Ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan, akhirnya memenuhi panggilan pihak kepolisian pada Kamis, 20 Oktober.
Polda Jawa Timur menjadi pihak yang melakukan pemanggilan kepada orang nomor satu PSSI itu, setelah yang bersangkutan sempat mangkir.
Iriawan meminta maaf ketika memenuhi panggilan ini, lantaran ia baru bisa hadir setelah mangkir pada panggilan sebelumnya.
"Terima kasih, hari ini saya telah menghadiri pemanggilan di Polda Jatim. Alhamdulillah selesai," ujar Iriawan dilansir Surya, usai menjalani pemeriksaan selama kurang lebih lima jam.
"Mohon maaf kami pemanggilan pertama tidak bisa hadir, karena ada kegiatan di Kuala Lumpur yakni ada rapat AFC dan FIFA," sambungnya, terkait panggilan pada 18 Oktober lalu.
Iriawan tidak banyak bicara, dan Ahmad Riyadh selaku anggota Komite Eksekutif memberi keterangan terkait panggilan kepada Iriawan.
Sebanyak 45 pertanyaan dilempar pihak kepolisian kepada Iriawan, meliputi identitas diri, legalitas dari PSSI sebagai federasi, struktur, peran dan tugas pokok PSSI ke klub, soal PT Liga Indonesia Baru, hingga panitia pelaksana (panpel).
Kini PSSI dan Iriawan dalam status menunggu langkah berikutnya dari pihak kepolisian. "Itu tergantung penyidik, perkembangannya penyidik, kurangnya nanti seperti apa.. Kami tetap harus kooperatif melaksanakan ini, demi penyidikan di Malang ini agar segara tuntas," tutupnya.
Pemanggilan ini tentunya berkaitan dengan tragedi di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu, usai laga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya. Situasi di sana rusuh selepas laga, hingga terjadi penembakkan gas air mata dan kepanikan massa di dalam stadion, yang berujung ratusan nyawa harus meninggal dunia.
