“Ini mimpi yang menjadi kenyataan.”
Demikian kalimat yang diucapkan Lucas Silva pada 2015, ketika ia resmi menandatangani kontrak dengan Real Madrid.
Pemain Brasil ini meninggalkan kampung halamannya dan datang ke Eropa dengan menyandang status gelandang terbaik Serie A. Tiba di Santiago Bernabeu dengan harapan tinggi, Silva menyatakan kesiapannya bersinar di Spanyol.
“Saya benar-benar bahagia dan termotivasi. Saya datang ke Real Madrid untuk belajar dan di atas semuanya, untuk membantu,” kata Silva dalam sesi perkenalannya.
“Saya merasa baik dan siap menghargai jersey ini, yang merupakan milik klub terbaik dunia. Saya suka Real Madrid sejak kecil. Saya benar-benar bahagia berada di kota ini dan saya yakin saya akan tinggal dengan baik di sini.”

Ia melakoni debut hanya sebulan setelah perekrutannya, dalam kemenangan 2-0 lawan Deportivo La Coruna. Semua berjalan sesuai rencana Silva, dengan Los Blancos menggandakan keunggulan hanya beberapa menit setelah ia masuk.
Beberapa hari kemudian, ia main 90 menit penuh di babak 16 besar Liga Champions versus Schalke, di mana timnya kembali merengkuh kemenangan 2-0.
Sayang, ia tak mampu mendapat tempat reguler di Madrid dan dipinjamkan ke Marseille di musim berikutnya, di mana ini menjadi awal kemunduran karier Silva.
Meski awalnya berjalan baik di Prancis, Silva gagal mendapat tempat utama dan mendapati dirinya dibekukan di tim lantaran menolak permintaan Marseille untuk gabung Anderlecht di bursa transfer Januari.
Silva lalu kembali ke Madrid di akhir musim dan demi ambisi mendapat kesempatan main lebih banyak, ia menuju klub raksasa Portugal Sporting, tapi transfer itu kembali menemui jalan buntu, setelah hasil tes medis mendeteksi sang pemain mengalami detak jantung tidak teratur.
Singkat cerita, ia kembali ke pelukan Cruzeiro sebagai pemain pinajam. Dua musim masa pinjaman di klub yang telah membesarkan namanya tidak berjalan sesuai harapan, dan ia pun balik ke Spanyol musim panas ini dengan menyisakan kontrak satu tahun.
“Kebenarannya adalah saya punya tim, dan itu Real Madrid,” kata Silva kepada Marca pada Agustus.
“Saya dalam momen sulit karena ini tahun terakhir kontrak saya. Real Madrid adalah klub di mana selalu ada pemain level atas, banyak pemain terbaik dunia.
“Saya mengalami kesulitan di awal, mungkin karena saya sangat muda, dan saya tidak memiliki tempat reguler di tim. Saya perlu beradaptasi lebih baik. Sekarang saya lebih siap. Saya memainkan beberapa laga di Madrid, ketika saya main saya merasa melakukannya dengan baik. Ketika saya jadi starter saya tidak berpikir melakukan kesalahan.
Getty Images“Saya cuma mau main. Sekarang sulit mengatakan di mana. Spanyol salah satu kemungkinan dan liga yang saya merasa siap bermain. Saya lebih berpengalaman dan dewasa dibanding sebelumnya, saya bisa main di level bagus dalam beberapa tahun terakhir dan saya percaya hari ini saya memiliki kemampuan bermain di tim mana pun di dunia.
“Keinginan saya bertahan di Eropa.”
Meski memiliki keinginan sangat kuat, kebersamaan Silva dengan Madrid mesti berakhir awal September ini dengan kedua belah pihak sepakat bercerai. Setelah tiba di Spanyol dengan harapan dan dibekali bakat tinggi, sang gelandang kini hengkang tanpa klub.
“Saya harap memiliki lebih banyak peluang di Madrid, tapi itu mustahil. Ini tetap pengalaman hebat. Saya belajar banyak dan dengan sisa satu tahun dalam kontrak saya, kami memutuskan lebih baik bagi semuanya untuk mengakhiri kesepakatan lebih awal,” kata Silva kepada Tuttomercatoweb.
“Saya sempat dianggap gelandang muda terbaik di Brasil ketiba tiba, jadi sewajarnya saya berharap ini berbeda dengan Madrid, tapi saya tidak menyesali apa pun dan hanya ingin memikirkan kesempatan berikutnya.
“Saya ingin main di Eropa, itu target saya, terutama jika saya bisa kembali ke skuad Brasil dengan cara itu. Serie A akan sangat cocok dengan karakteristik saya. Saya sempat dekat dengan Genoa, tapi pada akhirnya gagal karena beberapa detail.”
Hampir lima tahun sejak direkrut untuk salah satu klub terbesar di dunia, Lucas Silva akhirnya tidak mendapat perpanjangan kontrak pada September 2019, sehingga harus menjalani episode karier tanpa klub sebelum Gremio menyelamatkannya dengan menyodorkan kontrak selama empat tahun.
Di klub tersebut, Lucas Silva menemukan lagi sentuhan emasnya dan baru-baru ini telah mencatatkan caps ke-100 sembari membantu mereka kembali ke kasta tertinggi sepakbola Brasil.


