Nasib kompetisi Liga 1 2022/23 masih abu-abu kapan bisa dilanjutkan. Investigasi akan tragedi Stadion Kanjuruhan, 1 Oktober, pun masih berlangsung.
Klub-klub peserta kompetisi di Indonesia akhirnya jadi korban karena berada dalam ketidakjelasan, sementara ada tuntutan supaya PSSI direformasi.
Madura United sebagai salah satu peserta Liga 1 akhirnya mengambil langkah. Karena bagaimana pun, situasi ini tidak mudah dihadapi oleh klub.
Mereka melakukan negosiasi kembali dengan anggota tim, meliputi pemain, pelatih dan ofisial. Keputusannya, telah dilakukan addendum kontrak, seperti diinformasikan media sosial resmi klub.
"Ketidakjelasan lompetisi membuat pemain dan sponsor mengalami kekhawatiran. Kami dalam lima hari ini mengajak bicara pemain, pelatih, sponsor dan mendiskusikan sejumlah skenario agar mereka memiliki kepastian hukum, atas kepastian hak & kewajiban," tulis Madura United.
"Alhmadulillah, semua pemain setuju, pelatih tak keberatan, sponsor paham. Madura ingin semua tenang. Kita hadapi musibah ini secara bersama, kita berkorban bersama, kita sedih bersama. Semoga hal ini cepat selesai, dan kompetisi bisa kembali berputar," tutup mereka.
Selain hal tersebut, Laskar Sape Kerrab juga berharap PSSI bisa mematuhi rekomendasi dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Di mana mereka ingin supaya pengurus bertanggung jawab dengan cara mundur.
Pihak Madura United pun siapa saja, jika nantinya meminta diadakan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk pemilihan pengurus baru. "Selanjutnya kami berharap, PSSI segera melaksanakan rekomendasi TGIPF, dengan bersedia mundur, sehingga akan terlaksana KLB yang sejuk dan baik. Namun, Jika PSSI tidak ada keinginan melaksanakan rekomendasi TGIPF, maka kami akan segera mengirim surat resmi untuk melaksanakan KLB."


