Erik ten Hag Manchester United 2022-23 GFXGetty/GOAL

Manchester United Bukan Lagi Klub Elite, Tak Lagi Menarik Bagi Pemain Top

Richard Arnold telah dibanjiri dengan surat protes dari penggemar Manchester United sebagai tanggapan atas langkah mengejutkan klub mengejar Marko Arnautovic. Ini tampak sebagai langkah frustrasi.

Waktu jadi kuncinya, namun sulit membayangkan kapan saat yang paling tepat untuk memunculkan berita tentang rumor transfer mantan striker Stoke City dan West Ham United berusia 33 tahun itu. Jelas, makin tidak ideal karena pada hari yang sama pasukan Erik ten Hag memulai musim baru dengan kekalahan dari Brighton.

Suporter United merasa seperti sedang dipermainkan oleh klubnya sendiri.

Frustrasi, langkah transfer United telah mencapai tahap itu. Upaya pengejaran Arnautovic adalah bukti nyata bahwa rencana A, B, dan bahkan C tidak bisa diwujudkan karena klub terus melakukan kesalahan yang sama.

Musim panas yang dimulai dengan Darwin Nunez sebagai striker incaran nomor satu berakhir dengan perburuan terhadap Arnautovic, pemain yang berada di ujung kariernya, yang bahkan dulu mungkin sama sekali tidak ada dalam bayangan United untuk menjadikannya penyerang utama.

Jadi, ini merupakan langkah yang aneh. Kedatangan Arnautovic yang tidak diinginkan oleh fans akan merugikan United. Dari sisi finansial misalnya, mungkin hanya akan ada sedikit suporter yang mau membeli jerseynya.

Bagi Bologna, pemain asal Austria itu mungkin sangat berharga, namun bagi United, mungkin akan menghadirkan dimensi baru tapi kualitasnya belum benar-benar teruji di level top.

Faktanya, jika mereka mengontraknya empat tahun lalu ketika Jose Mourinho menganggapnya sebagai pengganti Zlatan Ibrahimovic, ia mungkin bisa menjadi pembelian cukup penting.

Arnautovic telah membuktikan dirinya sebagai pencetak gol di Liga Primer Inggris bersama klub-klub papan tengah ke bawah. Tapi dengan usianya sekarang, ceritanya bisa berbeda, entah jika United sekarang merasa memang bukan lagi klub top?

United seolah-olah gemar mendatangkan striker tua yang kemampuannya mulai menurun belakangan ini, merekrut Odion Ighalo, Edinson Cavani dan Cristiano Ronaldo, meski dua nama terakhir punya rekam jejak yang luar biasa.

Singkatnya, mengejar Arnautovic merupakan langkah putus asa setelah agenda transfer United musim panas ini amburadul. Bayangkan saja, dari mengincar Nunez, lalu Antony, kemudian Benjamin Sesko hingga akhirnya muncul nama Arnautovic.

Cukup drastis.

Sesko, yang baru-baru ini menjadi fokus baru United, ternyata lebih memilih untuk pindah ke RB Leipzig. Mereka pun harus gigit jari.

Tapi itu adalah konsekuensi dari keterlambatan mereka dalam perburuan striker Slowakia, karena pada mulanya tidak menjadi prioritas transfer.

Sumber yang dekat dengan kesepakatan Nunez mengklaim United terlalu lambat dalam mengejarnya, yang pada akhirnya kena tikung rival abadi mereka, Liverpool.

Ada faktor lain di sini. Biaya.

United dimintai oleh Salzburg sebanyak £50 juta untuk Sesko, angka itu dirasa terlalu tinggi.

Sementara itu, hal yang sama juga terjadi dalam perang penawaran dengan Liverpool untuk Nunez, yang menelan biaya hingga £85 juta.

Dengan harga sekitar £8 juta, Arnautovic adalah pilihan yang jauh lebih murah. Penggemar United akan melihat ini sebagai sikap kikir yang dimiliki oleh keluarga Glazer selaku pemilik klub.

Di musim panas ketika beban pengeluaran gaji telah dikurangi secara drastis dengan kepergian para pemain berpendapatan tinggi, Paul Pogba, Cavani, Juan Mata, Nemanja Matic dan Jesse Lingard, para pemain yang baru didatangkan sejauh ini dianggap kurang sepadan.

Dengan sebagian besar anggaran diproyeksikan untuk Frenkie de Jong, tampaknya hanya ada sedikit dana yang tersisa yang bisa dibelanjakan untuk mendapatkan striker baru.

Tapi De Jong adalah masalah lain.

Dalam beberapa hari terakhir, ada opsi lain untuk penyegaran lini tengah: Fabian Ruiz, Adrian Rabiot, Guido Rodriguez dan Sergej Milinkovic-Savic muncul sebagai target.

Sumber mengatakan kesepakatan pada prinsipnya telah dibuat untuk sejumlah alternatif yang bisa didatangkan seandainya United gagal memboyong De Jong dari Barcelona.

Namun, dalam kasus Ruiz, yang dianggap paling sepadang dengan De Jong, United tampaknya terlambat bergerak, karena gelandang Napoli itu dikabarkan bakal pindah ke Paris Saint-Germain.

Sekali lagi, semuanya terasa kacau bagi klub yang telah menghabiskan banyak uang untuk merombak mereka yang di balik layar transfer selama sembilan tahun terakhir.

Kepergian tokoh-tokoh kunci seperti pimpinan pencari bakat, Jim Lawlor, dan pimpinan pencari bakat global, Marcel Bout, seharusnya membawa goncangan lain.

Pimpinan negosiator, Matt Judge juga telah pergi, dengan Arnold sekarang memberi mandat lebih kepada direktur sepakbola, John Murtough.

Namun, tetap ujung-ujungnya nanti yang disalahkan adalah Ten Hag, atas kekacauan transfer United kali ini.

Ia memusatkan perhatiannya hampir secara eksklusif pada pemain yang pernah bekerja dengannya sebelumnya – atau memiliki hubungan dengan sepakbola Belanda seperti Tyrell Malacia, Lisandro Martinez, Christian Eriksen, Antony, dan De Jong.

Bahkan Arnautovic adalah pemain yang terakhir bekerja dengannya lebih dari satu dekade lalu di FC Twente. Lantas, adakah nama lain yang ditawarkan tim rekrutmen United sebagai gantinya?

Menjelang duel lawan Brighton, Ten Hag bersikeras bahwa ia hanya akan merekrut pemain yang tepat dan bakal puas untuk menutup bursa transfer tanpa pemain baru lainnya jika ia tidak bisa mendapatkan targetnya.

Banyak yang telah berubah hanya dalam beberapa hari. Kekalahan lawan Brighton menjadi alarm keras. "Pekerjaan neraka," kata manajer asal Belanda itu setelah kalah 2-1.

Sama seperti pendahulunya, ia mendapati United sekarang tidak lagi memiliki daya tarik seperti dahulu kala. Mungkin malah lebih tidak menarik ketimbang era David Moyes, Louis van Gaal, Jose Mourinho atau Ole Gunnar Solskjaer.

Untuk transfer Erling Haaland, United jelas kalah telak dari rival sekota, Manchester City. Hampir sama kasusnya dengan Nunez, yang akhirnya hanya fokus menuju Anfield.

De Jong mati-matian berusaha bertahan di Barcelona dan bahkan Eriksen harus pikir-pikir terlebih dahulu sebelum akhirnya menerima pinangan United ketimbang Brentford.

Itulah fakta menyedihkan yang harus dihadapi United, pada 2022 ini, di mana mereka bisa dibilang bukan lagi klub elite.

Iklan
0