Federasi Sepakbola Prancis (FFF) mengejar pelaku yang menjadikan beberapa pemain tim nasional Prancis sebagai sasaran rasisme setelah kalah dari Argentina di final Piala Dunia 2022.
FFF mengatakan pada Selasa (20/12) bahwa beberapa pemain dihujat dengan nada rasisme dan kebencian yang tidak bisa diterima di media sosial.
Para pemain yang menjadi korban aksi tidak terpuji tersebut adalah yang berkulit gelap.
Apa kata federasi Prancis tentang aksi rasisme ini?
"Federasi Sepakbola Prancis mengutuk dengan sangat tegas perilaku dan pelanggaran yang tidak dapat ditoleransi ini," kata mereka dalam sebuah pernyataan.
Pejabat pemerintah Prancis telah menyatakan kemarahan mereka menyusul aksi tersebut. Isabelle Rome, menteri yang bertanggung jawab atas kesetaraan gender, mengatakan Kylian Mbappe dan Kingsley Coman, keduanya berkulit hitam, termasuk di antara mereka yang dilecehkan.
Klub Coman, Bayern Munich, juga mengutuk komentar rasis yang ditujukan kepada sang pemain sayap, menjadi salah satu penggawa Prancis yang gagal melakukan tugasnya dalam adu penalti lawan Argentina.
"Keluarga FC Bayern mendukung Anda, Raja. Rasisme tidak memiliki tempat dalam olahraga atau masyarakat kita," tulis Bayern di Twitter.
Dunia nyata lebih indah dari media sosial
Jika mereka yang ada di media sosial cuma bisa menyuarakan kebencian, maka suporter yang di dunia nyata sebaliknya malah mengapresiasi perjuangan Prancis di Piala Dunia Qatar.
Meski pun gagal mempertahankan trofi yang dimenangkan di Piala Dunia 2018, skuad Prancis mendapat sambutan hangat ketika mereka kembali ke Paris pada Selasa (20/12) dengan ribuan pendukung menyemangati mereka saat berada di Place de la Concorde.
