OLEH ALEX KIM PENYUSUN M. RHEZA PRADITA
Gelaran Piala Dunia U-20 2019 menghadirkan banyak kejutan, salah satu yang terbesar adalah lolosnya Korea Selatan ke final. Taegeuk Warriors harus berterima kasih kepada satu pemain yang paling berjasa atas keberhasilan itu: Lee Kang-In.
Meski baru berusia 18 tahun pada Februari lalu, Lee berhasil menyabet penghargaan Bola Emas sebagai pemain terbaik selama turnamen di Polandia, setelah mencetak dua gol di babak penyisihan, termasuk eksekusi penalti yang membuka skor di laga final, Sabtu (15/6).
Tetapi yang paling mengesankan adalah kemampuannya yang komplet. Dia mampu membuat pertahanan lawan sakit kepala lewat kecepatan kakinya, dan mampu bermain dengan nyaman di mana saja di sepertiga akhir lapangan.
Sementara Lee mulai mengharumkan namanya secara global, bakatnya sudah jelas terlihat oleh orang-orang Korea sejak dia muncul sebagai anak berusia enam tahun di acara pencarian bakat televisi ‘Soccer Prodigy’ pada 2007.
Sebagai putra dari seorang ayah instruktur taekwondo, Lee memiliki tubuh yang sangat atletis dan kaki kiri yang mematikan.
“Dia menyerap pengetahuan seperti spons [menyerap air],” ujar legenda Korea Selatan Yoo Sang-Cheol pada saat itu. “Dia adalah ujung tombak tim lewat kecepatan, kemampuan menembak, dan teknik bertahan yang luar biasa.”
Empat tahun kemudian, bakat Lee dilihat Valencia, dan bersama dengan kedua orang tua dan dua saudara perempuannya, bocah 10 tahun itu pindah ke pantai timur Spanyol. Setelah tiga tahun terus tampil mengesankan di akademi, dia menandatangani kontrak enam tahun untuk bertahan di Mestalla sampai dia dewasa.
Pada usia 16 tahun, Lee sudah berkembang pada tingkat yang sedemikian rupa sehingga dia mulai dimasukkan dalam tim U-20 Valencia, meskipun dalam sebagian besar pertandingan dia tetap terlihat satu tingkat di atas para rekan setim dan lawan-lawannya.
Getty/GoalDebut profesionalnya semakin mendekati kenyataan ketika dia dipromosikan ke Valencia Mestalla, yang bermain di tingkat ketiga sepakbola Spanyol. Lebih menarik lagi, karena klub bergerak cepat untuk mengikat Lee dengan kontrak empat tahun baru, yang mencakup klausul pelepasan €80 juta.
Bakatnya saat itu tidak bisa diabaikan oleh pelatih tim utama Marcelino, dan pada Oktober 2018, dia melakukan debut bersama Valencia dalam kemenangan 2-1 atas Ebro di Copa Del Rey. Setelahnya dia juga bermain di La Liga, Liga Europa, dan babak selanjutnya di Copa hingga akhirnya menjadi juara.
“Dia mau belajar setiap hari, terlepas dari apakah dia berada di pelatihan tim pertama atau kedua,” ujar direktur akademi Valencia Luis Vicente Mateo ketika berbicara dengan Goal mengenai potensi Lee pada 2018. “Dia adalah pemain dengan bakat luar biasa.”
Telah masuk dalam daftar NxGn Goal mengenai 50 pesepakbola remaja terbaik di planet ini pada Maret lalu, tekanan akan mulai menggunung pada Lee untuk melanjutkan perkembangannya baik di level klub maupun negara.
Di Valencia bakatnya sudah disamakan dengan David Silva, yang sama seperti Lee merupakan gelandang kreatif dengan dominan kaki kiri, yang datang melalui akademi klub sebelum menjadi pemain kunci di tim utama.
Getty ImagesSementara itu, di Korea Selatan harapan pada Lee terus bertambah seiring dengan kesuksesannya elama sebulan terakhir. Meskipun Son Heung-Min terus menarik perhatian publik sepakbola, setelah memainkan peran penting dalam perjalanan Tottenham Hotspur ke final Liga Champions, tidak akan lama sampai perhatian itu direbut oleh pemain yang delapan tahun lebih muda darinya.
Kemungkinan untuk menyaksikan kedua pemain bermain bersama pada Piala Dunia 2022 di Qatar sangat menggiurkan. Apakah Lee masih bermain untuk Valencia saat itu adalah pertanyaan yang berbeda. Terlepas dari klausul pelepasannya yang tinggi, performanya di Polandia telah menghasilkan ketertarikan dari Real Madrid.
Los Blancos sudah berhasil mengamankan salah satu talenta muda Asia paling luar biasa dalam diri Takefusa Kubo, dan menggabungkannya dengan Lee dapat menciptakan skenario terbaik di dalam maupun di luar lapangan.
Namun, untuk saat ini, Lee sedang menikmati perhatian baru yang didapatkannya dengan tenang.
Sekembalinya ke tanah air setelah Piala Dunia U-20, dia berkata: “Bola Emas adalah hadiah yang diterima oleh semua rekan satu tim saya bersama-sama.”
Sederhana namun sungguh berbakat, Lee memiliki setiap aset yang dibutuhkan untuk menjadi superstar global.




