Meningkatnya kasus COVID-19 di Liga 1 2021/22 membuat PSSI dan operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) menggelar rapat darurat malam ini mengenai kelanjutan kompetisi antaklub sepakbola kasta tertinggi di tanah air itu.
Kasus COVID-19 di sepakbola telah memaksa dua pertandingan Liga 1 mengalami penundaan, yakni duel antara Madura United dan Persipura Jayapura, serta laga yang mempertemukan Persib Bandung dengan PSM Makassar.
Sejumlah kalangan meminta agar Liga 1 di Bali untuk sementara dihentikan hingga para pemain tidak ada yang terpapar COVID-19 lagi. Sementara sebagian lainnya berharap kompetisi tetap berjalan dengan aturan protokol kesehatan (prokes) yang lebih ketat.
Ketua umum PSSI Mochamad Iriawan mengutarakan, kepastian kelanjutan Liga 1 sedang dalam pembahasan malam ini bersama PT LIB. Nasib kompetisi direncanakan diumumkan, Sabtu (5/2).
Menurut Iriawan, tidak mudah menghentikan sementara kompetisi sekarang, sebab hal itu berkaitan dengan agenda konfederasi sepakbola Asia (AFC) dan federasi sepakbola ASEAN (AFF).
“Kami akan melakukan evaluasi dan menggelar rapat darurat. Kami ingin liga jalan terus, tapi kami akan mengevaluasi bagaimana penyebaran ini. Mungkin besok akan disampaikan hasil emergency meeting malam ini dengan direktur LIB, wakil ketua umum dan sekjen PSSI,” jelas Iriawan.
“Kami akan menyampaikan perkembangannya seperti apa, diteruskan dengan situasi [sepert] sekarang, atau kami akan mengistirahatkan dulu, karena tidak semudah itu untuk memberhentikan kompetisi.”
“Sebab, ini eksesnya panjang, karena kompetisi selesainya bisa molor, sehingga nanti liga akan molor lagi, dan tidak sesuai dengan kalender AFC atau AFF.”
Pria yang akrab disapa Iwan Bule ini mengakui munculnya kasus COVID-19 di Liga 1 disebabkan jeda kompetisi, menyusul bergulirnya kalender FIFA pada akhir Januari, sehingga banyak pemain yang memanfaatkannya untuk berlibur. Apalagi Bali merupakan kawasan wisata menarik.
“Kita tahu kan penyebaran omicron cukup tinggi. Tentunya kemarin ada istirahat tanggal 21 sampai 25 [Januari]. Di situ ada kelonggaran, di mana pemain bisa keluar dari hotel. Kami mengharapkan klub bisa mengawasi pemain. Tapi memang di mana-mana ada COVID,” ucap Iriawan.
