Presiden Real Madrid, Florentino Perez, akhirnya buka suara soal gagalnya transfer Kylian Mbappe ke Los Blancos. Dia menuding adanya muatan politis di balik keputusan penyerang timnas Prancis itu untuk bertahan di Paris Saint-Germain.
Mbappe sempat dikabarkan sudah sepakat untuk bergabung dengan Madrid begitu kontraknya habis di PSG, namun pria 23 tahun itu secara sensasional berubah pikiran dan memutuskan untuk memperpanjang kontraknya bersama Les Parisiens.
Keputusan ini membikin gempar dunia sepakbola, mengingat betapa nyarisnya sang pemain hijrah ke ibukota Spanyol. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, akhirnya mengakui bahwa dia turut berperan membujuk Mbappe untuk bertahan di tanah air, dan Perez menuding tekanan politis tersebut membuat sang juara Piala Dunia harus mengubur mimpinya bermain bagi Los Blancos.
Ditanya oleh El Chiringuito apakah Mbappe mengkhianati Madrid, Perez menjawab: "Dia tidak mengkhianati saya. Dia menyampaikan mimpinya untuk bermain di Real Madrid, dan itu benar."
"Agustus tahun lalu, PSG tak mau menjual. Kami menunggu setahun dan mimpinya masih sama. Tapi semuanya berubah dalam 15 hari karena tekanan politis dan ekonomi."
"Dia mengambil langkah yang menurutnya termudah, dia berubah. Tak perlu dibahas-bahas lagi. Gara-gara ditekan, dia harus mengubah mimpinya."
"Dia masih sangat muda. Tekanan memengaruhi semua orang, tetapi anak muda lebih rentan. Tidak masuk akal Presiden Prancis [Emmanuel Macron] meneleponnya... ini sangat memengaruhinya, itu pasti."
Ditekan lebih jauh soal kemungkinan merekrut Mbappe begitu kontrak barunya habis pada 2025, Perez enggan memberi jawaban pasti. Dia menyoroti bahwa Mbappe yang sekarang tak lagi sama dengan Mbappe yang diinginkan oleh klub kampiun La Liga & Liga Champions tersebut.
"Mbappe yang saya inginkan adalah Mbappe yang memimpikan Real Madrid," sambung Perez.
"Merekrutnya tiga tahun lagi? Entahlah... dalam waktu tiga tahun, apa pun bisa terjadi."
"Mbappe yang ini bukanlah Mbappe. Seorang pemain yang menolak ikut kegiatan sponsor bareng tim nasionalnya, saya tidak mau [pemain seperti itu]."




