Manajer Gillingham Neil Harris meminta para pemain meniru kepercayaan diri Elkan Baggott agar tim bisa keluar dari catatan tanpa kemenangan yang sudah mencapai enam pertandingan.
Harris memuji performa Baggott yang dianggap luar biasa, terutama di babak kedua, meski tim besutannya menelan kekalahan 1-0 dari Doncaster Rovers di Stadion The Eco-Power akhir pekan kemarin.
Pada menit ke-54, Baggott memblok tendangan Ben Close yang berpotensi menjadi gol. Selang tiga menit kemudian, umpan sundulan Baggott disambut kepala Max Ehmer, tapi masih bisa ditepis kiper lawan.
Dua menit menjelang pertandingan berakhir, Baggott mendapatkan peluang untuk menyamakan kedudukan ketika ia menyambut umpan Will Wright. Sayangnya tandukan Baggott masih bisa dipatahkan. Harris menyebut performa Baggott itu berkat kepercayaan diri yang bagus.
“Elkan Baggott luar biasa hari ini (melawan Doncaster), pemain terbaik di lapangan setelah melalui perjalanan yang panjang. Dia mampu melakukan blok, tekel, memenangkan duel di udara. Bagaimana dia bisa seperti itu? Kepercayaan diri,” papar Harris.
“Dia mendapati itu dari luar tim untuk beberapa pertandingan. Kalian tahu maksud saya? Menjalani pertandingan internasional [bersama timnas Indonesia], dan dia bermain bagus.”
“Lalu dia kembali, dan mencetak beberapa gol. Dia bermain bagus lagi hari ini. Dia menemukan itu (kepercayaan diri) sendiri. Yang saya lakukan hanya memberinya platform dengan menempatkannya di dalam tim.”
Harris menambahkan, penggawa Gillingham harus memiliki kepercayaan diri yang tidak jauh berbeda dengan Baggott agar mereka bisa segera keluar dari catatan tanpa kemenangan di enam pertandingan secara beruntun.
“Jika Anda tidak mendapatkan kepercayaan diri sebagai sebuah tim, bagaimana Anda mendapatkannya secara individu? Ini bukan skuad yang besar, mereka mempunyai kesempatan bermain yang sama,” cetus Harris.
“Mereka mendapatkan rencana permainan, sehingga mereka tahu peran dan tanggung jawab, dan kemudian Anda membutuhkan pemain untuk menemukan kepercayaan diri itu, serta membentuk diri mereka sendiri.”
“Dalam menangani pemain, saya berusaha merangkul mereka, dan memberi tahu saya ingin lebih dari mereka. Beberapa butuh dorongan. Pada akhirnya, ketika pemain melewati garis putih itu, mereka harus berusaha menemukannya sendiri.”




