Bakti Olahraga Djarum Foundation berkolaborasi dengan HYDROPLUS menyelenggarakan liga sepakbola putri bertajuk HYDROPLUS Soccer League. Menyasar dua kategori usia, yakni U-15 dan U-18, kompetisi ini akan dihelat secara bergelombang mulai awal Oktober 2025 di empat kota: Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Kudus. Sebanyak 90 tim yang berasal dari sekolah sepakbola, klub, hingga akademi akan berpartisipasi dan adu kemampuan di lapangan demi meraih gelar juara.
Group Brand Head HYDROPLUS, Yose Moriza, menuturkan bahwa Soccer League merupakan jawaban atas dahaga para pecinta sepakbola putri yang merindukan hadirnya kompetisi berformat liga untuk mengasah bakat sekaligus mencetak pesepakbola muda Indonesia yang kelak berprestasi di level dunia. Hal ini sejalan dengan visi produk tersebut sebagai minuman isotonik yang selalu mengajak generasi muda untuk dinamis dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
“HYDROPLUS merasa terhormat dapat ambil bagian dalam sejarah pengembangan bakat dan menggerakkan roda ekosistem sepakbola putri di Indonesia. Kami berharap HYDROPLUS Soccer League menjadi lokomotif lahirnya pesepakbola putri berbakat dan tangguh yang kelak mengukir prestasi bagi Indonesia. Tak hanya itu, melalui kompetisi ini kami juga ingin mengajak masyarakat untuk terus memancarkan semangat, baik dalam aktivitas harian maupun ketika berolahraga,” tutur Yose.
Sementara itu, Program Director Soccer League, Teddy Tjahjono, menguraikan bahwa penyelenggaraan liga sepakbola putri U-15 dan U-18 ini merupakan rangkaian dari road map pengembangan ekosistem dan pembinaan atlet sepakbola putri yang telah dirancang oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation. Soccer League adalah kelanjutan dari MilkLife Soccer Challenge yang menyasar KU-8, KU-10, dan KU-12, serta Piala Pertiwi U-14 dan U-16.
“HYDROPLUS Soccer League melengkapi piramida pengembangan ekosistem sepakbola putri yang sudah diawali dengan pemassalan di akar rumput melalui MilkLife Soccer Challenge dan turnamen usia dini dalam HYDROPLUS Piala Pertiwi. Kami berharap liga U-15 dan U-18 ini menjadi wadah bagi pesepakbola putri untuk menapaki jenjang karier menuju level profesional,” ujar Teddy.
Untuk itu, Soccer League mengadopsi format liga home-away yang bertujuan agar para pesepakbola putri remaja memiliki jadwal pertandingan rutin sehingga dapat mengasah teknik dan kemampuan di lapangan hijau. Di setiap kota, pertandingan akan digelar dua pekan sekali dengan harapan para atlet dapat mengevaluasi dan mempersiapkan diri lebih matang menghadapi laga berikutnya.
“Dengan demikian, mereka tidak hanya bertanding untuk mengejar gelar juara, tetapi juga menjadikan kompetisi ini sebagai sarana mengevaluasi dan mengembangkan kemampuan, teknik, hingga strategi permainan. Usai mengikuti Soccer League, mereka diharapkan bisa bertransformasi menjadi pemain profesional yang kelak diserap klub-klub papan atas. Kami berharap ajang ini melahirkan pesepakbola putri yang dapat mengantarkan Indonesia berjaya di panggung dunia,” tambah Teddy.
Soccer League akan bergulir di Jakarta mulai 4 Oktober 2025 hingga 31 Mei 2026 dengan melibatkan 16 tim U-15 dan 10 tim U-18. Disusul Bandung pada 11 Oktober 2025 hingga 7 Juni 2026 (16 tim U-15 dan 8 tim U-18). Pada saat yang bersamaan, kompetisi juga digelar di Surabaya (8 tim U-15 dan 8 tim U-18). Selanjutnya, Kudus akan memulai penyelenggaraan pada 3 Januari 2026 hingga 23 Mei 2026 (16 tim U-15 dan 8 tim U-18). Nantinya, para juara dan runner-up di setiap kota akan mendapat tiket ke Soccer League All-Stars yang dihelat di Kudus pada Juli 2026.
Untuk kategori U-15, jumlah pemain dalam satu tim adalah 9 orang dengan durasi pertandingan 2x25 menit (10 menit istirahat) dan menggunakan setengah lapangan standar. Sementara kategori U-18 dimainkan dengan 11 pemain per tim, durasi 2x35 menit (10 menit istirahat), dan memakai lapangan penuh.
Bergulirnya liga sepakbola putri ini menjadi angin segar bagi para atlet muda yang sedang merintis karier profesional. Salah satunya ialah Albianca Raula, jebolan MLSC yang tahun ini juga berlaga di ajang JSSL Singapore 7’s. Dalam Soccer League, Bianca akan memperkuat tim Cipta Cendikia.
“Aku senang sekali akhirnya ada liga sepakbola khusus putri, karena menurut aku sepakbola itu bukan hanya milik laki-laki. Makanya, aku akan terus berlatih keras agar bisa tampil bagus di liga ini dan masuk timnas,” ujar Bianca.
Senada dengan Bianca, Direktur Teknik Raga Negeri Football Academy, Yopi Riwoe, menuturkan bahwa terselenggaranya Soccer League sangat membantu perkembangan sepakbola wanita di Indonesia. Pasalnya, melalui liga ini para atlet muda dapat belajar, mengasah kemampuan, dan memiliki pertandingan berkesinambungan selama satu musim. Tak hanya bagi para atlet, liga ini juga menjadi wadah bagi jajaran pelatih untuk meningkatkan pola pembinaan dan pematangan strategi permainan.
“Dengan adanya Soccer League, ekosistem sepakbola putri akan semakin maju karena melalui liga ini semua elemen - atlet, pelatih, bahkan wasit - bisa belajar untuk menjadi lebih baik di bidangnya masing-masing. Terima kasih kepada para sponsor yang telah mewujudkan impian para pecinta sepakbola putri lewat hadirnya liga ini,” tutup Yopi.
