Kompetisi Liga 1 2022/23 sedang dihentikan sesuai keputusan federasi, PT Liga Indonesia Baru, dan juga Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Pemberhentian kompetisi ini tak lepas dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menelan korban ratusan nyawa selepas laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.
Sementara ini diketahui bahwa setidaknya Liga 1 akan dihentikan selama dua pekan, tapi bukan tidak mungkin kompetisi Indonesia harus hiatus lebih dari rentang waktu tersebut.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator menggelar pertemuan dengan seluruh kontestan Liga 1, Sabtu (8/10). Pertemuan ini tentunya membahas segala hal terkait nasib kompetisi.
Mereka yang hadir antara lain Juni Rachman (komisaris utama LIB), Ferry Paulus (komisaris LIB), Munafri Arifuddin (komisaris LIB), dan Andogo Wiradi (komisaris LIB).
Lalu ada jajaran direksi LIB di antaranya Akhmad Hadian Lukita (Direktur Utama LIB), Sudjarno (Direktur Operasional LIB) dan Anthony Chandra Kartawiria (Direktur Keuangan LIB). Juga dipastikan tidak ada klub yang absen pada agenda managers meeting ini.
Dalam rilis LIB, Sudjarno menjelaskan bahwa saat ini semuanya bersifat menunggu arahan pemerintah. Sebagaimana diketahui, pemerintah memang turun tangan untuk menginvestigasi tragedi Kanjuruhan, lalu berkomunikasi dengan FIFA soal perbaikan sepakbola Indonesia.
"Bahwa pertemuan rekan-rekan klub di Kemenpora akan dijadikan rujukan LIB bersama PSSI untuk berkoordinasi lebih intensif. Tentu menjadi kewajiban LIB, PSSI bersama-sama semuanya melakukan langkah-langkah koordinasi yang intensif untuk bisa mendapatkan kepastian," ucap Sudjarno.
"Kami dari LIB juga akan membuatkan opsi-opsi atau skenario-skenario yang sudah kita dapatkan dari masukan-masukan dewan komisaris atau juga para klub perihal kepastian kelanjutan kompetisi. Hasil pertemuan ini akan kami tindak lanjuti dan kami laporkan ke federasi," tutupnya.