Kepa Arrizabalaga ChelseaGetty Images

Menerka Nasib Kepa Arrizabalaga Di Chelsea Usai Adu Penalti Piala Liga: Dilego Atau Jadi 'Camat'?

Sejak awal Chelsea sudah merencanakan untuk memasukkan Kepa Arrizabalaga jika laga final Piala Liga Inggris melawan Liverpool berlanjut hingga adu penalti.

Yang mungkin sulit diterima adalah bahwa ia tak ditunjuk sebagai starter di partai pamungkas. Edouard Mendy yang tampil di bawah mistar gawang The Blues sejak menit pertama di Wembley, Minggu (27/2), padahal Kepa selalu bermain di ronde-ronde sebelumnya.

Tak hanya itu, Kepa bahkan tampil heroik sepanjang Piala Liga - memenangkan dua adu penalti buat Chelsea serta mengemas tiga clean sheet.

Penaltinya yang gagal memang merupakan momen menyakitkan, tetapi keputusan untuk tak menunjuknya sebagai starter juga menjadi bukti bahwa waktunya di Stamford Bridge (mungkin) sudah habis.

Manajer Thomas Tuchel juga bisa berpendapat bahwa Mendy bermain gemilang dan menjaga kesucian gawangnya selama 120 menit di hadapan serangan Liverpool. Ia juga bisa bilang bahwa ia sudah mengabari kedua kipernya soal peran mereka, bahwa Kepa yang akan maju jika ada adu tos-tosan.

Beberapa memang mengecam keputusan Tuchel untuk berganti kiper, sampai menyebutnya sebagai sebuah "ide sampah". Tetapi langkah tersebut ia ambil berdasarkan analisis data yang dilakukan petugas spesialis Chelsea.

Analis Chelsea menyaksikan semua penalti ketika dan setelah latihan, dan menyimpulkan bahwa Kepa adalah sosok terbaik untuk menepis penalti di antara kiper-kiper lain di Stamford Bridge.

Kepa Arrizabalaga Chelsea GFX Getty Images

Kepa pun membuktikan kalau mereka memang benar, dengan memenangkan tiga adu penalti secara beruntun, termasuk di Piala Super UEFA awal musim ini dalam situasi serupa.

Pada akhirnya, baik Kepa maupun Caoimhin Kelleher, yang merupakan kiper No. 2 Liverpool tetapi dipasang sebagai starter di final alih-alih Alisson, tak bisa menyelamatkan 21 penalti pertama di Wembley.

Kepa lalu melambungkan penaltinya dan memupuskan asa Chelsea memenangi trofi Piala Liga keenam dalam sejarah mereka.

"Rasanya [kejam] dan kami tak enak padanya, tapi tak menyalahkan dia," ujar Tuchel ketika ditanya GOAL.

"Kami mengambil keputusan yang sama seperti adu penalti terakhir karena Kepa berlatih [penalti] bersama para pemain lain dan mereka semua tahu betapa bagusnya dia."

"Ia punya waktu lebih banyak di latihan untuk melakukan ini dibandingkan Edou, yang lebih sering bermain. Semua tahu betapa bagusnya dia, betapa sulitnya menendang penalti [melawannya] dan hal ini berperan penting dalam rencana kami."

"Sayangnya ia tak bisa melakukan penyelamatan – penalti mereka brilian semua – dan rasanya agak kejam buat dia, karena dia jadi satu-satunya yang gagal penalti, tetapi kami tak menyalahkan dia."

"Kalau mau menyalahkan seseorang, salahkan saya. Saya yang mengambil keputusan, dan saya tak mengambilnya supaya bisa jadi pahlawan." 

Kepa Arrizabalaga Edouard Mendy Thomas Tuchel Chelsea GFX Getty Images

Analis Chelsea sepertinya tidak mempertimbangkan kemampuan Kepa menendang penalti, yang berbuntut pada momen yang lagi-lagi menyakitkan buat sang kiper, yang juga jadi sorotan ketika dia menolak ditarik keluar di laga final Piala Liga edisi 2019.

Sejak saat itu, Mendy didatangkan dari Rennes dengan harga £22 juta dan bisa dibilang menjelma menjadi kiper terbaik di dunia.

Setelah juga tidak dipasang sebagai starter di final Piala Dunia Antarklub, rasanya prospek Kepa untuk mengubah nasibnya dan menjadi kiper No. 1 Chelsea kecil sekali.

The Blues yakin bakal ada berbagai klub yang tertarik mendatangkan Kepa musim panas nanti, setelah sebelumnya bahkan tidak mampu meminjamkan dia di musim-musim sebelumnya.

Yang jelas, mustahil Chelsea bisa mendapatkan kembali £72 juta, angka rekor dunia buat kiper, yang mereka bayarkan demi mendatangkan Kepa dari Athletic Bilbao.

Gagal mengeksuksi penalti penentu adalah momen yang brutal buat Kepa, yang perlahan mulai berhasil mengubah citranya sebagai kiper tak berguna ketika bermain di bawah rezim Frank Lampard.

Tetapi, terlepas dari semua itu, ia sudah mulai kembali menemukan performanya dan menambahkan dimensi dalam permainannya setelah menjadi 'camat' atau cadangan mati semenjak kehadiran Mendy.

Ia sudah melakukan segala yang ia bisa, merebut kembali rasa hormat dari sejawatnya dan disebut-sebut sebagai anggota skuad yang dicintai banyak rekan-rekannya.

Sayangnya, mungkin masa bakti Kepa di Chelsea bakal diingat sebagai dua final Piala Liga kelabu.

Iklan

ENJOYED THIS STORY?

Add GOAL.com as a preferred source on Google to see more of our reporting

0