"Semoga Anda baik-baik saja," presiden Real Madrid Florentino Perez dengan sopan mengucapkan selamat kepada Kylian Mbappe, meski pun striker Paris Saint-Germain itu menolak pindah ke Santiago Bernabeu.
Nah, terdengar kecewa, lebih tepatnya.
Ambisi Perez selama dua tahun terakhir adalah untuk membawa penyerang Prancis itu ke ibukota Spanyol dan setelah PSG menolak tawaran €220 juta dari Madrid musim panas lalu, tahun ini ia tampak sangat yakin bisa memboyongnya.
Mbappe, yang mengidolakan Cristiano Ronaldo saat tumbuh dewasa, tertarik untuk pindah dan telah menyetujui persyaratan dengan Los Blancos, dengan kontraknya di PSG akan berakhir pada akhir Juni, kendati diganggu dengan hasrat besar klub Paris itu untuk mempertahankan bintang mereka dengan segala cara.
Pada akhirnya PSG berhasil meyakinkan Mbappe untuk bertahan.
Tawaran mewah PSG terlalu sulit untuk dilewatkan. Kontrak tiga tahun yang ditandatangani Mbappe melibatkan banyak uang dan banyak kekuasaan di Parc des Princes. Angka dan keistimewaan yang ditawarkan Madrid mendadak tidak ada apa-apanya.
Getty ImagesRasa sakit hati itu jelas terasa di Madrid.
"Jelas Mbappe telah mengkhianati Real Madrid," kata presenter El Chiringuito, Josep Pedrerol. "PSG menang. Qatar menang. Ini menyebalkan. Jika Anda adalah penggemar Madrid, Anda mengamuk, jika Anda adalah penggemar Barca, mungkin Anda sedang merayakannya. Mengapa ia mengatakan ya kepada Real Madrid selama setahun?"
Gelandang Fede Valverde, sementara itu, mengeluarkan tweet yang, meski pun tidak secara langsung ditujukan ke Mbappe, tampak menyindir. "Menjadi pemain Madrid adalah hak istimewa yang tidak semua orang bisa miliki," tulisnya.
Pada saat yang sama, salah satu rekannya yang ada di Barcelona dilaporkan mengirim pesan ke grup obrolan tim yang mengatakan bahwa penolakan Mbappe hampir bernilai seperti sebuah gelar juara.
Hanya saja, Madrid tidak boleh terlalu berlarut dalam emosi karena bagaimana pun mereka tetap harus menatap ke depan.
Fokus pertama mereka harus tertuju pada perburuan trofi Liga Champions yang ke-14, dengan menghadapi Liverpool di final di Paris pada Minggu (29/5). Memenangkannya di ibukota Prancis, rumah Mbappe, akan menjadi cara pertama untuk move on.
Setelah itu, Perez harus menentukan langkah transfer Madrid apakah akan jor-joran atau malah berhemat demi menjaga kesinambungan tim.
Getty ImagesJika Madrid mau jor-joran, maka mereka mungkin harusnya segera menggoda dua bintang calon lawan mereka di final Liga Champions, yakni Mohamed Salah dan Sadio Mane.
Kontrak kedua pemain sayap Liverpool berakhir pada musim panas 2023, yang berarti The Reds perlu memperbaruinya musim panas ini, berisiko kehilangan mereka secara gratis dalam waktu satu tahun, atau menjualnya selagi mereka masih bisa menghasilkan uang.
Dengan adanya Diogo Jota dan rekrutan Januari, Luis Diaz yang sama-sama berada di usia emas karier mereka, Liverpool mungkin akan tergoda untuk menjual salah satu dari Salah atau Mane, meski mempertahankan keduanya masih jadi prioritas.
Mane memiliki teman di Madrid dan telah dikaitkan dengan transfer sebelumnya, sementara Salah akan menjadi rekrutan yang hampir ideal untuk ditempatkan di sayap kanan, dengan Karim Benzema di tengah dan Vinicius Junior di kiri.
Pilihan menarik lainnya dapat ditemukan lebih dekat dari Madrid. Tidak ada pemain sayap di dunia yang menciptakan lebih banyak peluang daripada pemain Barcelona, Ousmane Dembele, yang kontraknya akan habis musim panas ini.
Klub yang paling dekat dengannya, jika ia tidak bertahan di Barca, adalah PSG, namun dengan bertanannya Mbappe, mereka mungkin tidak punya alasan lagi untuk merekrut Dembele.
Akan dilihat sebagai pengkhianatan yang tak termaafkan oleh para pendukung Barcelona jika Dembele mengikuti jejak Luis Figo dengan melewati batas Clasico, tetapi Madrid dapat dengan mudah membayar pemain internasional Prancis itu sesuai dengan tuntutan gajinya yang belum bisa dipenuhi oleh Barca dan Madrid masih bisa berhemat karena tidak jadi habis-habisan merekrut Mbappe.
Getty ImagesOpsi lain adalah membiarkan Rodrygo mengklaim posisi sayap kanan dan memperkuat area lain di tim, mengikuti strategi 'transfer realistis' yang sudah mereka lakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Aurelien Tchouameni adalah target di lini tengah dan pemain yang bisa membantu mengambil alih posisi Casemiro. Bintang AS Monaco itu akan membuat Madrid menghabiskan sekitar €60 juta, tapi bisa menjadi investasi yang signifikan dan bijaksana.
Dengan Valverde dan Eduardo Camavinga sudah di klub, Madrid kemudian akan memiliki trio lini tengah baru dengan potensi suatu hari nanti akan menggantikan trio legendaris Luka Modric, Toni Kroos dan Casemiro yang telah memenangkan tiga final Liga Champions dan sekarang memburu yang keempat.
Madrid dapat menghibur diri mereka sendiri bahwa mereka memenangkan La Liga tahun ini dan mengalahkan tim Mbappe, PSG, juara bertahan Eropa, Chelsea dan kampiun Liga Primer Inggris, Manchester City dalam perjalanan ke final Liga Champions.
Benzema dan Vinicius menghancurkan hampir semua tim yang mereka hadapi pada 2021/22, dan akan tentu akan terus berkembang di musim baru.
Getty ImagesMadrid mungkin memutuskan bahwa hal terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah menunggu sampai kontrak baru Mbappe berakhir pada 2025, bahkan jika itu berarti harus mengabaikan harga diri mereka. Repons kalem Perez di hadapan publik setidaknya membiarkan opsi tersebut terbuka.
"Saya pikir ia membuat keputusan yang tepat, ia masih muda dan ia akan punya waktu untuk pergi ke Madrid, ia akan punya waktu untuk pergi ke tempat yang ia inginkan," kata rekan setim Mbappe di PSG dan mantan winger Madrid, Angel Di Maria. "Tahun 2025? Saya tahu orang-orang di Madrid rumit, Bernabeu bisa jadi sulit, tetapi ia memiliki bakat untuk memenangkan mereka."
Mungkin pada 2025 nanti ada target lain yang muncul dan Mbappe tidak akan lagi bisa memiliki nilai tawar yang sama pada Madrid.
Untuk saat ini, Madrid tidak bisa membiarkan diri mereka berkutat dengan penghinaan, meski pun mungkin akan terasa menyakitkan karena berpotensi untuk kembali menghadapi Mbappe dan timya lagi di Liga Champions musim depan.
Jika demikian, Perez tentu ingin menjadikan Madrid kembali menjadi raja Eropa, untuk membuntikan kepada Mbappe bahwa ia telah membuat keputusan yang keliru.


