JDT Guangzhou FCGetty Images

Johor Darul Takzim Bantai Guangzhou FC, Mengapa Wakil Tiongkok Sekarang Jadi Lumbung Gol Di Liga Champions Asia?

Dulu begitu disegani di kompetisi papan atas Asia, sekarang jadi pecundang. Itulah gambaran klub-klub dari Tiongkok ketika tampil di Liga Champions Asia musim ini.

Dua wakil Negeri Tirai Bambu yang mengawali kampanye mereka di fase grup Liga Champions Asia wilayah timur sama-sama menuai hasil memalukan, Jumat (15/4) kemarin.

Pertama, Shandong Taishan dihajar habis 7-0 oleh klub Korea Selatan, Daegu FC. Sementara di Malaysia, klub juara Johor Darul Takzim mempermalukan raksasa Tiongkok, Guangzhou FC dengan skor telak 5-0.

Apa penyebabnya?

Sebenarnya fenomena ini sudah terjadi sejak tahun lalu, ketika klub-klub Tiongkok tidak lagi menjadikan Liga Champions Asia menjadi prioritas prestasi mereka.

Bahkan tahun ini, mereka cenderung lebih ogah-ogahan mengikuti kompetisi elite Asia tersebut. Hanya tersisa dua dari empat klub yang seharusnya mewakili Tiongkok.

Selain Shandong Taishan dan Guangzhou FC yang menjadi bulan-bulanan, sebenarnya ada dua klub lagi yang punya hak berpartisipasi tapi memilih untuk mengundurkan diri.

Shandong Taishan DaeguYouTube

Shanghai Port mengumumkan batal ambil bagian sebelum turnamen dimulai, pun demikian dengan Changchun Yatai bulan lalu. Keduanya diyakini tidak mau ambil pusing dengan kebijakan ketat lockdown pemerintah Tiongkok terkait penanganan COVID-19.

Ya, pandemi virus corona yang tak ada hentinya membuat pemerintah Tiongkok menerapkan kebijakan ekstrem, mewajibkan siapa pun yang bepergian dari luar negara tersebut untuk mematuhi aturan 21 hari karantina. Hal tersebut jelas berpengaruh besar pada agenda internasional klub-klub mereka.

Belum lagi Liga Champions Asia yang sekarang digelar terpusat di Thailand, Malaysia dan Vietnam bergulir bersamaan dengan jadwal liga domestik mereka, Chinese Super League (CSL), yang semakin membuat klub-klub mereka harus menentukan prioritas.

Tak mengherankan jika Shandong Taishan dan Guangzhou FC enggan mengirimkan skuad terbaik mereka dan memilih untuk memainkan tim muda dari U-21 untuk berkompetisi di Asia, meski harus menelan konsekuensi menjadi lumbung gol.

Mencederai rekor Tiongkok di Asia

Reputasi sepakbola Tiongkok menjadi taruhannya dan selama kebijakan pemerintah mereka dipertahankan, maka selama itulah klub-klub mereka akan mengalami penurunan prestasi di kancah Asia.

Guangzhou Evergrande AFC Champions League 2015

Tahun lalu misalnya, Guangzhou FC dan Beijing Guoan juga mengirimkan tim muda tanpa pengalaman mereka dan harus tersingkir memalukan di fase grup dengan rekor kebobolan yang begitu banyak.

Momen itu adalah pertama kalinya sejak 2009 para wakil dari Tiongkok gagal lolos ke babak gugur turnamen.

Jelas periode kelam yang tidak diinginkan, karena beberapa tahun lalu klub-klub Tiongkok sempat menunjukkan dominasi mereka di Asia terutama ketika mendatangkan deretan bintang ternama seperti Carlos Tevez, Paulinho hingga Oscar.

Bahkan Guangzhou FC pernah dua kali menjadi penguasa benua ketika merengkuh gelar juara Liga Champions Asia pada 2013 dan 2015.

Namun yang terjadi sekarang mereka tak ubahnya menjadi pelengkap kompetisi dan yang sangat disayangkan keputusan mereka untuk tidak mengirimkan tim terbaik tentu mencederai prestise turnamen itu sendiri.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0