Presiden Barcelona itu didakwa melakukan suap atas dugaan pembayaran yang diberikan kepada mantan wakil presiden wasit Enriquez Negreira. Dalam kasus Negreira, garis waktu sebelumnya awalnya mencakup periode antara tahun 2013 dan 2023.
Namun, terdapat perkembangan yang signifikan dalam kasus ini karena Hakim Joaquin Aguirre telah mengubah masa berlaku pembatasan, memperpanjang masa berlakunya menjadi 10 tahun sejak tanggal dugaan kejahatan terakhir, yang terjadi pada tahun 2018. Perubahan hukum ini secara efektif memperluas cakupan kasus dengan penyelidikan mencakup peristiwa yang terjadi pada tahun 2008. Sebagai akibat dari penyesuaian hukum ini, presiden Barcelona kini telah didakwa.
Namun, Laporta yakin bahwa "madridismo sosiologis" alias "konspirasi Real Madrid" adalah alasan di balik saga terbaru yang terjadi di Camp Nou.
“Ada Madridismo sosiologis di pusat-pusat kekuasaan,” katanya kepada program 'Els Matins de Catalunya Radio'.
"Ada banyak kekuatan. Saya telah bersaing melawan Madridismo sosiologis ini dan saya menang. Mereka takut apa yang terjadi di periode pertama saya akan terulang lagi. Kami menang banyak dan itu sangat merugikan mereka. Mereka sangat menderita."
“Sekarang hal ini terulang kembali karena kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi di semua level, olahraga, ekonomi dan institusi. Mereka telah mengambil keuntungan dari kasus Negreira untuk menodai nama Barca dan kita tidak bisa membiarkan hal ini. Itu ada dan dilindungi di media tertentu, lingkaran politik tertentu dan bagian olahraga tertentu, dan kami harus menerimanya sebagai hal yang normal. Semua orang bisa menjadi tim yang mereka inginkan, tapi kami sebagai pendukung Barca harus mengetahui hal itu dan bersaing seperti yang telah kami lakukan, dan menang."
Laporta sekali lagi menegaskan dia tidak melakukan kesalahan apa pun dan mengklaim bahwa dia telah diperingatkan tentang dakwaan yang diajukan oleh pengacaranya terkait kasus tersebut.
“Mengetahui sejarah hakim ini (Joaquín Aguirre), kami diperingatkan oleh tim pembela kami bahwa kami bisa saja berakhir seperti ini (sedang diselidiki), namun karena tidak ada kejahatan suap dan tidak ada kejahatan yang berkelanjutan, maka hal ini tidak bisa berjalan baik. Apalagi hal itu sudah diajukan oleh sebagian besar pihak,” kata presiden Barca tersebut.
Sang presiden Barcelona juga mengklaim meski ada ketegangan di luar lapangan dengan Real Madrid, hubungannya dengan Florentino Perez tetap baik dan menyambutnya untuk menghadiri El Clasico pada 28 Oktober yang akan digelar di Catalonia.
“Hubungan saya dengan Florentino (Pérez) baik-baik saja. Saya tidak tahu apakah dia akan datang (untuk laga clásico). Dia tidak datang ke laga terakhir. Saya ingin dia datang karena laga clásico adalah tontonan terbaik di dunia dan kedua tim terwakili yang membuat permainan ini," jelasnya.




