Cole Palmer telah memulai jalur yang sama di tim utama seperti yang dilakukan Phil Foden di Manchester City dan diharapkan ada lebih banyak pemain yang akan mengikuti jejaknya.
Palmer mulai lebih banyak mendapat kesempatan bermain, terutama sebagai starter di Piala Liga dan memperoleh pengalaman pertama dalam kampanye Eropa bersama tim senior arahan Pep Guardiola, bisa menggunakan waktunya untuk memetik pelajaran dari sang manajer City dan juga beberapa pemain hebat lainnya.
Apakah pemain depan berusia 19 tahun itu akan mencapai level yang sama dengan Foden, patut dinantikan. Bagaimana pun, Palmer telah menjadi salah satu pemain yang menonjol di generasinya.
Yang sangat menarik bagi klub, serta akademi yang terus mengembangkan bakat-bakat muda, adalah bahwa Palmer tidak berkembang sendirian. Ia meroket dari akademi menungguli para pemuda lainnya dengan kualitas dan tekad untuk mencapai puncak.
Bersama dengan Palmer, beberapa pemain dari sektor junior akan masuk dalam skuad untuk pertandingan putaran keempat Piala Liga antara City dan West Ham United pada Kamis (28/10) dini hari WIB karena rekor luar biasa mereka yang belum pernah kalah di kompetisi ini memasuki tahun keenamnya.
Palmer, CJ Egan-Riley, Josh Wilson-Esbrand, Luke Mbete, Finley Burns, Romeo Lavia dan James McAtee semuanya tampil dalam kemenangan 6-1 atas klub League One, atau divisi tiga, Wycombe Wanderers di babak sebelumnya.
Guardiola tidaklah berlebihan ketika membicarakan tentang potensi para pemain mudanya, karena ia tahu betapa tidak mudahnya mengembangkan mereka. Anak-anak muda itu harus lebih baik daripada opsi yang ia miliki dan ketika Anda melihat kedalaman dan kualitas skuad tim utamanya, maka tugas para pemain muda jadi lebih berat untuk bersaing.
Namun pelatih asal Spanyol itu tidak menyembunyikan kegembiraannya pada potensi para pemain muda yang terus bermunculan di City.
"Kami juga memiliki Liam Delap, Sam Edozie, Luke Mbete, Romeo Lavia - lima atau enam pemain berbakat yang sangat bagus di akademi," kata Guardiola setelah gol Palmer dalam kemenangan Liga Champions atas Club Brugge. "Jika mereka terus rendah hati dan bekerja, mereka bisa menjadi penting bagi Manchester City."
Getty/GoalSudah menjadi ambisi klub sejak lama untuk bisa memiliki aliran pemain yang rutin membuat lompatan dari akademi ke tim utama.
Barcelona – mantan klub Guardiola, direktur sepak bola Txiki Begiristain dan kepala eksekutif Ferran Soriano – selalu menjadi sumber inspirasi bagi City.
Lionel Messi, Andres Iniesta, Sergio Busquets dan banyak lagi superstar terbit melalui akademi La Masia, sementara banyak juga yang tak mendapat kesempatan bersinar di klub lain, menghasilkan keuntungan besar bagi Blaugrana dalam prosesnya.
Lebih dekat dengan mereka, Class of 92-nya Manchester United telah lama dianggap sebagai standar tertinggi dalam kesuksesan pembibitan akademi di Inggris - mengingat David Beckham, Paul Scholes, Ryan Giggs dan Gary dan Phil Neville membantu meletakkan dasar kesuksesan satu dekade setelah lulus dari tim junior dan naik pangkat ke tim utama.
Entah bisa apa tidak mereplikasi kesuksesan semacam itu, tapi sejauh ini selalu dianggap mustahil. Tapi City bisa saja memutus anggapan tersebut.
Bagaimana pun, rekan-rekan Foden di akademi City termasuk Jadon Sancho, yang sekarang bermain untuk Manchester United dan tim nasional Inggris, Brahim Diaz dari AC Milan dan bek Barcelona Eric Garcia, yang keduanya pernah bermain untuk timnas Spanyol. Semua atau beberapa pemain itu bisa saja bermain untuk tim utamanya Guardiola jika mereka bertahan di Etihad Stadium.
Terlebih lagi, sekarang ada tingkat optimisme di antara para pelatih tentang potensi munculnya terobosan pemain terbaru, itulah sebabnya mereka mulai bekerja dengan Guardiola dan koleganya secara teratur.
"Sungguh menakjubkan bagi para pemain untuk memiliki begitu banyak kontak dengan manajer kami dan dengan para pemain tim utama, orang-orang yang dapat Anda hormati dan pelajari setiap hari," kata pelatih EDS, tim junior City, Brian Barry-Murphy kepada Goal.
"Mencoba menciptakan tujuan bersama atau perasaan yang sama di antara kelompok adalah tantangan besar bagi kita semua."
Setelah Palmer, ada sejumlah pemain yang membuat heboh. McAtee, misalnya, adalah No.10 cerdas yang telah menjadi bintang tim EDS dan membuat Joao Cancelo terkesan, hingga memilihnya sebagai pemain hebat dengan masa depan cerah.
Tokoh-tokoh senior di timnas Belgia telah mengamati perkembangan gelandang bertahan Lavia, yang masih berusia 17 tahun tetapi menunjukkan bahwa ia bisa mengikuti jejak mentornya, Fernandinho.
Guardiola telah menandai potensi bek tengah kelahiran London Mbete, sementara Edozie menjadi starter di Community Shield pada awal musim dan menunjukkan mengapa ia dibandingkan dengan mantan pemain sayap City, Leroy Sane.
Delap, sementara itu, memiliki rekor mencetak gol yang luar biasa di setiap level musim lalu, dan ia frustrasi karena cedera yang membuat sang striker absen padahal City sekarang ini kekurangan penyerang tengah murni.
Full-back Wilson-Esbrand dan Egan-Riley juga membuat debut yang bagus lawan Wycombe, sementara kiper internasional Republik Irlandia, Gavin Bazunu tampil mengesankan dengan status pinjaman di Portsmouth.
Tentu saja, masih ada tantangan besar bagi mereka untuk bisa menjadi pemain reguler di tim utama City yang bertabur bintang dan jalannya tidak akan mudah bagi mereka untuk membuat terobosan lebih besar.
Namun, itu tidak akan menghentikan siapa pun yang mencoba mewujudkan impian untuk melihat skuad City penuh dengan bakat-bakat lokal menjadi kenyataan.




