Rafael Leao L1 GFX 21032018

Koneksi Prancis: Rafael Leao, 'Mbappe Portugal' Meroket Di Lille

Ini mungkin bukan benar-benar resolusi tahun baru, tetapi janji Rafael Leao pada dirinya sendiri untuk mencapai level baru pada 2019 dimulai dengan impresif.

Penyerang Lille berusia 19 tahun itu datang ke Prancis sebagai pemain bebas setelah mengakhiri kontrak dengan Sporting CP menyusul insiden 50 fan menyerbu tempat latihan. Meski awal karirnya di Ligue 1 terganggu cedera, pemain muda ini menampilkan performa yang membenarkan antusias jelang kedatangannya ke Prancis utara.

Dia mencetak empat gol dalam empat pertandingan terakhir dan lima gol dalam 515 menit di atas lapangan, membuatnya menjelma menjadi topskor klub di belakang Nicolas Pepe dan Jonathan Bamba.

"Saya siap!" ujarnya kepada koran Portugal Record pada 2 Januari - dan tampaknya memang demikian.

Leao lahir di Almada dari orang tua Angola dan ia sangat tertarik dengan sepakbola sepanjang hidupnya.

"Saya bertemu dia ketika berusia 14 tahun dan sedikit orang yang memahami cara bermainnya," ujar Tiago Fernandes, yang sekarang melatih Chaves tetapi pernah menjadi mentor Leao kepada France Football. “Dia melakukan hal-hal dengan bola yang tidak bisa dilakukan orang lain. Tetapi dia masih lupa posisinya di lapangan.”

Disebut sebagai "pemain terbaik sepanjang masa di akademi Sporting" oleh Fernandes, bahkan di atas Cristiano Ronaldo, dia menjalani debut tim utama pada usia 18 tahun, melakukan nutmeg pada kiper veteran Iker Casillas saat mencetak gol ke gawang Porto.

Rafael Leao Sporting 02032018Getty

“Dia Mbappe Portugal," ujar presiden Lille Gerard Lopez kepada RMC saat merayakan keberhasilan merekrut Leao mengungguli pesaing seperti Borussia Dortmund dan juga Benfica.

Bagaimanapun juga, Lopez juga dipaksa untuk mementahkan klaim Sporting yang menyatakan mereka berhutang €45 juta seperti dalam klausul penjualan sang pemain - tapi Lille akhirnya menang dan mendapatkannya secara gratis.

Sementara itu, Leao selalu menolak perbandingan antara dirinya dengan wonderkid PSG, Mbappe, yang mencetak gol dalam final Piala Dunia 2018, mengantar Prancis menjadi juara.

"Mbappe adalah Mbappe. Dia pemain luar biasa. Dia berusia 20 tahun dan sudah membuktikan sebagai pemain hebat. Saya Rafael Leao dan saya harus bekerja keras dan membuktikan diri. Dan hari ini, saya bersama Lille untuk melakukannya dan untuk berkembang," ujarnya pada Desember.

Tetapi seperti sang superstar Prancis, ayah Leao, Antonio, memiliki peran besar dalam karirnya. Jika ia mengambil keputusan sendiri, dia mungkin masih berada di Sporting, tetapi ayah dan agennya membimbingnya ke Prancis.

"Dia ingin kembali ke sini tetapi mereka tidak membawanya kembali," ujar Sousa Cintra, presiden Sporting kepada SIC Noticias . “Agen dia mendapat kartu merah dan tidak boleh menginjakkan kakinya di sini lagi.

"Kami sudah melakukan negosiasi dengan klub-klub besar dan sekarang dia terjebak di Lille ketika dia bisa ke Real Madrid.'

Antonio sangat ingin membawa anaknya ke Lille karena bagaimana mereka mendidik pemain muda di masa lalu seperti Eden Hazard, dan terbaru seperti Pepe dan Bamba.

Pelatih Christophe Galtier, sementara itu, merasa cemas Leao layak mendapatkan kesempatan bermain dan tidak menjadi starter karena reputasinya.

"Dia mulai kehilangan kesabaran, marah di latihan karena ada pertandingan yang ia bisa terlibat tetapi situasi tidak mengizinkannya," sang pelatih menerima setelah memberinya kesempatan starter pertama, di mana ia mencetak gol ke gawang Caen. "Dia pemain yang bisa menjambak Anda, tetapi beberapa menit kemudian memberi Anda banyak harapan dan senyum."

Rafael Leao L1 GFX 21032018

Sekarang, bagaimanapun juga, gol-golnya telah membuatnya menyegel posisi nomor sembilan Lille.

"Saya sangat gembira," ungkap Leao usai kembali mencetak gol akhir pekan lalu. "Ini penting bagi saya, ini memberi motivasi ekstra untuk terus bekerja keras dan memberi yang terbaik."

Seperti yang diungkap Galtier, Leao masih jauh dari sempurna, sang pelatih ingin dia lebih efisien dalam bertahan dan menilai penempatan posisinya masih perlu ditingkatkan.

Namun bakatnya untuk menjadi pemain besar sudah terlihat. Dia memiliki kecepatan dan teknik menawan, mampu bermain melebar jika diperlukan, tapi kekuatannya di udara jauh di atas rata-rata.

Bagi pemain muda untuk memiliki kedewasaan tinggi di depan gawang merupakan hal impresif, sementara pemahamannya terhadap taktik terus meningkat.

"Dia berkembang dan bekerja keras," ujar Galtier. "Hubungan dengan pemain lain mulai menyatu. Kehadirannya terasa dan efektif di dalam kotak, saya yakin dia menjadi starter tujuh kali dan sudah mencetak lima gol."

Mungkin dia bukan Mbappe, tetapi jika dia memenuhi janji tahun barunya, maka nama Rafael Leao akan menjadi salah satu striker paling ditakuti di Ligue 1.

ARTIKEL TOP PEKAN INI I
1.Emiliano Sala Sempat Kirim Pesan Hilang Kontak
2.Daftar Pemain Persija Jakarta Untuk Liga Champions Asia
3.Marcus Rashford Berpotensi Pensiun Dini
4.Marcelo Minta Dijual Ke Juventus
5.Swafoto Di Pesawat Pribadi, Cristiano Ronaldo Tuai Kecaman
Selengkapnya:
Daftar Artikel Terlaris Goal Indonesia
Footer Banner Ligue 1
Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0