Jarang terjadi Real Madrid gagal mendapatkan target transfer mereka, namun pada akhirnya Los Blancos harus mengakui kegagalan mereka dalam perburuan terhadap Neymar.
Impian mereka untuk melihat penyerang Brasil itu bermain bersama Cristiano Ronaldo di Santiago Bernabeu tidak pernah terwujud dan harapan terakhir untuk menyatukan kemitraan itu menguap ketika pemenang Ballon d'Or lima kali itu pindah dari ibu kota Spanyol ke Juventus pada 2018.
Sekarang, justru Juventus yang memiliki peluang menyandingkan Ronaldo dengan wonderkid terbaru yang mentas dari akademi Santos. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan Madrid. Terlebih lagi, mereka telah memastikan diri mereka dalam proses salah satu kesepakatan transfer terbaik di bursa musim panas ini. Kaio Jorge, 19, menjalani tes medis di Turin pada Rabu (4/8) setelah Juve dan Santos mencapai kesepakatan transfer €3 juta.
Nilai tersebut tergolong murah untuk seorang pemain muda yang dinilai punya label sebagai salah satu pesepakbola paling menjanjikan di Brasil, yang telah menggemparkan Amerika Selatan dalam 18 bulan terakhir sekaligus membuat geram banyak orang di Santos karena menolak untuk memperpanjang kontraknya melebihi Desember besok, yang pada dasarnya memaksa klub untuk menjualnya sekarang atau kehilangan dirinya secara gratis dalam beberapa bulan ke depan.
Dengan biaya semurah itu, Juve tidak akan rugi banyak dalam transfer ini, setelah mengalahkan AC Milan dan Benfica untuk mendapatkan tanda tangan sang pemain. Kaio akan mendapat tempat sebagai striker pilihan keempat di belakang Ronaldo, Paulo Dybala dan Alvaro Morata. Meski waktunya untuk beradaptasi tidak banyak, dengan kualitasnya sang remaja akan menghadirkan dimensi berbeda.
Di saat ada banyak komparasi dirinya dengan Neymar, gaya permainan Kaio sebenarnya lebih sebagai striker sentral, yang berani berkorban untuk membuka ruang bagi rekan-rekan setimnya dan tidak egois memaksakan peluangnya untuk mencetak gol.
Tapi sebagai striker ia tetaplah tajam dan itu terbukti di Vila Belmiro, terutama dalam perjalanan Santos ke final Copa Libertadores 2020, di mana ia mencetak lima gol dalam 12 pertandingan, menandakan bahwa ia juga merupakan penyerang klinis.
"Kaio adalah pemain yang, saat masih muda, bermain dengan karakter yang kian dewasa," kata pelatih Santos, Fernando Diniz kepada wartawan dalam konferensi pers baru-baru ini. "Ketika ia bermain, ia terlihat seperti pemain 27 tahun."
"Ia adalah pemain yang memahami perannya dengan sangat baik, dan bukan hanya untuk Santos, itu sebabnya ada beberapa klub Eropa yang memburunya. Selain memahami perannya, kepercayaan dirinya juga sangat tinggi."
Seperti yang digambarkan Diniz, meski pun usianya masih belia, sang striker memiliki segudang pengalaman dalam situasi menghadapi tekanan.
Debutan termuda keenam dalam sejarah Santos, setelah tampil di tim utama pada usia 16 tahun, Kaio tidak terpengaruh oleh tekanan besar dalam kampanye Copa Libertadores yang melelahkan di tengah pandemi COVID-19 dan melakukan semua yang ia bisa untuk tetap stabil dan bermain hingga final, yang berakhir dengan kekalahan dan krisis finansial klub hingga terpaksa menjual pemain kunci, seperti penggawa internasional Venezuela, Yeferson Soteldo.
Mantan pelatihnya, Cuca, yang membawa Santos ke final Copa Libertadores lawan Palmeiras, menjadikannya titik sentral dalam formasi striker tunggal timnya, mengatakan pada Januari lalu: "Kami senang dengan Kaio."
"Ia tidak hanya peduli tentang mencetak gol, ia bekerja dengan baik secara taktik dan ia memimpin kami dari depan."
Di atas kertas, Kaio tampaknya menjadi sosok partner yang sempurna untuk superstar Juventus.
Saat Ronaldo kemungkinan masih akan tetap menjadi mesin gol utama terlepas apa pun situasinya, bintang Portugal itu memang terbiasa tampil optimal apabila didukung oleh rekan penyerang yang dengan senang hati membiarkannya menjadi pusat perhatian.
Karim Benzema di Madrid dan Mario Mandzukic di musim pertama Ronaldo di Juventus, para pemain luar biasa, mereka memahami peran tersebut dengan sempurna dan memberi CR7 kebebasan untuk unjuk ketajaman.
Kaio tentu saja masih jauh dari level seperti itu, tetapi jika ia bisa memanfaatkan peluang bermain di tim utama sebaik-baiknya, sang remaja bisa menjadi opsi yang menarik bagi Massimiliano Allegri karena pelatih yang baru kembali ke Turin itu ingin mengembalikan Bianconeri ke puncak Serie A dan memutus dahaga prestasi di Liga Champions pada 2021/22.
Jika tidak ada yang lain, maka tidak ada lagi mentor yang lebih baik bagi sang youngster ketimbang Ronaldo, pemain andalan Juventus yang telah memecatkan banyak rekor pada usia 36 tahun.


