Usai jendela transfer musim panas 2003 ditutup, Manchester United mengira mereka telah menemukan striker potensial.
Kala itu, Setan Merah membayar mahar sekitar £3 juta ke Sunderland untuk jasa seorang pemain berusia 20 tahun yang akan menjadi salah satu pembelian gagal yang sulit dilupakan.
Pemain yang dimaksud tentu saja David Bellion, pemain Prancis U-21 yang datang dari Stadium of Light menyusul serangkaian penampilan impresif bersama Sunderland.
Meski menarik perhatian para pencari bakat di Liga Primer Inggris, Bellion tidak mampu mencegah The Black Cats yang terdegradasi ke Championship dengan koleksi poin terendah ketiga dalam sejarah Liga kala itu.
Tidak dapat dimungkiri, Bellion benar-benar terpincut dengan kepindahan ke Old Trafford, di tengah tuduhan bahwa United telah melakukan pendekatan ilegal, dan berperan dalam penolakan perpanjangan kontrak sang pemain bersama Sunderland.
Singkat cerita, Bellion menyelesaikan kepindahannya ke Man United pada Juni 2003, namun langkah itu disambut dengan kemarahan. Kemudian Chairman Sunderland, Bobby Murray, melabeli United dengan sebutan 'lusuh, arogan, dan tidak sopan', setelah Sir Alex Ferguson diduga mendekati pemain asal Prancis itu sejak Januari.
Bellion tampak menjanjikan di Manchester. Ia mencetak gol pada debutnya di pra-musim melawan Celtic, namun menit mainnya menjadi terbatas. Maklum, masih ada nama-nama seperti Ruud van Nistelrooy dan Louis Saha.
Pada musim perdana, Bellion hanya mencetak dua gol dari 14 penampilan di liga. Kedatangan Wayne Rooney pada awal musim 2004/05, Bellion cuma tinggal nama di Manchester.
Jebolan Cannes itu dipinjamkan ke West Ham, setelah hanya menctatakan 24 penampilan di liga untuk United dalam kurun dua musim.
Bellion tidak bermain lebih baik di London Timur. Ia gagal mencetak gol dalam delapan penampilan bersama The Hammers. Pada bursa Januari, sang pemain dipinjamkan ke Nice.
Kembali ke Prancis, Bellion terhitung tampil oke. Ia mencetak lima gol dalam 15 penampilan di Ligue 1. Pemain kelahiran 27 November 1982 itu lantas dipermanenkan Nice pada musim panas 2006.
Apes, cedera menghambat perkembangan Bellion pada musim pertama di Nice, meski ia menutup musim dengan koleksi delapan gol alias yang tertinggi bersama satu pemain lainnya.
Produktivitas Bellion menarik perhatian Bordeaux, dan klub langganan Liga Champions kala itu menebusnya lebih dari €4,5 juta pada Juli 2007.
Mencetak delapan gol dalam 12 pertandingan pembuka, Bellion tampak seperti pembelian sukses Bordeaux. Namun, kombinasi cedera dan penurunan performa membuatnya menyelesaikan musim pertama di Bordeaux dengan 12 gol di liga saat Le Girodins menjadi runner-up di bawah Lyon yang menjadi juara.
Tercatat, Bellion menikmati masa paling sukses dalam kariernya bersama Bordeaux dengan torehan 28 gol dalam 156 pertandingan di lintas ajang pada periode 2007–2014.
Bordeaux menjadi puncak karier Bellion. Meski, Striker ia kalah bersaing dengan Marouane Chamakh dan Fernando Cavenaghi pada musim-musim selanjutnya. Lebih banyak sebagai pemain pengganti dan minim tampil sebagai starter.
Memang, Bellion meneken perpanjangan dengan Bordeaux pada 2010, tapi ia justru dipinjamkan ke klub lamanya, Nice. Pada 2014, ia meninggalkan Bordeaux dan bergabung dengan klub Divisi Tiga Liga Prancis, Red Star.
Dua musim di Red Star sembari bekerja di galeri seni di Paris, Bellion memutuskan gantung sepatu pada 2016, dan saat ini tetap bersama klub tersebut sebagai direktur kreatif.
Tapi hingga kini, fans United khususnya masih bertanya-tanya apa yang terjadi dengan pemain berusia 20 tahun yang dulu menjanjikan, pemain yang telah memikat United dari Timur Laut Inggris dan gagal.


