Shunsuke Nakamura - Yokohama FCGetty Images

Karier Shunsuke Nakamura Yang Baru Saja Pensiun Di Usia 44 Tahun

Shunsuke Nakamura resmi mengakhiri kariernya sebagai pesepakbola pada usia 44 tahun. Keputusan tersebut baru ia umumkan pada November lalu.

Musim 2022 menjadi akhir kariernya mengolah si kulit bundar, dengan Yokohama FC merupakan klub yang ia bela terakhir, dan tampil di J2 League.

Artikel dilanjutkan di bawah ini

Banyak cerita dalam karier sepakbola Nakamura, mulai dari debut, melanglang Eropa, hingga kemudian jadi legenda Asia. Kota Yokohama di Prefektur Kanagawa, Jepang, menjadi awal dari Nakamura.

Ia lahir pada 24 Juni 1978 di Yokohama, kemudian mulai bermain bola saat berusia lima tahun pada 1983. Pada usia 12 tahun pada 1991, Nakamura bergabung dengan tim muda Nissan Motors FC, klub yang kini dikenal dengan nama Yokohama F. Marinos.

Setelah itu, Nakamura bergabung ke SMA Toko Gakuen di Kawasaki dan mengantarkan sekolahnya masuk final kompetisi antar-SMA se-Jepang pada 1996. Setelah lulus SMA pada 1997, Nakamura memutuskan bergabung dengan Yokohama Marinos, kembali ke tim tempat ia menimba ilmu saat kecil.

Nakamura menjalani debut profesionalnya pada 8 Maret 1997 pada laga J.League Cup melawan Verdy Kawasaki atau yang sekarang dikenal dengan nama Tokyo Verdy, bermain 76 menit pada pertandingan tersebut.

Ia menjalani debut di Liga Jepang alias J1 League pada pekan kedua musim itu, tepatnya pada 16 Maret 1997, melawan Gamba Osaka. Nakamura masuk pada menit ke-55 menggantikan Julio Cesar Baldivieso, meski harus rela melihat tim yang ia bela kalah telak 0-4 dari Gamba Osaka.

Musim itu, ia bermain 30 kali dan mencetak lima gol di semua ajang. Kebintangan Nakamura mulai benar-benar terlihat pada tahun 2000. Dari 32 laga di J1 League, Nakamura mencatat lima gol dan 11 asis, mengantarkan Marinos jadi runner-up J1 League musim tersebut.

Nakamura juga terpilih menjadi MVP alias Pemain Terbaik J1 League 2000. Selain itu, Nakamura juga menjalani debutnya di timnas Jepang pada tahun ini. Ia diturunkan pelatih Philippe Troussier pada laga Kualifikasi Piala Asia 2000 melawan Singapura, 13 Februari 2000.

Gol pertama Nakamura untuk Samurai Biru pada laga berikutnya di Kualifikasi Piala Asia 2000, yaitu kontra Brunei Darussalam pada 16 Februari 2000, mencetak gol pada menit ke-45 dalam kemenangan 9-0 timnas Jepang melawan Brunei.

Pada putaran final, Nakamura berhasil membawa Jepang meraih gelar Piala Asia 2000 dengan mengalahkan Arab Saudi di final. Nakamura masuk ke dalam Tim Terbaik turnamen.

Nakamura berada di persimpangan karier pada tahun 2002. Saat itu, secara mengejutkan Nakamura tak dibawa ke gelaran Piala Dunia 2002 yang dihelat di Korea Selatan dan Jepang. Nakamura merasa bahwa ia harus hengkang ke Eropa untuk mengembangkan permainannya.

Pertengahan tahun 2002, Nakamura memilih untuk bergabung dengan tim promosi Serie A Liga Italia, Reggina.

Nakamura diberikan nomor punggung 10 di Reggina dan klub mampu menjual 250 ribu jersey Nakamura hanya dalam waktu lima bulan.

