Dengan beberapa alasan kiper Nice Walter Benitez mulai disebut sebagai 'The Wall' musim ini.
Pemain Argentina itu memulai musim sebagai kiper kedua skuat asuhan Patrick Vieira tetapi sekarang sudah menyegel posisi reguler setelah serangkaian performa menawan yang dipungkasi dengan permainan brilian dalam kemenangan 1-0 atas Lyon akhir pekan kemarin.
Nice memiliki kesempatan untuk menang. Lyon sangat dominan, mendapat beberapa peluang emas hanya untuk dimentahkan oleh penampilan heroik Christophe Herelle dan juga Benitez di bawah mistar gawang.
Tidak mengejutkan setelah pertandingan tersebut Vieira sedikit membujuk pelatih Argentina Lionel Scaloni untuk memanggil pemain berusia 26 tahun yang masih belum memperkuat timnas senior sama sekali, setelah sebelumnya dipercaya di timas level usia U-20.
Getty“Dia layak mendapat kesempatan bermain untuk negaranya," ujar mantan gelandang Arsenal tersebut usai kontribusi besar Benitez dalam kemenangan atas Lyon, termasuk menggagalkan peluang Memphis Depay.
Benitez lebih rendah hati mengenai kesempatannya bermain bersama Lionel Messi dan kawan-kawan, menyadari penjaga gawang Manchester United Sergio Romero dan pemain UANL Nahuel Guzman adalah kiper yang lebih diutamakan saat ini.
"Ada dua kiper saat ini, jadi itu tergantung pada pelatih," ujarnya. "Ini mimpi, target pribadi. Ini sesuatu yang saya usahakan dan saya harap tidak lama lagi. Ada jurnalis yang membicarakan saya di negara saya."
Benitez menikmati musim terbaiknya sejak datang di Prancis pada musim panas 2016. Dia membantu Nice meraih sepuluh clean sheet musim ini, lebih banyak dari tim lain di Ligue 1, kecuali Paris Saint-Germain.
Ini kedua kalinya Benitez menjadi pembeda pada laga antara kedua tim musim ini, dengan pelatih Lyon Bruno Genesio mengatakan pada Agustus: "Kami bertemu kiper yang tak terkalahkan."
Memang, itu adalah kesempatan pertama pemain Argentina di bawah rezim baru dan hanya karena ada masalah cedera, meski Vieira tidak berpikir ia melakukan kesalahan dengan mempercayai Yoann Cardinale terlebih dahulu.
"Ketika saya datang, saya memilihnya dalam relasi atas apa yang saya lihat dan relasi pada filosofi yang ingin saya pakai," ujarnya. "Jadi saya memberi Cardi kesempatan.
"Ini rumit, dan saya mengubah keputusan. Kendati demikian, apa yang Walter lakukan membuat keputusan saya menjadi pertanyaan."
Benitez menemukan dirinya dalam posisi membanggakan di level Eropa. Di lima liga top Eropa musim ini, hanya lima kiper yang mencatat clean sheet lebih banyak dari dia: Alisson (Liverpool), Samir Handanovic (Inter), Ederson (Manchester City), Jan Oblak (Atletico Madrid) dan Kepa Arrizabalaga (Chelsea).
Melihat lebih dekat lagi statistiknya, dan angka-angka yang ia miliki menjadi lebih impresif.
Dari kiper yang telah membuat lebih dari 30 penyelamatan musim ini - sampai tulisan ini diangkat, Benitez memiliki prosentase penyelamatan 81,91 persen - lebih dari siapapun pada lima liga top Eropa. Dan dengan menghadapi 94 tembakan on target, dia dipaksa bekerja lebih keras daripada pemilik sepuluh clean sheet lainnya.
GoalDalam level personal, catatan lebih dari sepuluh jam tanpa kemasukan antara 21 Oktober dan 16 Desember adalah penegasan betapa pentingnya peran Benitez.
Vieira sangat menyadari apa yang sang kiper berikan untuk timnya, yang secara mengejutkan mampu bersaing memperebutkan tiket Eropa meski dalam periode transisi.
"Dia luar biasa sejak mulai bermain," ujarnya. "Dia kiper istimewa dan peringkat kami berkat performa dia, apa yang ia lakukan sekarang."
Ketergantungan Nice pada Benitez sangat terlihat pada kemampuan ofensif mereka, yang memiliki rata-rata kurang dari satu gol per laga, namun masih bisa menang sepuluh pertandingan. Hanya tim juru kunci, Guingamp, yang mencetak gol lebih sedikit musim ini.
"Kami tidak bisa terlalu mengandalkan dia, tetapi selalu lebih nyaman ketika Anda memiliki kiper dengan kondisi luar biasa," ujar gelandang Pierre Lees-Melou awal bulan ini.





