Gelandang Jerman, Joshua Kimmich mengatakan "impian masa kecilnya" bermain di Piala Dunia dinodai oleh kritikan terus menerus yang ditujukan kepada tuan rumah Qatar dari negaranya.
Jerman menjadi salah satu negara yang vokal mengritik Qatar sebagai tuan rumah turnamen edisi tahun ini. Mulai dari aksi boikot di negara mereka karena tidak senang atas pembatasan konsumsi bir, lalu ada pula kecaman atas pembatasan HAM menyangkut kaum LGBT.
Menanggapi hal tersebut, Kimmich mengatakan dirinya seperti menjalani Piala Dunia kali ini tanpa adanya kegembiraan nyata, jauh seperti apa yang dibayangkan di masa kecilnya.
Apa kata Kimmich tentang Piala Dunia di Qatar?
Kimmich mengacu pada situasi di negaranya, Jerman, di mana tidak ada pesta meriah di luar ruangan yang biasa terjadi dengan ratusan pub dan bar memboikot gelaran turnamen sebagai protes.
"Saya tidak merasa ada kegembiraan yang nyata di sana," ungkap bintang Bayern Munich tersebut.
Kimmich, yang tidak pernah menyatakan bahwa keluhan atau gelombang protes tersebut salah alamat, sebelumnya mengatakan bahwa kecaman yang muncul sekarang sudah terlambat karena FIFA menetapkan Qatar sebagai tuan rumah pada 2010 silam.
"Kita telah berbicara banyak tentang fakta Piala Dunia diberikan di sini. Itu 12 tahun yang lalu, ketika saya berusia 15 tahun, dan sekarang entah bagaimana saya selalu harus mengomentarinya. Saya tidak tahu apakah itu selalu dibenarkan," lanjutnya.
"Tapi kita harus menyeimbangkannya dengan fokus pada aspek olahraga. Maksud saya terlepas dari di mana Piala Dunia berlangsung, ini adalah Piala Dunia, ini adalah kompetisi terbesar bagi kami para pemain sepakbola."
"Adalah mimpi masa kecil yang begitu besar untuk bisa bermain besok, namun entah bagaimana saya merasa bahwa hal tersebut sekarang jarang dibicarakan atau menang Anda benar-benar tidak menantikannya."
Kimmich menatap duel lawan Jepang
Jerman akan memulai kampanye Grup E mereka dengan menghadapi raksasa Asia, Jepang di Khalifa International Stadium pada Rabu (23/11) malam WIB, dan pemain berusia 27 tahun itu sangat menantikannya.
"Saya ingin menantikan Piala Dunia, bahkan jika itu digelar di sini [Qatar]," kata Kimmich. "Ini adalah mimpi besar bagi kami semua, kami semua bersemangat. Kami semua ingin memainkan turnamen yang bagus, kami semua ingin menang besok dan ya, bukan salah kami di mana Piala Dunia berlangsung."