Total, Nakamura bermain 150 kali dan mencetak 33 gol di J1 League sebelum hengkang ke Eropa. Delapan tahun di Eropa, Nakamura membela Reggina di Liga Italia, Celtic di Liga Skotlandia, dan Espanyol di Liga Spanyol, menahbiskan diri sebagai salah satu pemain paling mentereng dari Asia di dunia.

Ia sempat membawa timnas Jepang kembali juara Piala Asia pada edisi 2004 dengan mengalahkan Tiongkok di partai puncak. Ia bahkan terpilih jadi MVP alias Pemain Terbaik dalam turnamen tersebut.

Setelah sewindu melanglang Eropa, Nakamura memutuskan untuk kembali ke J.League, bergabung kembali dengan Yokohama F. Marinos pada awal tahun 2010. Hal ini ia lakukan agar mendapatkan menit bermain dan bisa dipanggil pelatih Takeshi Okada untuk Piala Dunia 2010.

Nakamura bermain satu kali di gelaran yang dihelat di Afrika Selatan tersebut, dan memutuskan pensiun dari timnas Jepang usai gelaran Piala Dunia 2010. Total, Nakamura bermain 98 kali untuk timnas Jepang dan mencetak 24 gol.

Di level klub, musim itu Nakamura bermain 32 kali di J1 League dan mencetak lima gol, jadi salah satu pemain utama Marinos meski sudah berusia 32 tahun. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Kebintangan Nakamura justru kembali bersinar kala berusia 35 tahun.

Musim 2013, Nakamura yang menjabat sebagai kapten tim tampil luar biasa, berlaga 33 kali, mencetak 10 gol dan enam asis, serta membawa Marinos jadi runner-up J1 League. Saat itu, Nakamura mengalami cedera jelang akhir musim, membuat Marinos kalah tiga kali dalam empat laga terakhir yang membuat mereka disalip Sanfrecce Hiroshima dalam perburuan gelar juara, hal yang dikatakan Nakamura menjadi momen terburuk dalam kariernya.

Nakamura terpilih jadi MVP alias Pemain Terbaik, mengulangi prestasinya pada tahun 2000, dan kini jadi satu-satunya pemain yang pernah meraih gelar MVP J1 League dua kali sepanjang kariernya. Saat itu, ia juga jadi pemain tertua yang menerima gelar MVP J1 League. Nakamura bertahan di Yokohama F. Marinos hingga akhir musim 2016, total bermain 408 kali di semua ajang, mencetak 82 gol, dan 58 asis.

Pada 2017, Nakamura memutuskan hijrah ke klub J1 League lainnya, Jubilo Iwata. Nakamura bermain dua setengah musim di Jubilo Iwata hingga musim panas 2019, dan total bermain 52 kali di semua ajang, mencetak 5 gol dan 12 asis.

Pada pertengahan musim 2019, Nakamura bergabung dengan Yokohama FC di J2 League alias kasta kedua Liga Jepang. Yokohama FC merupakan rival sekota klub masa kecilnya dan klub yang membesarkan namanya, Yokohama F. Marinos.

Musim itu ia bermain enam kali dan mencetak satu gol, membantu Yokohama FC promosi ke kasta teratas sebagai runner-up J2 League. Nakamura bertahan di Yokohama FC hingga pengujung kariernya sebelum memutuskan pensiun pada akhir musim 2022.

Dalam musim terakhirnya, Nakamura bermain enam kali di J2 League dan membantu Yokohama FC jadi juara serta promosi ke kasta teratas Liga Jepang. Total, Nakamura bermain 41 kali di semua ajang untuk Yokohama FC, mencetak satu gol dan dua asis.

Musim 2022 menjadi musim terakhirnya sebagai pesepak bola profesional dan kini memutuskan untuk memulai karier kepelatihan sebagai staf pelatih di Yokohama FC. Tentunya, butuh konsistensi dan dedikasi untuk bisa mencapai usia 44 tahun sebagai pemain, dan dengan keputusan untuk langsung menjadi staf pelatih, merupakan bukti kecintaan Nakamura pada sepakbola itu sendiri.

Iklan