Gary Neville memuji Romelu Lukaku karena sikapnya yang otentik dan jujur dalam mengakui ketidakbahagiaannya di Chelsea, namun meyakini sang striker telah mengecewakan klubnya.
Lukaku dikeluarkan dari skuad Chelsea oleh manajer Thomas Tuchel, ketika pasukannya bermain imbang 2-2 dengan Liverpool dalam lanjutan Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, Minggu (2/1) kemarin.
Namanya dicoret setelah sang pemain internasional Belgia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Sky Sports bahwa dirinya frustrasi dengan situasi yang dialaminya di Chelsea dan malah mengungkapkan rasa cintanya kepada Inter Milan, klub lamanya.
Tuchel akan mengadakan pembicaraan empat mata dengan Lukaku pada Senin (3/1) ini, guna mencari solusi atas kehebohan yang ditimbulkan sang pemain sepekan terakhir.
Di podcast Sky Sports-nya, Neville berkata: "Kita harus memuji Romelu Lukaku dalam beberapa hal karena cukup berani, atau apa pun sebutannya, untuk berani keluar dan berbicara tentang kebenaran."
"Saya memang telah meminta para pemain untuk lebih otentik, lebih jujur."
"Ia pemain berpengalaman. Kita harus membayangkan bahwa ia memang tahu kata-katanya akan memiliki dampak seperti sekarang ini."
Namun, Neville menilai Lukaku sekarang harus menunjukkan rasa penyesalan, terutama kepada rekan-rekan setimnya, sebelum ia bisa kembali melanjutkan kariernya di Chelsea.
"Jika saya adalah penggemar Chelsea hari ini, atau pelatih atau pemilik Chelsea, saya akan merasa sangat kecewa dengan perkataan pemain saya, terutama ketika Anda telah berinvestasi begitu banyak padanya," katanya.
"Apa yang saya harapkan dari Romelu Lukaku dalam beberapa hari ke depan adalah berkata 'maaf, saya tidak bermaksud seperti itu'."
"Jadi yang terbaik yang bisa ia lakukan adalah meminta maaf di ruang ganti adalah meminta maaf kepada rekan-rekan setimnya."
"Para pemain biasanya saling memaafkan, mereka semua pernah berada dalam situasi di mana mereka membuat kesalahan dan Anda berkata 'benar, sudahlah pelatih, ia bisa kembali'."
"Saya pikir Romelu Lukaku akan menonton pertandingan timnya, saya pikir ia juga tidak senang dengan situasinya, mengetahui ia ingin berada di luar sana bersama rekan-rekan setimnya."


