Saat Prancis mengangkat trofi UEFA Nations League pada Senin (11/10) dini hari WIB, di San Siro, sepertinya tidak banyak penggemar Real Madrid yang ikut menikmati kesuksesan mereka.
Spanyol, bagaimana pun, adalah tim yang dikalahkan Prancis, sementara kemenangan 2-1 membuat Les Bleus menjadi tim pertama dalam sejarah yang memenangkan Piala Dunia, Euro dan Nations League.
Pertandingan yang ketat, namun performa dari para individu pasukan Didier Deschamps pada akhirnya lebih unggul daripada kerja kolektif tim Luis Enrique yang berbakat secara teknis tetapi ompong di depan.
Tidak berlebihan memang jika menganggap duo penentu kemenangan Prancis sebagai pahlawan dalam laga tersebut.
Setelah Mikel Oyarzabal membuka keunggulan Spanyol setelah laga melewati satu jam, Karim Benzema membalas tak lama dengan sebuah gol indah lewat tembakan melengkung yang sulit dijangkau oleh kiper Unai Simon.
Skor imbang membuat laga jadi menegangkan, dan Kylian Mbappe muncul untuk mencetak gol kemenangan Prancis. Kesalahan Eric Garcia yang menyentuh umpan Theo Hernandez membuat posisi penyerang Paris Saint-Germain yang awalnya off-side jadi on-side dan mudah untuk mengemas gol kedua negaranya.
Dan, memang suporter Madrid tentu tidak akan senang dengan hasil tersebut, tapi seiring berjalannya waktu mereka akan mundur selangkah dan menyadari bahwa ada hikmah dari kekalahan ini.
Duo penyerang Prancis yang paling eksplosif saat ini bisa saja menjadi andalan lini depan Los Blancos musim depan.
Getty/GoalDengan adanya peluang bagi Mbappe untuk meninggalkan PSG dengan status bebas transfer dan pindah ke Santiago Bernabeu pada musim panas 2022, maka berarti ia bisa menjadi rekan setim Benzema di Madrid.
Apa yang telah mereka isyaratkan sejauh ini hanyalah sebagian kecil dari potensi mereka. Bekerja sama di lapangan latihan, kekompakan mereka bisa semakin meningkat - dan itu akan menyebabkan masalah bagi para rival Madrid di kancah domestik mau pun Eropa.
Benzema dan Mbappe mungkin sejauh ini baru memiliki kekompakan yang sporadis, namun ketika mereka bisa padu, Prancis, yang menghabiskan sebagian besar pertandingan tanpa hasil untuk mencoba melibatkan tiga pemain depan mereka, tampak kembali bergairah.
Operan-operan dan tekanan dari Spanyol membuat para pemain depan Les Bleus sulit untuk bersinar seperti yang terlihat saat menghadapi Belgia di semi-final beberapa hari lalu. Memang, Antoine Griezmann nyaris tidak mencatatkan peluang yang relevan, tapi bukan berarti menjadi penghalang bagi rekan-rekannya untuk menjadi pahlawan kemenangan.
Ditanya apakah kemenangan atas Spanyol menjadi malam impiannya, Benzema, memiliki sembilan gol dan tujuh assist bersama Madrid di La Liga musim ini, menjawab: "Di tingkat kolektif dan pribadi, ya. Saya benar-benar ingin mengangkat trofi bersama Prancis, dan itu tidak mudah."
"Kami telah menunjukkan kekuatan karakter yang dimiliki tim ini. Kami bermain total."
Getty/GoalTetapi kekuatan karakter yang dibicarakan Benzema juga bersifat individual, karena dirinya dan Mbappe-lah yang memang muncul sebagai penentu hasil akhir.
Benzema - bisa dibilang pemain terbaik di dunia saat ini - baru saja kembali menjalani tugas internasional setelah lima tahun diasingkan karena momen kontroversialnya dan sempat mendapat kritikan saat kembali.
Mbappe, sementara itu, mengalami kesulitan sepanjang Euro 2020 dan tiba di Italia dengan reputasinya yang mulai dipertanyakan. Mantan bintang AS Monaco itu menutup final Nations League dengan catatan dua gol dari dua pertandingan, dan satu gol yang jadi kunci kemenangan yang melengkapi prestasinya di final Piala Dunia 2018 lalu.
Sama seperti pahlawannya Cristiano Ronaldo yang mendapatkan reputasi sebagai pemain besar, pemain berusia 22 tahun ini juga melakukan hal yang sama.
Madrid, di sisi lain, memang belum benar-benar bisa menemukan pengganti superstar Portugal itu. Jadi, menjadi pahlawan bagi Prancis kembali menegaskan bahwa ia lebih dari siap untuk mengisi peran tersebut.