat banyak orang menilai Mendy pantas dinobatkan sebagai kiper terbaik di dunia tahun ini.


